Tahap Kecerdasan Moral Pada Anak

 

Fotosearch
 
Menurut Psikolog Nessi Purnomo, Psi, MSi, perkembangan moral anak akan sejalan dengan perkembangan kognitifnya. Sehingga perkembangan moral itu berlangsung bertahap seiring dengan pertambahan usianya seperti di bawah ini:

BAYI
Seorang bayi belum memiliki kapasitas untuk mengembangkan kecerdasan moralnya. Yang ia miliki hanyalah rasa benar dan salah terhadap sesuatu yang berlaku untuk dirinya sendiri. Contohnya, bagi bayi, rasa lapar itu adalah salah, sehingga ia menangis saat lapar. Sebaliknya, digendong, disusui, dan dibelai, akan terasa benar bagi bayi. Dan, perasaan inilah yang akan terus dikembangkan sebagai ‘sesuatu yang benar’ bagi bayi hingga 12 bulan ke atas.

BATITA
Menginjak satu tahun, anak belum memiliki kemampuan untuk menilai sesuatu sebagai benar atau salah. Patokan baginya hanyalah apa yang ayah dan ibu katakan padanya. Sebagai contoh, anak belum memiliki kemampuan untuk menyadari bahwa memukul seseorang itu adalah sesuatu yang salah karena menyakiti orang lain. Ia baru mengetahui bahwa perilakunya salah ketika orang di sekitarnya mengatakan itu padanya, atau karena ia dihukum untuk perilakunya itu. Maka tugas orang tualah untuk selalu memberitahu mana yang benar dan mana yang salah.

BALITA
Inilah saat anak mulai memasukkan nilai nilai keluarga ke dalam dirinya. Apa yang penting bagi ibu dan ayah juga akan menjadi penting baginya. Di sinilah Anda mulai dapat mengarahkan perilakunya, sehingga sesuai dengan aturan dalam keluarga. Dalam tahap inilah seorang anak mulai memahami bahwa apa yang mereka lakukan akan memengaruhi orang lain. Misal, ketika anak merebut mainan milik temannya, dan temannya menangis, ia tahu bahwa ada kemungkinan ayah dan ibu akan memarahinya.

(NAT/IAH)

Baca Juga:
Mengajarkan Balita Berbagi
Belajar Antri dan Berbagi Lewat Makan Bersama

 

 



Artikel Rekomendasi