Belajar Ketrampilan Sosial di Rumah

 

foto:shutterstock

Banyak orang tua mengkhawatirkan perkembangan ketrampilan sosial anak di masa pandemi ini. Menjaga jarak fisik, menjauhkan keluarga kita dari keluarga-keluarga lain. Berteman, bertemu banyak orang, adalah bagian penting dalam melatih keterampilan sosial anak.
 
Apa saja faktor penting dalam keterampilan seorang anak? Keterampilan sosial mencakup banyak hal, yaitu:

- Mengatasi rasa kecewa dengan cara yang benar
- Menunjukkan emosi
- Cara menanggapi orang lain di luar keluarga
- Bergantian
- Melakukan kontak mata
- Mendengarkan tanpa menginterupsi
- Bermain secara fair
- Berbagi
- Menerima kemenangan dan kekalahan
- Menggunakan salam dan tatacara yang layak

 
Bagaimana membentuk ketrampilan-ketrampilan itu tanpa ‘lawan’ atau tanpa kehadiran teman sebaya anak?

1. Menggunakan sudut pandang. Gunakan film kartun untuk anak, menontonlah bersama. Bahas untuk  setiap adegan, apakah itu sedih atau gembira. Menanyakan kepada anak, bagaimana perasaan dia sendiri bila berada pada situasi yang sama. “Kalau menurutku, di aitu sedang ketakutan. Dia dikejar-kejar mau dikurung.” Ini penting untuk anak belajar mengidentifikasi pikiran dan perasaan orang lain. Gunakan boneka tangan, buat percakapan mengenai perasaan.
 

2. Bermain karakter. Gunakan boneka-boneka anak, misalnya barbie, poppa pig, Winnie the pooh, Iore, dan sebagainya. Kalau anak Anda punya mainan peralatan memasak, gunakan, misalnya pura-pura membuat cake ulang tahun. Buatkan dialog, misalnya barbie dengan pooh. “Hari ini Iyore ulang tahun, lho. Kamu tahu nggak cara memberi selamat untuk teman yang berulang tahun?” Dengarkan jawaban anak, lalu tanggapi, “Betul! Kita akan bilang, selamat ulang tahun kawan.” Ajak anak berpura-pura meniup lilin. Tanyakan pada anak, kalau hari itu adalah hari ulang tahunnya, bagaimana perasaan dia. Senang, atau tidak senang.
 

3. Bergantian. Bisakah anak hanya satu belajar bergantian? Keluarkan sebuah mainan istimewa yang hanya boleh dimainkan sesekali saja. Misalnya kapal terbang dengan remote control. Izinkan anak memainkannya selama lima menit. Nyalakan alarm. Setelah lima menit, minta anak memberikan mainan itu pada kakaknya.
 

4. Main dengan board game. Board game paling mudah yang dapat dilakukan oleh balita adalah ular tangga. Aturan main ular tangga ini tergolong mudah dipahami oleh anak. Ajarkan anak soal aturan main yang harus dipatuhi. Hindari board game rumit dengan aturan yang njlimet.
 

5. Menyelesaikan masalah dengan benda-benda. Siapkan paper clip, kapas, perekat, gelas kertas, sedotan, sendok, dan sebagainya. Buatlah ‘sandiwara’, misalnya Anda ingin minum. Peralatan apa yang Anda perlukan, minta anak mengambil salah satu benda itu. Apakah sendok, atau sedotan, atau paper clip?
 

6. Pertemuan virtual dengan saudara atau sepupu yang tinggal berjauhan. Jangan hanya bertemu untuk ‘dadah-dadah’. Rancang waktu agak lebih panjang, buka layar laptop yang lebar, kemudian minta anak dan saudaranya mewarnai gambar bersama.
 

7. Bermain restoran. Permainan ini mengajarkan anak sopan santun. Secara bergantian, bunda dan anak berperan sebagai waiter dan pembeli. Beri contoh cara menghidangkan makanan dengan sopan. Beri contoh juga cara buruk menunggu pesanan. Misalnya Anda mengetuk-ngetukkan sendok di atas piring. Kemudian, tanyakan pada anak, bila dia sebagai waiter atau pengunjung restoran, apakah dia akan terganggu dengan polah buruk macam itu. Jelaskan pada anak bahwa menunggu disajikan makanan sambil mengetuk piring adalah perbuatan tidak sopan.
 
Imma Rachmani
 
 

 



Artikel Rekomendasi