8 Trik Mengatasi Anak Bertingkah Saat Diajak Belanja

 


Ada bunda yang memilih menitipkan anak kalau harus belanja, atau merasa ‘lebih aman’ belanja sepulang dari kantor, karena tidak perlu mengajak anak.

Padahal, belanja bersama si kecil bisa juga menyenangkan, bagi Anda dan si kecil.

Simak beberapa kasus yang mungkin terjadi saat Anda mengajak si kecil berbelanja ke supermarket, dan cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya. 

Si kecil mulai capek, mengambil 1 kotak susu, dan melemparkannya ke arah tumpukan barang yang di-display, dan… braaak! Tumpukan itu jatuh ke lantai. Lalu, dia menangis menjerit-jerit.

Kaget? Pasti! Tapi, yang pasti malu bangeeet! Ya, kan? Sebelum menunjukkan reaksi apa pun, tarik napas dulu, ya…. Berusahalah bersikap tenang (stop membelalakkan mata dan mengangkat jari telunjuk, apalagi mencubitnya!).

Jangan terpengaruh jeritan dan emosinya yang meledak. Sebisa mungkin, abaikan tantrumnya.

Semakin Anda melibatkan diri, meminta dia berhenti, mengomeli dia, pokoknya memberikan perhatian lebih, dia pasti akan menjadi-jadi.

Semakin Anda banyak omong, semakin keras tangisannya. “Lebih baik saya tidak banyak omong, tapi saya mengawasinya. Biasanya saya bilang, ‘Oke, kalau kamu sudah selesai menangis, boleh ke Bunda. Bunda tunggu di sini.’ Lama-lama dia berhenti, kok. Saya suka dianggap kejam oleh teman-teman, karena seperti mengabaikan anak yang sedang menangis. Tetapi saya ingin mengajari anak saya untuk mengendalikan emosinya sendiri. Toh, saya ada di dekatnya,” kata Shinta, bunda dari Oline (3,5).

Tak perlu merasa malu dengan apa yang dilakukan si kecil. Kalau ada banyak orang lewat yang melihat aksinya dan seperti memelototi Anda, tidak perlu terlalu ‘sensi’.

Mereka hanya merasa lega bukan anak mereka yang menjatuhkan barang-barang itu.

Dan, mereka akan segera melupakan insiden itu beberapa langkah setelah melewati Anda. Biarkan saja.

Yang penting, si kecil dalam kondisi aman dan tidak bergerak terlalu banyak yang membahayakan dirinya.

Baca juga : Si Hebat yang Makin Mandiri 


Si kecil berlari ke sana ke mari, padahal mal sedang padat pengunjung. Anda sulit menangkap tangannya, apalagi tubuh mungilnya bisa segera menghilang di antara pengunjung lainnya atau barang-barang.

Sebelum berangkat, ajak si kecil bicara tentang risiko dan bahayanya, jika dia berlari ke sana ke mari, apalagi jika tanpa sepengetahuan Anda.

Anak perlu tahu sikap-sikap yang boleh dilakukan atau tidak saat berada di tempat umum. Jelaskan kepadanya bahwa dia harus berada di dekat Anda setiap saat, dan jika dia ingin melihat sesuatu dia harus meminta izin dan Anda akan menemaninya.

Salah satu triknya adalah menganggap dia partner belanja dan membuat dia sibuk.

Pada dasarnya, anak-anak suka meniru dan terlibat dalam aktivitas orang tuanya, tak terkecuali belanja. “Azna boleh mendorong keranjang kecilnya dan mengambilkan saya benda-benda yang ringan. Sesekali saya seolah-olah meminta pendapatnya tentang barang yang akan saya pilih. Dia paling senang ikut memilih sayur-sayuran, memasukkannya ke kantong plastik, dan membawanya sendiri ke tempat penimbangan. Sampai di kasir, kalau dia ingin mengeluarkan barangbarang, saya izinkan. Saya tidak lupa memuji dan mengucapkan terima kasih sudah menolong saya,” kisah Amelia, bunda dari Azna (4).

 
Baruuu saja sampai supermarket, si kecil langsung mengajak pulang!


Kalau ini terjadi, sementara Anda sangat perlu berbelanja, mau tidak mau Anda perlu bernegosiasi dengan si kecil. Katakan bahwa Anda perlu membeli beberapa barang dan berjanji itu tidak akan berlangsung lama.

“Saya katakan bahwa saya akan belanja secepatnya, setelah itu kita pulang dan saya berjanji membacakannya buku cerita atau membuatkannya segelas smoothie favoritnya,” kata Faradinna, bunda dari Kaysan (3).

Bagaimana pun, Anda sebaiknya tidakterlalu ‘jorjoran’ belanja saat membawa anak.

