Balita sering merengek

 

Balita terlalu sering merengek. Bahkan bicara pun nadanya merengek. Menurut Michele Borba, EdD, psikolog anak dari University of San Francisco, California, Amerika Serikat, dan penulis buku Parents Do Make a Difference, anak usia 1-2 tahun memang sering merengek. Salah satu alasannya karena merengek adalah salah satu cara mereka untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dan diinginkan, terutama sewaktu anak-anak belum mampu berkomunikasi verbal dengan baik.

Cari perhatian. Menurut Michele,  merengek juga ditemukan dalam milestone masa kanak-kanak dan di usia 1-2 tahun anak lebih sering merengek dibandingkan rentang usia lainnya. “Sebab, dengan kemampuan berkomunikasi yang masih rendah, anak usia 1-2 tahun menyadari bahwa merengek cukup ampuh digunakan untuk mencari perhatian orang tua atau memaksa orang tua memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka, termasuk saat ia merasa tidak nyaman,”  ujar Michele. Ketika orang tua tidak tanggap pada kebutuhan atau keinginannya, maka anak bisa mengeluarkan rengekan yang kian menjadi-jadi. Lama-lama bila rengekannya selalu diabaikan, bisa saja terbentuk menjadi gaya anak saat berbicara atau menginginkan sesuatu.

Cari tahu pesan di baliknya! Itu sebabnya, sebaiknya Anda peka menghadapi si kecil yang senang merengek. Coba cari tahu makna atau pesan di balik rengekannya, apakah ada sesuatu yang ingin ia katakan atau ungkapkan. Psikolog anak dari University of San Francisco, California, Amerika Serikat, dan penulis buku Positive Discipline for Preschoolers, Dr. Jane Nelsen EdD, mengingatkan orang tua untuk mengontrol diri menghadapi balita yang sering merengek. Itu karena, tidak sedikit orang tua kesal, marah-marah dan mencubit untuk menghentikan rengekan anaknya yang  seperti kaset rusak. “Dengarkan dengan sikap yang lembut tapi tegas,” ujar Jane.

Baca juga:
Hadapi balita merengek
Menangani Balita Tantrum

 



Artikel Rekomendasi