Agar Anak Mau Bekerjasama

 

Wendy L Hunter, M.D., seorang dokter anak di Rady Children's Hospital-San Diego dan juga penulis Parents Magazine mengemukakan enam strategi agar anak mau bekerjasama dengan orangtua.
 

Tarik perhatiannya
Sama seperti anak yang sering menuntut perhatian Anda, usahakan untuk mendapatkan perhatiannya ketika Anda memerintahkan sesuatu kepadanya. Faktanya, penelitian menunjukkan, kemungkinan anak mau bekerjasama tergantung pada apa yang sedang ia lakukan saat ayah/ibu mengajukan permintaan. Misalnya, ketika anak tak juga pergi menggosok gigi setelah Anda menyuruhnya lima kali, mungkin ia memang tidak sadar Anda sedang berbicara dengannya. Artinya, pastikan anak sedang tidak sibuk dengan mainan atau hal lain, lakukan kontak mata, dan bicara langsung kepadanya (tidak peduli berapa umurnya) ketika Anda mengarahkan sesuatu kepadanya.
 

Ciptakan fantasi
Karen Carson, M.D., seorang dokter anak di Roswell, New Mexico, menggunakan trik dengan menciptakan skenario. "Saya akan mengatakan langsung di telinga si anak kalau saya baru saja melihat Elmo, Dory, atau Spider-Man saat akan mengganti popoknya atau mengajaknya makan ketika ia ‘kabur’. Cari karakter yang ia sukai, atau Anda bisa menggunakan cara lain seperti menyanyikan lagu kesukaannya, mengisahkan sebuah cerita, atau membuat suara lucu saat ingin mengarahkan sesuatu kepadanya.
 

Jangan bertanya, perintahkan saja
Sebuah studi yang saya lakukan sendiri kepada anak-anak berusia 3-7 tahun menunjukkan, saran seperti "Dapatkah kamu meletakkan sepatumu di sana?" ternyata tidak membuahkan hasil yang baik dibandingkan jika saya memberi arahan yang jelas seperti, "Letakkan sepatumu di sana". Anda juga bisa belajar dari cara anak berkomunikasi. Perhatikan kata-kata yang ia gunakan saat meminta seorang teman melakukan sesuatu, dan bandingkan dengan cara Anda mengungkapkan permintaan yang sama. Berbicaralah dalam ungkapan-ungkapan sederhana atau ucapkan hal yang sama dengan dua cara yang berbeda. Dengan begitu anak akan lebih mengerti Anda dan bisa belajar kata baru.

Bersabarlah
Menurut Kristina Robert, seorang perawat E.R. pediatrik di Rumah Sakit Johns Hopkins, di Baltimore, anak cenderung mau diajak bekerjasama jika mereka tidak merasa terburu-buru. Di sisi lain, penelitian menunjukkan, orangtua sering kali tidak memberi anak cukup waktu untuk merespons arahan. Ingat, Bunda, anak-anak tidak dapat beralih tugas dengan mudah atau cepat.

 
Tawarkan pilihan
Kathleen Romero, M.D., seorang dokter anak di Rumah Sakit Sinai, di Baltimore, membiarkan pasiennya memutuskan mana telinga yang mereka inginkan untuk dilihatnya terlebih dahulu. Jika ia menolak, Anda bisa mengatakan, "Kalau begitu, aku akan meminta ayah atau ibumu untuk memilih.” Ini dapat mendorong anak berbagi proses pemikiran mereka sekaligus membantu mereka belajar bernegosiasi (salah satu keterampilan sosial).
 
Misalnya, anak menolak hadir dalam kelas renang hari ini, jangan segera menolak permintaannya tapi biarkan ia menjelaskan alasannya. Jika argumennya masuk akal, Anda bisa “meloloskan” keinginannya dan memintanya berjanji untuk berlatih ekstra di minggu berikutnya.
 

Puji dengan tepat
Menunjukkan keberhasilan dapat memberi kepercayaan dan kebanggaan kepada pasien saya, terutama saat mereka gugup. Ketika anak-anak merasa senang dengan apa yang telah mereka lakukan, mereka ingin melakukan lebih dari itu. Kuncinya adalah memastikan pujian Anda sesuai dengan tugas. Misalnya, “Ibu tadi lihat kamu meletakkan piring kotormu di kitchen zinc. Keren! Ibu bangga karena kamu melakukannya tanpa disuruh,”  alih-alih “Kamu penolong Ibu yang hebat.
(Ester Sondang)

 

 



Artikel Rekomendasi