Menangis Palsu, Cara Balita Manipulasi

 

Foto: Envato


 

Dulu waktu masih lebih kecil, setiap kali dia menangis, bunda atau ayah segera datang menghibur dan memenuhi keinginannya. Setelah agak besar, dia kira cara itu masih mempan. 

 

Menangis untuk mendapatkan sesuatu yang tidak dibolehkan, atau merengek supaya mendapatkan tuntutannya, masih akan terus dilakukan oleh balita Anda sampai usia 3 tahun. Aneh rasanya, anak sebesar itu merengek dan menangis untuk dikabulkan permintaannya. Tangisannya pun tanp air mata. Padahal dia sudah pandai bicara, segela alasan masuk akan sudah Anda jelaskan bahwa dia harus menunda makan es krim sampai setelah sarapan. 

 

Adakah tanda lain bahwa anak sedang memanipulasi Anda? Meghan Marcum, Doktor di bidang Psikologi Klinis asal Amerika memberi tahu Anda tanda-tanda anak memanipulasi. Meghan memaparkan secara lengkap mulai dari anak kecil hingga dewasa muda. Tapi, untuk Ayahbunda, penulis hanya memilihkan yang berkaitan dengan bunda dan ayah saat ini. Anda sebagai orang tua harus jeli, karena begitu Anda takluk, ia akan terus mengulanginya sampai Anda berhasil dia kendalikan, saat usia anak beranjak dewasa.

 

Anak memanipulasi Anda, ini tandanya:

 

1. Anak kecil: Melempar dan memukul barang. Anak kecil akan secara konsisten menguji untuk melihat mana yang bisa ditolerir. Ini bagian normal dari perkembangannya. Kalau jawabannya tetap ‘tidak’, anak akan mengamuk dan  melempar-lempar. 

Anak besar: Bernegosiasi. Pada anak yang lebih besar, dia akan bernegosiasi soal aturan dan memaksakan kehendaknya. Selain itu dia akan melakukan hal-hal yang mengindikasikan melanggar batas:

- Menangis

- Berbohong

- Mengintimidasi 

 

Orang tua: 

- Tetap bersikap tegas menetapkan aturan dan batasan yang harus dipatuhi oleh anak. Batasan yang sehat tetap terbuka untuk komunikasi. Misalnya Anda sudah menetapkan makan es krim setelah sarapan, berlakukan dengan menjelaskan bahwa perut bisa sakit bila dalam kondisi kosong diisi es. Setelah anak selesai sarapan, berikan es krim agar dia percaya bahwa tanpa merengek dia akan mendapatkan kebutuhannya. 

 

- Tak perlu menampilkan diri sebagai penguasa tunggal karena hal ini dapat menutup peluang untuk dialog. Bila tak ada peluang untuk dialog, anak akan terus mencari celah dengan mencoba-coba menggoyahkan aturan. 

 

- Untuk mendapatkan perilaku positif, batasi diri Anda untuk bereaksi terhadap perilaku negatifnya. Jangan memperkuat amukan dengan memberi perhatian pada perilaku negatifnya. 

 

- Beri kesempatan anak menenangkan dirinya sendiri kemudian dekati lagi dengan menegaskan apa maksud Anda. “Bunda tidak melarang kamu makan es krim. Boleh. Tapi sarapan dulu supaya nggak sakit perut. Mau sakit perut?” Bunda atau ayah perlu antisipasi anak akan membantah karena pada intinya anak ingin dipenuhi tuntutannya. 

 

- Kalau Anda sendiri putus asa, tenangkan diri sendiri lebih dulu. Anak juga putus asa tidak berhasil membujuk Anda, Anda juga putus asa membujuk anak untuk paham aturan demi alasan kesehatan. Anda harus tetap berperilaku tenang, tidak mengamuk untuk mendapatkan kepatuhan anak. 

 

2. Bertanya hal yang sama berulang-ulang. Anda menjawab ‘tidak’, anak berusaha mengubahnya menjadi ‘ya’. 

Anak: Bunda, boleh nggak main di belakang?

Bunda: Enggak, lagi hujan, ada petir. 

Anak: Bunda, boleh nggak keluar, aku mau main

Bunda: Enggak. Bunda sudah bilang, lagi hujan ada petir. 

Anak: Kenapa sih Bun? Aku mau maiiiiiin!!! Biasanya juga boleh hujan-hujanan.

Bunda: Sekarang sedang ada petir. Bahaya. 

 

Tetap pada keputusan dan tidak mengubahnya karena Anda memang harus menjaga keselamatan anak. Biarkan Anda dan anak tenang. Kalau sudah, cari buku tentang bahayanya petir. 