Buat daftar belanjaan yang cukup ‘masuk akal’, pilih barang-barang yang mungkin bisa segera Anda ambil dalam waktu cepat (lebih baik Anda sudah hapal lokasi barang-barangnya) dan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.

Kalau ada lebih banyak lagi barang yang harus Anda beli, yang Anda pikir akan memakan waktu lebih lama, pastikan anak sudah makan dan cukup tidur, sehingga dia tidak mudah rewel.

 
Si kecil merengek minta dibelikan (lagi) boneka yang harganya sangat mahal.

Sudah capek keliling toko dan tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan? Anda pasti tidak suka, kan?

Nah, begitu juga si kecil. Kebetulan saja yang dipilihnya itu berharga sangat mahal.

Jika Anda memang ingin membelikannya sesuatu, tapi tentu saja bukan boneka supermahal itu, coba alihkan perhatiannya kepada boneka-boneka lainnya yang harganya lebih murah.

Tetapi, tidak menjadi masalah juga, jika Anda tidak membelikannya apa pun. Tidak setiap pergi ke toko si kecil boleh mendapatkan sesuatu.

Mungkin ini agak sulit diterapkan, tetapi ini mengajarinya untuk mengerti bahwa dia tidak selalu mendapatkan apa pun yang dia inginkan.

Bahkan, si kecil perlu mengerti juga bahwa kebutuhan berbelanja itu tidak harus selalu untuknya. Bisa saja, pada satu acara belanja, Anda mengajak dia memilih hadiah untuk ayah atau sepupunya.

Sehingga, dia belajar peduli dengan kebutuhan oang lain, tidak hanya dirinya sendiri.

Baca juga:
Ajarkan 7 Kebaikan Ini pada Anak 


’Bundaaa… Aku kebelet pipis!’ Padahal, Anda sedang memilih-milih barang dan troli sudah penuh belanjaan.

Berbelanja dengan anak, pasti perlu persiapan ekstra. Begitu sampai mal, ajak si kecil ke toilet untuk pipis. Pastikan Anda tahu letak toilet, sehingga begitu si kecil kebelet pipis, Anda bisa buru-buru ke toilet.

Kalau Anda sudah terlanjur belanja, parkir troli, atau letakkan keranjang di salah satu sudut sepi, yang mudah Anda ingat.

Jika ada petugas supermarket di dekat situ, katakan Anda meletakkan barang-barang itu untuk sementara dan akan segera kembali dari toilet.
 

Aduuuh… Antrean di kasir panjang sekali! Si kecil mulai tidak sabar dan merengek.

Meminta si kecil diam dan sabar menunggu di antrean panjang? Lupakan saja, Bun.

Kita saja suka tidak sabar, bukan, menunggu di dalam antrean panjang. Jika Anda berbelanja bersama teman atau suami, mintalah mereka menemani si kecil ke area bermain, sementara Anda mengantre.

Pastikan Anda belanja di saat mal atau supermarket tidak padat pengunjung. Misalnya, jika Anda hanya punya waktu di akhir pekan, lakukan pada pagi hari, ketika supermarket masih sepi dan antrean di kasir belum mengular.

 
Gelas-gelas mungil, kristal warna-warni itu menarik perhatiannya. Si kecil memegang dan memainkannya!

Jangan menjerit, ya, Bun! Karena, kalau dia kaget, dia malah akan menjatuhkannya dan Anda harus membayar mahal!

Pelan-pelan ambil dari tangannya, dan langsung alihkan perhatiannya kepada benda lain di sekitar situ yang tidak mengandung risiko apa pun.

“Saya selalu membawa 1-2 mainan favoritnya dan menyimpannya di tas. Kalau Lica mulai tertarik mengambil barang-barang yang mudah pecah, saya mengeluarkan mainannya untuk mengalihkan perhatiannya,” kata Tiara, sang bunda.

 
Sampai di rumah, ternyata Anda menemukan sebuah mainan yang belum dibayar karena diam-diam si kecil memasukkannya ke tas Anda.


Marah? Tidak ada gunanya. Percayalah, si kecil tidak bermaksud mencuri.

Dia hanya ingin terlibat dalam acara berbelanja dan ingin mainan itu masuk ke belanjaan.

Tetapi, Anda harus menjelaskan kepadanya bahwa kita tidak bisa begitu saja mengambil barang-barang di toko, sekalipun kita sangat menyukainya.

Katakan bahwa kita harus membayar setiap barang yang kita ambil. Dan, jika si kecil menginginkan sesuatu, dia harus mengatakannya kepada Anda, karena Anda yang memegang uangnya.

Setelah itu, singkirkan mainan itu dari dirinya, untuk menunjukkan bahwa kalau kita tidak membayarnya, maka kita tidak berhak memilikinya.

Baca juga: 7 Cara Mengembangkan Kecerdasan Moral Anak 

 



Artikel Rekomendasi