Idul Fitri Tanpa ART, Ajak Anak Bersihkan Rumah

 

Foto: shutterstock


Asisten Rumah Tangga Anda buru-buru mudik, takut terkena larangan mudik. Bagaimana mengajak anak Anda yang berusia 5 tahun untuk membantu membersihkan rumah? Atau, bagaimana memintanya menjaga adik supaya jangan rewel? Balita biasanya malah mengacak-acak. Bagaimana menyikapinya?

Selama ini Anda lebih sering melarang anak Anda untuk untuk membantu urusan rumah ketimbang membiarkannya ikut membereskan rumah. Mengapa? Psikolog Jerman, Dr. Claudia Martin mengungkapkan penyebabnya, orang dewasa mengukur keberhasilan menyelesaikan pekerjaan rumah berdasar kecepatan kerja. Sementara, anak-anak baru puas kalau mereka dapat melakukan sebuah pekerjaan dengan tepat.

Beda cara belajar. Penyebabnya jelas, cara pandang yang berbeda. Yakni perbedaan yang sangat mendasar antara cara belajar orang dewasa dengan anak-anak. Sebuah studi terhadap 1400 anak di Jerman memperlihatkan pencapaian anak dan orang dewasa dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tertentu tidaklah kalah, bahkan lebih baik.

Sebagai contoh dalam menjemur pakaian di tali, anak-anak lebih akurat dan rapi menyusun dibanding orang dewasa. Hanya saja anak-anak butuh waktu sedikit lebih banyak.

Nah, menurut Dr. Martin, faktor ketidaksabaran orang dewasalah yang menyebabkan pekerjaan rumah sering kali buru-buru diambil alih orang tua. Sebab, orang tua terbiasa memanfaatkan waktu seefektif dan seefisien mungkin. Sedang anak-anak dianggap lebih banyak bermain.

Proses mandiri. Oang tua seringkali juga lupa. Investasi waktu yang diberikan orang tua saat anak mengerjakan tugas rumah tangga sederhana memberi kontribusi besar untuk kemandirian anak. Agar Anda dan anak Anda menikmati kegiatan bersama mengerjakan pekerjaan rumah, sisihkan selalu pekerjaan rumah dengan porsi yang sesuai untuknya.

Sebagai contoh, Anda dapat meminta bantuannya menggambar di sisi kertas catatan daftar belanjaan Anda terutama agar Anda tak terlewat untuk membeli kebutuhan penting. Atau, bereskan cucian bersih yang telah dijemur dengan cara bermain. Misalnya, memancing kaus kaki. Anda bisa mengajarkan mencari kaus kaki dari tumpukan pakaian bersih dan memasangkannya bersama pasangannya.

Bekerja dengan si balita memang menyita lebih banyak waktu. Tetapi ini tak akan berlangsung lama. Sebab, ketika anak terampil berlatih dan memasuki usia sekolah, Anda akan memetik hasil yang pasti menyenangkan. Anak tak hanya mampu mandiri. Paling tidak, ia akan memiliki insiatif membereskan kamar, tanpa Anda suruh atau paksa. Artinya juga, Anda lebih hemat tenaga, bukan?

Orang tua happy, anak pun bangga

Kepulangan asisten rumah tangga Anda bukan tidak mungkin disambut gembira oleh anak Anda yang berusia 5 tahun. Ia merasa saat inilah kesempatan baginya untuk menunjukkan pada Anda bahwa ia anak besar. Sambut antusiasme anak. Lakukan ini:

- Bagi tugas antara ayah, bunda, dan anak. Anak usia 5 tahun sudah mahir memberesi tempat tidurnya sendiri, mencuci piringnya sendiri, mengangkat jemuran, dan bisa diajarkan memasak nasi dengan rice cooker.

- Turunkan standar. Bila biasanya Anda mengharuskan ART mengepel lantai dua kali sehari, turunkan standar Anda. Atau, bila Anda tidak ingin rumah selalu kotor, bersihkan lantai pada malam hari saat anak-anak sudah tidur. Di pagi hari lantai rumah masih bersih. 

Standar lain yang perlu Anda turunkan adalah tidak harus selalu menyeterika baju. Lipat, dan simpan cucian kering. Anda hanya perlu menyetrika saat akan dikenakan. 

- Pahami anak, bila ia punya alur kerja yang lambat. Selalu berikan pujian atau ucapkan terima kasih ketika dia mampu meletakkan handuk di tempatnya, mandi sendiri dengan bersih, meletakkan baju kotor di keranjang, memberesi sepreinya, dan bisa memasak nasi dengan baik. Jangan bandingkan hasil pekerjaannya dengan hasil pekerjaan Anda. Ini hanya akan membuatnya merasa tidak berarti, rendah diri dan tidak bahagia. Kalau Anda ingin mengoreksi hasil pekerjaan, jangan lakukan di depan anak, tapi lakukan diam-diam. 




 

 



Artikel Rekomendasi