8 Fakta Imunisasi MR

 

 

Setiap bulan Agustus dan September, diadakan Imunisasi Measles Rubella (MR) secara bergilir di seluruh wilayah Indonesia. Sasarannya yaitu bayi usia 9 bulan hingga anak usia 15 tahun. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan pada anak meskipun status Imunisasi Dasar Lengkapnya belum komplit.
 
Imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit infeksi yang mematikan dan cacat fisik. Dengan memberikan imunisasi MR pada anak, orang tua dapat mencegah anak terkena campak (measles) dan campak jerman (rubella).  Penularan penyakit yang disebabkan virus ini melalui kontak langsung dengan penderita.
 
Pada anak-anak yang terkena campak, akan mengalami demam selama berhari-hari, ruam merah di sekujur tubuh, batuk, flu, dan mata merah. Penyakit ini bukan hanya melemahkan sistem kekebalan tubuh, tapi dapat berujung pada kematian.
 
Seperti yang terjadi pada bulan Desember 2017 di Papua. Sebanyak 471 anak terkena campak dalam waktu 5 bulan. Penyebaran yang begitu cepat membuat status wabah ini dinaikkan menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). 
 
Sementara, gejala campak jerman pada anak yaitu demam, radang tenggorokan, ruam, mata merah. Jika rubella menyerang anak-anak, dampaknya tidak terlalu membahayakan. Namun, jika Ibu hamil tertular campak jerman dapat menyebabkan janin yang dikandung terkena Congenital Rubella Syndrome saat lahir.
 
Kontroversi Imunisasi MR di Indonesia
Sejak diadakan tahun 2017, Imunisasi MR menuai pro dan kontra karena belum adanya sertifikat halal. Bahkan, berbagai isu terkait dampak imunisasi MR banyak beredar di masyarakat. Misalnya, dapat mengakibatkan autis pada anak, demam hingga kematian. Padahal, vaksin ini telah digunakan oleh 141 negara di dunia. Vaksin MR juga sudah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM). 
 
Berikut ini 6 fakta terkait imunisasi MR yang perlu Bunda tahu:

Berapa biaya imunisasi MR?
Pemberian Imunisasi MR tersedia di pusat layanan kesehatan di kota Anda dan gratis.

Bolehkah anak yang sedang sakit mengikuti imunisasi MR?
Anak yang sedang demam, batuk, pilek sebaiknya ditunda dulu untuk pemberian Imunisasi MR.  Karena, jika anak sedang sakit dan dipaksakan imunisasi tidak akan efektif hasilnya.

Selain kondisi di atas, siapa lagi yang sebaiknya tidak mendapatkan imunisasi MR?
Anak yang sedang melakukan radioterapi, pasien leukemia, anak yang mengalami gangguan fungsi ginjal, anak yang alergi pada komponen vaksin
 
Apakah anak yang sudah vaksinasi campak perlu mendapatkan imunisasi MR?
Anak tetap wajib melakukan imunisasi MR untuk mencegah dari campak jerman.

Efek samping imunisasi MR?
Dari berbagai berita yang beredar, imunisasi MR dapat menyebabkan anak lumpuh/autisme hingga kematian. Hal ini tidak dibenarkan, karena kandungan etil merkuri yang terdapat pada vaksin masih dalam batas yang diizinkan WHO. Efek imunisasi pada setiap anak berbeda-beda. Ada yang mengalami demam dan tidak. Sama halnya dengan imunisasi MR. Di area suntikan akan terasa nyeri, bengkak dan ruam yang nantinya akan menghilang dalam waktu 3 hari. Beberapa anak juga mengalami demam setelah imunisasi tergantung sistem kekebalan tubuh.

Pandangan Agama Islam
Mengutip pernyataan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar dalam Sarasehan Pekan Imunisasi Dunia 2017 menyatakan, “Berbicara soal halal haram berkaitan dengan agama memang urusan sensitif, tetapi dari Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Islam sangat mendorong umatnya untuk senantiasa menjaga kesehatan, salah satunya dengan cara imunisasi.”


(sumber: www.mariasoraya.com).


 

 



Artikel Rekomendasi