4 Faktor Ini Pengaruhi Keberhasilan Induksi Laktasi

 

Pixabay
Induksi laktasi adalah metode untuk membantu proses menyusui ibu adopsi pada bayinya. Keadaan ibu adopsi yang dimaksud di sini adalah ia belum atau sudah pernah hamil, tapi bayi yang menjadi anaknya itu bukan lahir dari rahimnya.

Berbeda dari ibu yang melahirkan sendiri bayinya – saat kondisi hormonal pada tubuh ibu secara otomatis mendorong produksi ASI – ibu adopsi perlu sedikit kesabaran karena harus melalui serangkaian proses persiapan untuk memulai induksi laktasi.

Selain itu, ada beberapa faktor yang memengaruhi keluarnya air susu dari payudara ibu adopsi. Di antaranya seperti dikutip dari situs IDAI berikut ini:

- Keinginan bayi untuk menyusu. Keberhasilan induksi laktasi akan terjadi bila bayi segera menyusu saat didekatkan pada payudara. Pada awalnya bayi memerlukan bantuan untuk dapat melekat dengan benar pada payudara.

Salah satu penelitian relaktasi menemukan bahwa 74% bayi menolak untuk segera menyusu pada awal laktasi yang disebabkan karena bayi kesulitan melekat pada payudara dan memerlukan bantuan tenaga kesehatan yang terlatih untuk mengatasinya. Penolakan pada awal laktasi bukan berarti bayi akan selalu menolak menyusu pada ibu, diperlukan kesabaran ibu untuk menghadapi hal ini.


- Usia bayi. Akan lebih mudah melakukan induksi laktasi pada bayi baru lahir sampai bayi berusia kurang dari 8 minggu. Walaupun demikian Thorley melaporkan keberhasilan relaktasi pada ibu-ibu dengan anak berusia lebih dari 12 bulan.

- Bayi belum mengenal botol susu. Sebuah penelitian melaporkan kesulitan mengajari bayi untuk menyusu bila bayi tersebut sudah terbiasa menggunakan botol susu. Studi dari Lang dkk. juga menemukan bayi dengan berat lahir rendah yang diberikan minum dengan cangkir pada fase transisi perubahan pemberian minum, akan lebih mudah menyusu pada ibu dibandingkan mereka yang mendapat minum dengan menggunakan botol susu.

- Sudah mendapat makanan pendamping. Induksi laktasi akan sulit dilakukan pada bayi yang sudah mendapat makanan pendamping. Dianjurkan untuk tidak mengenalkan makanan pendamping sebelum bayi berusia 6 bulan, kecuali saat bayi sudah berusia 4-5 bulan tidak mengalami kenaikan berat badan sesuai dengan umur dan jenis kelamin bayi.
 
Berdasarkan kenyataan itu, para ahli mengatakan bahwa akan lebih baik jika mengadopsi anak sejak masih dalam kandungan. Setidaknya empat bulan sebelum masa kelahiran.

Sambil menunggu, ibu adopsi disarankan untuk melakukan serangkaian proses persiapan yang akan memudahkan keluarnya air susu meski tidak ada perubahan hormonal akibat kehamilan pada tubuhnya. Untuk mengetahui apa saja yang perlu dilakukan selama proses persiapan itu, Anda bisa mendapatkan ulasan lebih lanjut di artikel ini

Baca juga : Kombinasi ASI dan Susu Formula Baik untuk Si Kecil?
 

 



Artikel Rekomendasi