Harus Bagaimana Kalau Anak Melakukan 5 Hal Membahayakan Ini?

 

 
Fotosearch
Memiliki anak balita memang tidak mudah. Tahapan eksplorasinya membuat si kecil selalu mencoba hal-hal baru.

Rasa penasaran dan keingintahuannya terkadang membahayakan baginya, hingga berbagai perilaku yang dilakukannya membuat Anda khawatir bukan kepalang.

Berikut 5 perilaku membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun anak lain, yang dilakukan si kecil, dan bagaimana cara Anda menghadapi perilaku tersebut.

MEMECAHKAN BARANG DI RUMAH ORANG
Malu banget, takut dianggap orang tua yang tak mengajari anak sopan santun! Wajar jika muncul perasaan tersebut.

Pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengajak anak meminta maaf kepada tuan rumah. Dengan meminta maaf langsung, si kecil belajar bahwa apa yang dilakukannya adalah salah.

Jika pecahannya berbahaya, minta si kecil menjauh atau duduk di kursi, sementara Anda membersihkannya.

Setelah suasana tenang ajak si kecil bicara dan mengatakan, “Pemilik benda itu tentu sedih gelasnya pecah. Sedihnya sama dengan kamu, saat mainanmu hilang.” Dengan itu anak belajar memahami perasaan orang lain.

MEROSOT DARI UJUNG TANGGA ATAS
Tiba-tiba Anda melihat si kecil sudah duduk di ujung tangga atas. Sebelum Anda mencegahnya, ia sudah melorotkan tubuhnya di pegangan tangga, bahkan sambil tertawa-tawa. Sesaat jantung serasa berhenti berdetak.

Sengeri apapun Anda, hindari berteriak agar anak tidak merasa panik dan melakukan tindakan yang tidak diharapkan.

Beri penjelasan bahwa perosotan sebaiknya dilakukan di taman. Perosotan di pegangan tangga bisa membuatnya jatuh dan terluka yang akan membuat ia tidak bisa bermain.

MEMAINKAN BENDA TAJAM
Wah, Anda pasti melotot dan berlari. Betul, dalam situasi  seperti itu yang dibutuhkan oleh Anda adalah aksi tanggap.

Mengambil langsung benda tajam yang dipegang oleh si kecil. Namun lakukan dengan hati-hati.

Aksi tanggap ini adalah hasil dari kemampuan Anda mengelola emosi sehingga dapat memberikan respon yang baik di depan si kecil.

Setelah itu jelaskan kepada si kecil bahwa benda tajam, pisau atau gunting bukan untuk menjadi mainan, tapi gunanya untuk memotong sesuatu.

Tunjukkan cara pisau dan gunting bekerja. Lalu jelaskan apa yang terjadi, jika benda itu menggores kulit, padahal kulit kejepit sedikit saja sudah sakit. 

MEMEGANG COLOKAN LISTRIK
Sama saja seperti problem yang lain. Usahakan untuk tidak berteriak agar si kecil tidak merasa panik.

Akan lebih tepat, jika Anda dapat menjaga si kecil dengan memberikan arahan, menahan tubuh anak, mengatakan stop, bahkan membawa anak menjauh dari tempat berbahaya tersebut daripada berteriak atau melakukan sesuatu yang ekstrem.

Membenahi peralatan yang dapat menyebabkan bahaya merupakan tindakan pencegahan yang baik. Tak lupa, berikan edukasi pada si kecil tentang area-area dan benda berbahaya apa saja yang tidak boleh ia jangkau.

ANAK MENDORONG TEMANNYA
Rasanya ingin marah karena kecewa dan khawatir si kecil mencelakakan orang lain.

Namun, tarik napas dan bertindaklah cepat dengan menolong anak yang didorong. Setelah itu, hampiri si kecil dan peluk erat untuk meredakan kemarahannya. 

Sebab, bisa saja anak berperilaku agresif, karena merasa ‘terancam’. Misalnya, mainannya diambil tanpa izin.

Kemarahan anak biasanya muncul dalam  bentuk  fisik, seperti memukul atau mendorong. Karena ia belum bisa mengukur kekuatannya, ia tidak sadar bahwa kelakuannya itu menyakiti orang lain.

Untuk itu, Anda tak perlu marah, tapi peluk, dan setelah tenang, katakan, “Bunda tahu kamu kesal, tapi mendorong teman juga akan membuatnya sakit. Lain kali, kalau kamu tidak suka, bilang saja tidak suka, tidak perlu mendorong.”


Baca Juga:
Manfaat Bermain Untuk Balita
7 Permainan Membuat Anak Lebih Aktif
5 Teknik Mendisiplinkan Anak

 



Artikel Rekomendasi