8 Langkah Mengembangkan Minat Sains Anak

 


Foto: Freepik

 
Sains kerap dipersepsikan sebagai sesuatu yang sangat serius, sulit, dan tidak tersentuh. Oleh karena itu, sains pun dianggap hanya perlu diperkenalkan kepada anak yang sudah cukup usia atau mereka yang sudah memiliki rentang perhatian serta tingkat kematangan berpikir lebih baik. Apakah benar demikian? Dilansir dari majalah Asian Scientist, anak-anak sebetulnya memiliki rasa penasaran yang alamiah. Itulah mengapa mereka selalu dipenuhi dengan pertanyaan. Anak-anak cenderung penasaran terhadap banyak hal dan cepat belajar dari pengalaman langsung. Mereka mengetahui banyak hal dari apa yang mereka lihat, dengar, sentuh, cicipi, dan cium. Bahkan, mekanisme berpikir mereka sebetulnya sangat mirip dengan metode berpikir ilmiah, yakni membuat hipotesis dan mengujinya untuk membuat kesimpulan kausal lewat eksperimen informal seperti melihat atau mendengarkan orang lain. Berikut tip bagi orang tua untuk mendorong agar anak mencintai sains sejak dini.
 
Hindari memaksa
Sains mungkin terdengar menyeramkan bagi sebagian anak. Agus Ciputra, Presiden Direktur BASF Indonesia mengatakan bahwa salah satu kesalahan orang tua adalah berharap anaknya mencintai sains, tapi tidak berusaha mendekatkan anak dengan sains. Bahkan hanya mengandalkan sekolah sebagai satu-satunya medium pengenalan sains kepada anak-anak. Di sisi lain, sains di sekolah dinilai sebagai salah satu mata pelajaran yang menyeramkan karena berkutat dengan angka, persamaan, hafalan, atau eksperimen. “Sebaiknya orang tua tidak memaksa. Cukup dekatkan saja sains dengan keseharian mereka. Buat mereka nyaman dan mengerti bahwa belajar sains itu menarik,” kata Agus. Ia menambahkan bahwa orang tua juga harus kreatif dalam menemukan setiap unsur sains dalam keseharian untuk ditunjukkan kepada si kecil.
 
“Menemukan” sains dalam kehidupan sehari-hari
Agus menyarankan agar para orang tua memanfaatkan berbagai benda di sekitarnya untuk membahas sains dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengapa popok sekali pakai dapat menahan pipis adiknya yang masih bayi sehingga tidak bocor. “Ajak anak menuangkan air ke popok dan lihat apa yang terjadi,” ujarnya memberi contoh. Anda bisa juga memberi tahu mengapa tempelan magnet bisa menempel di kulkas, tetapi pasti terjatuh bila ditempelkan pada permukaan lemari kayu.
 
Jadilah teman belajarnya
Orang tua tidak perlu tahu segala hal dan tidak menjadi sok tahu di depan anak-anak. Bila ada kalanya Anda tidak menguasai topik yang ditanyakan si kecil, jangan asal membuat jawaban hanya untuk membuatnya diam dan menghentikan pertanyaan. Akui bahwa Anda tidak tahu dan ajak ia mencari tahu di internet atau buku. Ini akan menjadi contoh baginya untuk mengembangkan kebiasaan untuk mencari tahu dari sumber yang valid.
 
Eksperimen di dapur
Anak-anak akan mendapatkan gagasan bahwa sains tidak rumit ketika mereka punya pengalaman menggunakan bahan-bahan sederhana dan barang-barang di sekitar rumahnya sendiri. Dr. rer. nat. Budiawan, Ketua Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia mengatakan bahwa orang tua dapat mengandalkan berbagai peralatan di rumah untuk bereksperimen sains bersama si kecil. “Peralatan dan bahan yang bisa digunakan untuk bereksperimen paling banyak bisa ditemukan di dapur,” ungkap Budiawan. Ia mencontohkan penggunaan baking soda sebagai bahan pengembang kue atau penggunaan beberapa tetes campuran pewarna yang dapat menghasilkan warna baru. Anda juga bisa menggunakan air dalam gelas untuk mencari tahu mengapa cahaya berbelok di dalam air. “Bagi anak-anak, semua eksperimen itu terasa seperti keajaiban. Seperti sulap yang akan mereka nikmati.”
 
Pilih mainan yang tepat
Sains tidak melulu sesuatu yang serius. Belajar sains juga bisa dimulai dari bermain. Temukan mainan tepat yang dapat mendorong rasa ingin tahu mereka seperti kaca pembesar untuk melihat daun, tanah, atau sayap kupu-kupu. Globe juga bisa menjadi mainan yang baik untuk menjelaskan soal bumi. Mainan figur hewan dinosaurus juga bisa menjadi pintu masuk yang menyenangkan untuk membahas makhluk hidup yang sudah punah.
 
Belajar di luar kelas
Banyak anak bisa menemukan gairah belajar di luar lingkungan sekolah. Anda bisa mencari kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada eksplorasi ilmiah seperti robotika atau klub coding yang mempromosikan analisis, pemecahan masalah, serta kreativitas anak-anak.
 
Pergi ke alam
Ada banyak hal yang bisa dipelajari di alam terbuka. Coba pergi ke gunung dan bantu si kecil memahami mengapa semakin tinggi suatu dataran maka suhunya semakin dingin dan sebaliknya. Ajak ia ke pantai untuk menemukan kapan angin berembus ke daratan dan kapan angin berembus ke laut. Perjalanan di alam akan membantu menghidupkan prinsip-prinsip ilmiah yang dapat diserap oleh anak-anak.
 
Siapkan fasilitas penunjang
Anda dapat menunjang minat sains dan rasa ingin tahu si kecil dengan berlangganan majalah seperti National Geographic Kids atau membeli seri ensiklopedia anak. Anda juga bisa menemukan berbagai web, laman sosial media, atau aplikasi yang fokus pada permainan sains dan ide eksperimen yang bisa dilakukan di rumah.
 
 
LELA LATIFA

Baca juga:
Dorong Minat Sains Anak di BASF Kids' Lab
Sehari Menjadi Ilmuwan Cilik!

 



Artikel Rekomendasi