Gangguan Saraf Bernama Hyperlexia

 

Foto: shutterstock

Masih kecil sudah pintar membaca. Siapa yang ngajarin? Ngga ada. Tiba-tiba dia bisa baca. Bunda tentu merasa bangga bila punya balita sepintar itu. Tak perlu susah-susah mengajarinya membaca, karena anak sudah punya minat pada huruf, kata, dan….buku!
 
Tahun 1967 ditemukan istilah hyperlexia, yaitu kemampuan membaca pada balita di tingkat mahir, tetapi tidak disertai pemahaman terhadap isi bacaannya.
 
Ketika istilah hyperlexia dicetuskan pada tahun 1960, istilah itu digunakan secara spesifik untuk menggambarkan anak dengan masalah perkembangan saraf yang ditandai dengan kamampuan memabaca kata dengan sempurna. Demikian pendapat Laura Justice, Ph.D – Ahli ilmu bicara dan mendengar, pengajar psikologi di universitas O-hio - yang dikutip oleh Sherri Gordon dalam verywellfamily.com.
 
Menurut Justice, dalam hyperlexia kemampuan membaca lebih unggul daripada kemampuan kognitif. Anak-anak yang menyandang hyperlexia sering belajar sendiri, membaca lebih baik dari yang diharapkan di usianya, tetapi mereka kesulitan memahami makna bacaannya. Mereka unggul  dalam memecahkan kode kata-kata yang tertulis, tetapi tidak dapat memahami.
 
Berkaitan dengan autis
Limapuluh tahun setelah istilah hyperlexia dicetuskan, kondisi itu sekarang dikaitkan dengan autism, dan sering dilaporkan sebagai salah satu dari kemampuan yang unggul pada autis. Meski begitu, para ilmuwan belum menentukan bagaimana kaitan antara kondisi autistic dengan tingkat membaca yang khas.
 
Hyperlexia dikaitkan dengan autism karena sebanyak 84% anak hyperlexia diidentifikasi memiliki spektrum autism. Tetapi hanya 6-14% anak autis yang didiagnosa memiliki hyperlexia. Mungkin juga hyperlexia terjadi bersamaan dengan gangguan perkembangan saraf lainnya.
 
Hyperlexia muncul gejalanya pada anak di usia 2 – 4 tahun. Tetapi kenyataannya ada anak usia 2 – 4 tahun yang sudah mahir membaca. Berarti ada anak  yang mulai membaca di usia 18 – 24 bulan.
 
“Jadi, orang tua dapat mengenali anak hyperplexia sejak usia 18 bulan,” demikian Dr. Robert Naseef, Ph.D, psikolog dari Pennsylvania – seperti dikutip Sherri.  Anak hyperlexia sangat tertarik dengan huruf, sama halnya dengan anak autism yang berminat pada satu hal tertentu. Bagi anak hyperlexia, membaca adalah bentuk perilaku yang diulang-ulang, terbatas pada decoding sebagai tujuan utama. Bukan pada pemahaman.
 
Bawa ke ahli tumbuh kembang
Bunda, bila bunda mendapati balita Anda sudah sangat mahir membaca, coba cari tahu apakah dia paham isi bacaannya. Anak usia 4 tahun sudah pintar bicara, cukup usianya untuk bercerita.
 
Bawa ke dokter ahli tumbuh kembang untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, misalnya apakah anak Anda memberi respon terhadap bunda. Apakah anak juga punya interaksi yang baik dengan anak lain.
 
Bila anak sudah lebih besar, misalnya umur 4 tahun dan tampak sangat pandai mengucapkan kata-kata dan membaca buku, perhatikan dengan seksama terutama jika mereka belajar membaca di luar konteks sosial yang umum. Untuk anak hyplerlexia, membaca adalah sesuatu yang mereka lakukan sendiridan dilakukan secara ototdidak. Jika Anda mendapati pol aini, bicarakan dengan dokter ahli tumbuh kembang.(IR)

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Ganguan Spektrum Autisme

Gangguan perkembangan yang mengakibatkan anak (sejak lahir atau beberapa bulan setelah lahir) mengalami kelambatan dan penyimpangan dari pola perilaku normal pada 3 area perilaku: hubungan sosial dan ... read more

post4

Spektrum Autisme, Perlu Terapi Terpadu

Boleh dibilang, kata autisme seakan-akan jadi momok bagi banyak orang tua. Tidak heran, karena jumlah angka kejadiannya di seluruh dunia terus meningkat. Tak terkecuali di Indonesia. Untuk saat ini, t... read more