 

3. Mulai membantah 

Ketika anak sudah mendapatkan jawaban dari Anda, dia akan mencoba membantah dan mendebat. Jangan terpancing untuk berdebat. Anak hanya ingin mengubah jawaban ‘tidak’ menjadi ‘ya’. Dengarkan saja apa yang mereka pikirkan, dan jangan mengubah keputusan bila hal itu sudah dibicarakan sebelumnya.

 

4. Tidak mau menanggapi permintaan Anda

Ketika anak diminta memberesi mainannya yang berserakan di ruang tamu, dia tidak menanggapi. Lalu ketika ditanya mengapa tidak merespon, dia juga tidak menjawab. Dia sedang memanipulasi Anda dengan tidak memberikan respon. Jadi setiap kali Anda minta, mintalah anak untuk segera menanggapi.

 

5. Mencoba membuat Anda bingung dengan banyak pertanyaan

‘Boleh ini nggak?’ ‘kalau itu nggak boleh, boleh anu apa nggak?’ Banyak sekali daftar yang akan dia tanyakan untuk secara random mana yang boleh. Abaikan, tinggalkan. 

 

6. Memeras secara emosional

Dia akan mencoba membuat permintaan dan memaksa Anda memenuhi. Jika Anda memenuhi, dia akan sangat bahagia dan menunjukkan rasa sayangnya pada Anda. Tetaplah stabil, jangan biarkan anak memeras emosi Anda bila itu memang peraturan yang akan menyelamatkan anak. 

 

7. Berbohong untuk mendapat izin

Sewaktu dia bayi, Anda langsung menenangkannya saat dia menangis. Begitu lebih besar, anak tidak butuh ditenangkan segera misalnya dengan menyusuinya karena anak sudah dapat makan sendiri. Anak semakin besar dapat memperluas pengaruhnya. Banyak anak memanipulasi pengasuhnya untuk mendapatkan keinginannya (bukan kebutuhannya). 

 

8. Menggunakan kalimat manipulaitf

“Bbunda nggak sayang aku” “aku benci bunda” “bunda payah” “kenapa anak lain boleh, aku selalu nggak boleh”.  Tetaplah pada tujuan Anda mengasuh anak. Kalau tujuan Anda membuat anak bahagia dan mandiri dan mampu mengendalikan diri, tetaplah pada tujuan itu sehingga Anda tidak bisa dimanipulasi. 

 

9. Tidak melakukan yang Anda minta kecuali Anda memenuhi tuntutannya

Anak-anak tidak paham apakah yang mereka tuntut itu tepat untuk mereka atau tidak. Tapi mereka rela menembus batas apapun untuk mendapatkannya. Inilah yang membuat mereka menemukan ide-ide aneh untuk memengaruhi Anda. Mereka tidak mau melakukan apa yang Anda minta kecuali Anda memenuhi keinginannya. 

 

Ini adalah bentuk manipulasi paling buruk dan bisa menjadi kebiasaan. Kelak, sudah besar, dia akan menuntut Anda; mau pergi ke sekolah kalau dibelikan mainan baru. Ini akan terus berlanjut bila Anda selalu mengalah.

 

Bila ini terjadi di tempat umum - anak tidak mau berdiri di mal karena belum dibelikan mainan - Anda hanya boleh mengabulkannya sekali saja, lalu segera mengajaknya pulang. Sesampai di rumah, berjanjilah bahwa dia tidak akan pernah diajak bepergian karena perilakunya yang buruk. Atau Anda akan menerapkan hukuman yang lain. 

 

10. Memukul

Ini bisa dilakukan oleh anak yang tahu memanipulasi kelemahan orang tuanya. Ketika anak diajak berbelanja ke supermarket, dia akan mengambil barang-barang yang dia mau. Ketika Anda memintanya untuk mengembalikannya karena Anda tidak punya bajet lebih untuk belanjaan anak - anak mengamuk dan memukuli Anda. 

 

Anda harus berhati-hati ketika anak bertingkah. Anak-anak di bawah sadarnya bisa memanipulasi orang tua bila tidak mendapat cinta dari Anda. Tapi ketika anak mulai dapat mengendalikan Anda, ia merasa punya kekuatan atas orang lain, dan ini bisa membuatnya kecanduan. 

 

Anak-anak masih sangat mentah untuk hal-hal berkaitan dengan hambatan terhadap emosinya. Ini harus ditangani agar tidak muncul lagi di usia remaja. Ajarkan anak disiplin dengan cinta agar tidak menggunakan hal-hal negatif untuk minta sesuatu. (IR)

Direvisi 21/02/22

 

 



Artikel Rekomendasi