Komunikasi Efektif dengan Balita

 

Foto: shutterstock


Bunda bicara, anak Anda menutup kupingnya. Bagaimana membuat anak mau duduk dan mendengarkan bunda bicara?

 

Mengapa tiba-tiba si 3 tahun jadi sulit diatur? Makan belum selesai sudah turun dari kursi dan mondar-mandir. Membujuknya kembali ke kursi dan menghabiskan makanannya, sulit. 

 

Tak perlu putus asa, karena banyak cara untuk bicara dengan balita. Berikut ini beberapa teknik agar anak mau mendengarkan.

 

1. Teknik 1: Pujian

Pujian menghasilkan rasa senang. Sesuatu yang menimbulkan rasa senang akan diulang. Begitu pula saat Ana memberikan pujian terhadap perilaku baiknya. “Anak pinter, yuk, makannya diselesaikan dulu ya. Sudah pinter bisa makan sendiri, kan.” Ini salah satu contoh berbicara dengan anak yang bisa membuatnya senang. 

 

Gunakan bahasa tubuh yang baik, misalnya tersenyum sambil menuntun anak kembali ke kursi makannya. Tunggui sebentar sampai anak menyelesaikan makannya. Bahasa tubuh yang baik merupakan sinyal bahwa Anda senang bila dia berlaku baik.

 

2. Teknik 2: Abaikan

Bila anak sudah sangat tidak dapat dikendalikan, abaikan. Supaya Anda tidak terjebak pada kekerasan dan melontarkan ancaman. Selama Anda mengabaikan dan anak sudah berusaha mengubah perilakunya menjadi baik, praktikkan teknik pujian. 

 

Jangan menatap mata anak secara langsung, dan tubuh Anda tidak menghadap anak. Tetaplah sibuk melakukan hal lain  seperti memberesi dapur, meja, atau Anda tetap sibuk di laptop. Anak tantrum atau melawan mudah ditenangkan atau dikendalikan dengan metode ini. 

 

Misalnya anak mengamuk di mal karena tidak dibelikan mainan, dengan tegas ucapkan, “Dik, bunda mau pulang. Kalau kamu masih mau di sini tidak apa-apa.” Kalau anak langsung diam dan mengikuti Anda berjalan, gandeng tangannya dan jelaskan bahwa beli mainannya kapan-kapan, karena hari ini dia sudah bermain di wahana permainan. 

 

3. Teknik 3: Kerjasama

Dilakukan dengan cara meminta anak melakukan hal sederhana yang sesuai dengan arahan Anda, yaitu teknik kalender. Gunakan teknik kalender untuk melepaskan ketergantungan anak pada dot. Misalnya anak belum mau melepaskan dotnya, dan apa yang Anda bicarakan padanya tidak didengarkan atau dituruti, gunakan teknik kalender. Lakukan penghitungan mundur sesuai kalender, anak diingatkan secara bertahap selama beberapa hari sampai hari yang ditentukan. Bila saatnya tiba, Anda berhak melepas dotnya dengan membuangnya.

 

Teknik Pilihan, yaitu memberi keleluasaan pada anak untuk memilih. Misalnya dalam membeli mainan, Anda sulit mengubah pilihannya. Tentukan 2 sampai 3 mainan, minta anak memilih 1 di antaranya. 

Teknik Good behavior chart, sama seperti sistem token dengan memberikan satu buah stiker jika anak berperilaku baik. Jika dia berhasil mengumpulkan 10 atau 20 stiker, maka dia berhak mendapatkan 1 buah es krim atau mainan. 

 

4. Teknik 4: Jika-Maka

Ini memberi pelajaran tentang konsekuensi. Jika anak berperilaku baik, maka ia bisa mendapatkan keinginannya. Teknik ini mirip dengan teknik ancaman, namun hanya memperjelas konsekuensinya, dan bukan sesuatu yang kejam. Untuk menerapkan teknik ini, Anda harus konsisten dengan konsekuensi yang Anda ucapkan. Begitu Anda tidak konsisten, anak akan mengulang perbuatannya tanpa perlu mematuhi Anda. Misal; “Kalau kamu tidak menghabikan makanmu, maka kamu tidak bisa bermain kuda-kudaan.” “Kalau kamu tidak segera mandi, kamu tidak bisa nonton film kesukaanmu.”

 

5. Teknik 5: Marah dan menghukum

Teknik ini adalah cara terakhir bila keempat cara sebelumnya tidak berhasil. Misalnya, Anda sudah melarangnya mengetuk-ngetuk mesin cuci dengan gagang sapu dan Anda sudah menggunakan teknik pujian, teknik abaikan, teknik jika-maka dan anak tetap tidak bersikap baik, Anda berhak marah. Dia harus dihukum karena dia berpotensi merusak barang yang sangat diandalkan untuk membantu pekerjaan Anda. Anda tidak perlu berpikir lagi. 

 

Sebagai orang tua Anda harus terlatih untuk memberikan hukuman. Caranya dengan menyampaikan konsekuensi bahwa dia haus dihukum. Misalnya; Anda berdiri dengan berkacak pinggang, bicara dengan suara keras dan tatapan mata yang tajam. Jenis hukuman tidak boleh mengambil haknya tapi mengurangi. Biasanya menonton 2 film, kurangi menjadi 1 film. 

 
Baca: Cara Bicara dengan Balita



Perilaku salah orang tua mendisiplin anak

* Berbohong agar anak mematuhi aturan yang diberikan.

* Selalu menjanjikan sesuatu agar anak menuruti apa yang diinginkan orang tua.

* Sibuk mengancam dan marah namun tidak ada tindakan nyata.

* Sibuk dengan gadget sehingga anak merasa diabaikan dan sulit didisiplin.

* Mengabaikan perilaku baik yang dilakukan anak tapi justru memerhatikan perilaku yang tidak baik yang dilakukannya. 


Baca juga:

10 Trik Bicara Kepada Balita

Disiplin Tanpa Kekerasan Terbukti Efektif
Strategi Mendisiplin Anak Sensitif
 

 



Artikel Rekomendasi