Anak yang Diasuh dengan Kasih Sayang Lebih Mudah Bersedekah

 

Foto ilustrasi (Freepik)


Kasih sayang yang ibu berikan kepada anak ternyata memengaruhi perilaku anak terhadap orang lain. Anak-anak yang diasuh dengan penuh kasih sayang oleh ibunya, cenderung mudah berempati dan murah hati dalam bersedekah kepada sesama. 

Penelitian yang dilakukan oleh University of California, Davis menemukan hal tersebut. Sebanyak 74 anak berusia 4 tahun dites oleh penguji, bersama dengan orang tua. Mereka diberi kesempatan untuk berbagai dengan menyerahkan token milik mereka kepada anak-anak fiksi yang membutuhkan. 

Dua tahun kemudian, saat anak-anak tersebut berusia 6 tahun, penelitian kembali dilakukan dan dianalisis. Hasilnya, menurut profesor psikologi UC Davis, Paul Hastings yang juga memimpin penelitian tersebut, anak-anak yang memiliki hubungan cinta kasih yang kuat dengan ibu cenderung menyumbangkan lebih banyak dari token mereka. 

"Pada kedua usia (4 dan 6 tahun), anak-anak dengan regulasi fisiologis yang lebih baik dan dengan ibu yang mengungkapkan cinta kasih yang lebih kuat cenderung menyumbangkan lebih banyak dari milik mereka," kata Paul.

"Para ibu yang penyayang kemungkinan besar mengembangkan hubungan dekat secara emosional dengan anak-anak mereka. Dan itu memberikan contoh awal orientasi prososial terhadap kebutuhan orang lain," ujar Paul.

Dalam setiap penelitian yang dilakukan di laboratorium, setelah memasang monitor untuk merekam aktivitas detak jantung anak-anak, penguji memberi tahu anak-anak bahwa mereka akan mendapatkan token untuk berbagai aktivitas, dan token tersebut dapat diserahkan untuk mendapatkan hadiah. Token itu dimasukkan ke dalam kotak, dan setiap anak akhirnya mendapatkan 20 token hadiah. 

Kemudian sebelum sesi berakhir, anak-anak diberitahu bahwa mereka dapat mendonasikan seluruh atau sebagian token mereka kepada anak-anak lain (pada contoh pertama, mereka diberitahu ini untuk anak-anak sakit yang tidak dapat datang dan bermain, dan pada contoh kedua, mereka diberi tahu bahwa anak-anak itu mengalami kesulitan).

Pada saat yang sama, penguji juga mewawancarai para ibu untuk mengetahui bagaimana wujud kasih sayang hadir dalam aktivitas pengasuhan di rumah. Peneliti mendapat beberapa pernyataan dari para ibu tersebut, seperti:

"Saya lebih suka terlibat dalam kegiatan yang membantu anak saya, daripada kegiatan yang hanya membantu diri saya sendiri."

"Orang-orang yang saya temui di pekerjaan dan tempat umum mana pun, saya akan berada di sana jika mereka membutuhkan saya."

"Saya lebih suka menderita sendiri daripada melihat orang lain (orang asing) menderita."

Selain mengamati kecenderungan anak-anak untuk menyumbangkan token mereka, para peneliti juga melihat bahwa menjadi lebih murah hati tampaknya menguntungkan anak-anak. Pada usia 4 dan 6 tahun, catatan fisiologis menunjukkan bahwa anak-anak yang menyumbangkan lebih banyak token cenderung lebih tenang setelah kegiatan, dibandingkan dengan anak-anak yang menyumbangkan sedikit token. 

Paul Hastings menyimpulkan bahwa sedekah atau berderma yang dilakukan anak-anak menghasilkan perasaan baik dan tenang kepada mereka. 

Studi ini dipublikasikan pada November di Frontiers in Psychology: Emotion Science. 



ALI

 



Artikel Rekomendasi