Bersedekah, Bagian Dari Belajar Mengelola Uang

 


Mengenalkan konsep uang pada anak sering dianggap belum perlu, karena masih terlalu dini dan rumit untuk dimengerti. Padahal tanpa diajarkan, dengan mengamati gerak-gerik Ayah dan Bunda saat melakukan pembayaran ataupun menarik uang di mesin ATM, anak-anak belajar konsep menggunakan uang sebagai alat tukar.

Jadi jangan heran ya, Bun, kalau tiba-tiba si kecil mendadak bisa minta uang untuk membeli mainan ataupun makanan kesukaan mereka. Sayangnya selama proses mengenal uang ini, pemahaman mengenai bagaimana bisa mendapatkan uang dan cara menyimpan atau menabungnya, sering kali dilewatkan oleh para orangtua karena lebih memilih untuk menunggu anak sampai berusia remaja.

Padahal banyak manfaat dari belajar konsep uang sejak dini, yakni anak akan lebih menghargai apa yang mereka miliki,  belajar merencanakan hidup, berpikir jangka panjang, dan bijak dalam mengambil keputusan karena sudah mengerti nilai uang. Jadi kenapa harus menunggu hingga mereka remaja kalau Anda bisa mengenalkan konsep uang lebih luas sejak mereka masih balita?

Mulai dengan memberi contoh
Mengajarkan anak mengenal konsep uang bisa dimulai sejak usia tiga tahun, yaitu dengan bermain salon-salonan atau pura-pura menjadi pedagang, gunakan uang sebagai alat transaksi. Bunda dan si kecil bisa mengambil peran sebagai pedagang dan pembeli secara bergantian.

Selanjutnya adalah menjadi contoh yang baik dengan menjaga pengeluaran tetap terkendali, tidak berlebihan dalam membelanjakan uang, dan membayar tagihan tepat waktu.

Kelak saat anak berusia 4 atau 5 tahun, Anda bisa mengajak mereka ke bank untuk membuka rekening tabungan. Selipkan penjelasan mengenai bijak menggunakan uang dan menabung pada anak dengan bahasa yang mudah dimengerti.

Bekerja untuk mendapatkan uang
Setelah anak memahami konsep dasar menggunakan uang sebagai alat tukar, langkah selanjutnya adalah mengajarkan mereka cara mendapatkan uang yaitu dengan bekerja. Jelaskan profesi dan apa yang Anda lakukan di lingkungan kerja. Banyak anak yang masih belum mengerti apa itu bekerja, mereka hanya mengetahui orangtuanya pergi pagi hari untuk bekerja dan pulang sore.

Berikan penjelasan bahwa Anda bekerja untuk mendapatkan uang yang nantinya digunakan untuk membeli kebutuhan harian seperti, susu, mainan, makanan, dan pakaian. Jika mereka sudah memahami konsep ini maka drama saat berpisah di pagi hari bisa diatasi, anak juga akan lebih menghargai kerja keras Anda untuk menghasilkan uang.

Uang jajan
Langkah selanjutnya adalah mengajak anak untuk bekerja agar mereka bisa mendapatkan uang. Jangan terlalu serius ya, Bun, bekerja untuk anak-anak tentunya berbeda dengan orang dewasa. Anda bisa menggunakan konsep pura-pura gajian yaitu berupa uang jajan yang mereka hasilkan jika berkelakuan baik, membereskan mainan, tidur tepat waktu, menghabiskan makanan, ataupun membantu Bunda di dapur.

Jika mereka sudah memahami konsep bekerja untuk mendapatkan uang, kelak saat memasuki usia sekolah, mereka akan lebih bijak untuk menggunakan uang jajan dan tidak sembarangan meminta uang pada Anda.

Menabung dulu, baru membeli
Membelikan mainan boleh-boleh saja, tetapi jangan berlebihan. Pernah melihat anak yang menjerit di depan toko mainan karena orangtua enggan membelikan mainan yang diinginkan? Tentunya Anda tidak ingin hal serupa terjadi. Maka konsep menabung ini penting untuk diajarkan sejak dini.

Selain dapat melatih kesabaran anak, menabung juga mengajarkan mereka untuk lebih menghargai barang-barang yang dimiliki. Anak-anak perlu mengerti bahwa keinginannya tidak harus selalu dipenuhi saat itu juga. Manfaatkan keinginannya untuk menjadi acuan agar ia rajin menabung, dengan begitu mereka akan berjuang untuk mendapatkan yang diinginkan.

Sedekah
Saat hari raya Idul Fitri atau Imlek, anak-anak kerap mendapat 'angpao' dari sanak saudara. Ini saatnya anak belajar mengelola uangnya. “Sharing is caring,” mengajarkan anak tentang uang bukan hanya soal mengelola pemasukan dan pengeluaran tetapi juga memaknai kebahagiaan lewat berbagi. Anda bisa mengajak anak ke bazar amal, panti asuhan ataupun membagikan makanan ke orang miskin. Rasa empati dan peduli sesama merupakan keterampilan hidup yang diperlukan dan tidak dipelajari dalam buku sekolah.

Sebelum mulai mengajarkan pada anak tentunya Orangtua harus menjadi contoh yang baik terlebih dahulu, tunjukan rasa hormat, empati dan peduli pada orang disekeliling Anda. Setelah mengamati, anak akan meniru apa yang Anda lakukan.


Baca juga:
7 tip membuat konten online shop anda menarik

Di rumah saja, kok pengeluaran malah bertambah?
Berdagang menyelamatkan keuangan keluarga, ini 3 tip untuk memulainya


Debbyani Nurinda
 

 



Artikel Rekomendasi