Etika Berkomunikasi dengan Guru Kelas Anak Anda

 

Foto: Freepik


Bertambahnya usia si kecil, semakin banyak juga pengalaman baru yang akan dilewatinya. Terutama saat memasuki dunia sekolah, si kecil akan bertemu dengan teman-teman baru, kegiatan baru, dan guru kelas yang menjadi pengganti Anda sebagi orang tua selama di sekolah. Sebagai orang tua, wajar jika Anda ingin mengenal lebih jauh dan akrab dengan guru kelasnya. Tetapi, sadarkah Anda bahwa ada banyak kebiasaan yang mungkin Anda lakukan yang dapat mengganggu bahkan melukai hati guru kelas si kecil? Jadilah orang tua yang peka dan hindarilah perilaku seperti ini, ya…. 


"Anak Saya Tidak Pernah Salah!"
“Kenapa anak saya dihukum tidak boleh masuk kelas?” “Sepertinya guru ini tidak menyukai anak saya, sebab anak saya dimarahi terus.” “Pasti bukan salah anak saya!”
 
Sebagai orang tua, tentu Anda ingin selalu membela dan merasa menjadi orang yang paling memahami perangai si kecil. Tapi, tahukan Anda bahwa ada orang lain yang memahami perangai si kecil selain Anda? Orang itu tidak lain adalah guru sekolahnya. Selain bersama Anda di rumah, jangan lupa, si kecil juga menghabiskan 3 sampai 6 jam sehari di sekolah. Sangat wajar apabila seorang guru menegur ataupun memberikan konsekuensi untuk si kecil, jika ia melanggar peraturan, mengganggu temannya selama proses belajar, bertengkar dengan temannya, atau sulit berbagi dengan anak lain.
 
Jadi, apabila Bunda mendapati si kecil sedang ditegur ataupun diberi konsekuensi oleh gurunya, Anda harus tetap tenang dan terbuka untuk mencari tahu alasan di balik konsekuensi itu. Bersikaplah bijak, dan memosisikan diri Anda sebagai seorang guru yang harus mendidik anak Anda.
 


"Beri Anak Saya Perhatian Lebih, Ya…"
“Tolong lebih perhatikan anak saya, ya, dia berbeda dari anak lain.” “Kok, sepertinya anak saya tidak diperhatikan gurunya?” “Kelihatannya guru ini cuek dengan anak saya.”
 
Menjadi satu-satunya primadona di rumah, si kecil pasti mendapat limpahan perhatian Anda. Setiap tingkahnya terlihat berharga dan menggemaskan di mata Anda, sehingga Anda ingin orang lain pun memperhatikan si kecil sama seperti ia diperlakukan di rumah. Tapi, seorang guru juga harus memperhatikan kurang lebih 15 anak yang memiliki tingkah selucu si kecil, lho. Jadi, Anda harus mencoba mengerti bahwa saat si kecil di sekolah, ia akan diperlakukan sama dengan teman-teman sekolahnya yang lain. Dengan begitu, ia akan belajar bersosialisasi dan toleransi dengan temannya.
 
Maka, sebelum Anda menyimpulkan bahwa si kecil kurang mendapatkan perhatian dari gurunya, Anda terlebih dulu harus mengamati mungkin ada perhatian kecil dari guru kelas si kecil yang Anda lewatkan.
 


"Ibu Guru, Saya Ingin Tahu…"
“Apakah anak saya boleh memakai sepatu warna putih?” “Apakah pensil sekolahnya boleh berwarna biru?” “Anak saya harus membawa buku tulis, tetapi buku tulisnya harus yang besar atau yang kecil?”
 
Ada pepatah ‘malu bertanya sesat di jalan’, tetapi apakah pepatah ini masih berlaku apabila Anda terus-menerus bertanya tak mengenal waktu, sampai mengganggu guru kelas si kecil? Bunda, Anda tidak boleh lupa bahwa guru kelasnya juga manusia yang memiliki batas privasi yang tidak boleh diganggu. Apalagi sampai menghujani guru kelas si kecil dengan banyaknya pesan chat ataupun panggilan telepon yang berlebihan.
 
Pertama kali si kecil masuk sekolah, mungkin akan membuat Anda sibuk mencari tahu dan bertanya mengenai keperluan dan perkembangan si kecil di sekolah, dan orang yang paling tepat untuk Anda temui pastinya guru kelas si kecil.
 
Cobalah untuk lebih cermat dalam memilih pertanyaan yang ingin Anda tanyakan kepada guru kelas si kecil, apakah pertanyaan tersebut memang hanya si guru yang dapat memberikan jawaban atau Anda dapat memecahkan pertanyaan itu sendiri.
 


Patuhi Peraturan Sekolah!
“Saya mau berhenti sebentar untuk melihat anak masuk kelas, toh, antrean masuk mobil belum terlalu ramai.” “Anak saya mau pakai baju princess ke sekolah.” “Saya tidak perlu membawa tanda pengenal. Saya, kan orang tuanya.”
 
Layaknya di rumah atau di tempat umum lainnya, sekolah juga memiliki peraturan sekolah seperti: dilarang berhenti terlalu lama saat mengantar anak, dilarang masuk ke dalam area kelas untuk mengambil foto, harus menggunakan seraga sekolah, harus membawa tanda pengenal saat penjemputan dan banyak lagi. Setiap peraturan yang dibuat tentunya harus dipatuhi oleh siapapun itu termasuk Anda Bunda.
 
Menanamkan dan memberikan contoh untuk si kecil tentang kedisiplinan dapat dimulai dengan bagaimana Anda mematuhi peraturan sekolah si kecil. Bersemangat saat mengantar sekolah ataupun gatal ingin mengabadikan momen pertama si kecil sekolah tidaklah salah, tetapi Anda juga harus memperhatikan peraturan sekolah yang berlaku untuk kenyamanan si kecil dan orang-orang di sekeliling Anda.
 


"Terserah Saja, Saya Sibuk..."
“Aduh, saya sibuk, tidak bisa bertemu bu guru.” “Bu guru atur saja, saya tinggal bayar.” “Saya tidak memiliki waktu banyak, lain kali saja berbincang mengenai si kecil.”
 
Bertolak belakang dengan ‘si hobi bertanya’, memiliki sikap cuek dengan perkembangan dan kebutuhan anak di sekolah juga harus Anda hindari. Terkadang, kesibukan rutinitas Anda tanpa disadari telah menyita waktu yang seharusnya Anda prioritaskan untuk anak.
 
Menjalin komunikasi secukupnya dengan guru kelas si kecil sangatlah penting agar tidak ketinggalan perkembangannya di sekolah. Sekolah sering kali mengadakan pertemuan antara orang tua dan guru ataupun seminar untuk orang tua yang dapat bermanfaat untuk Anda, maka akan lebih baik jika Anda meluangkan waktu untuk lebih akrab dengan guru kelas si kecil.
 
(Debbyani Nurinda)

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Tidak Mau Masuk Kelas

Karena terlalu cemas, takut guru, tak suka dengan teman, atau suasana kelas, balita Anda mogok di gerbang sekolah. Bagaimana mengatasinya?... read more