Agar Bayi Mau Minum Obat

 

Foto: Freepik

Obat untuk bayi dan balita umumnya diracik sedemikian rupa oleh sang dokter agar rasanya tidak terlampau pahit. Sekalipun demikian, penolakan tetap saja sering terjadi. Membuat bayi minum obat memang tidak mudah. Sekalipun dokter sudah memilihkan resep obat yang rasanya bisa diterima di lidah mereka, para bayi masih saja menolak minum. Mereka akan menutup mulut rapat begitu sendok takar berada di hadapannya. Ada kalanya mereka menyemburkannya.
 
Berdasarkan survei dari American Academy of Paediatric, 25% dokter anak melaporkan bahwa orang tua pasiennya gagal memberikan obat sesuai dosis yang ditentukan. Hal ini disebabkan bayi menolak minum atau obat yang tertelan terlalu sedikit karena disembur-sembur dari mulut.
 
Karena sulit meminumkan obat pada bayi, orang tua mungkin bersiasat dengan berbagai strategi. Namun, sebetulnya, ada beberapa cara yang tidak tepat dalam memberi obat pada bayi. Apa saja?
 
Tidak Mengukur Dosis
Sangat penting untuk mengikuti aturan dokter dalam memberi obat pada bayi. Anda harus menakar di pipet atau sendok takar. Kadang, agar lebih cepat, orang tua menuangkan obat begitu saja di sendok dengan prinsip ‘kira-kira’.
 
Kadang-kadang orang tua juga memukul rata dosis obat berdasarkan usia bayi. Padahal, dosis obat ditentukan sedemikian rupa oleh pemberi resep yang didasarkan juga pada berat badan bayi. Sehingga, anak yang usianya berada pada satu kategori usia, belum tentu bisa meminum obat dengan dosis yang sama.
 
Dalam Posisi Tidur
Karena khawatir bayi memberontak, membedong adalah salah satu cara yang bisa digunakan. Tujuannya agar proses minum obat jadi lebih mudah. Namun, perlu diperhatikan bahwa Anda tidak bisa melakukannya dalam posisi tidur. Hal tersebut akan meningkatkan kemungkinan bayi tersedak. Bila Anda membedongnya, pemberian obat tetap harus dilakukan dalam posisi punggung hingga kepala bayi tegak.
 
Membuka Paksa Mulut Bayi
Cara ini tidak dibenarkan dengan alasan si kecil tak kunjung membuka mulut. Membuka paksa mulut bayi bisa membuatnya trauma dan bahkan berisiko tersedak. Menurut Nationwide Children’s Hospital, Colombus, Ohio, untuk membuka mulut bayi, Anda bisa mengusap pipinya lembut. Bayi memiliki refleks isap di mana ketika ada sesuatu yang bayi menyentuh pipinya, ia akan mencari sumber sentuhan tersebut dan membuka mulut.
 
Membiarkan Mulutnya Terus Terbuka
Anda mungkin berpikir bahwa dengan menahan mulutnya terus membuka maka Anda bisa lebih mudah memasukkan tetesan obat berikutnya sehingga proses berjalan lebih cepat. Hal ini tidak tepat. Ketika mulut bayi terus membuka, ia tidak akan bisa menelan. Katupkan bibir bayi terlebih dahulu setiap Anda menyelesaikan satu tetesan obat agar ia bisa menelannya sebelum memberikan tetesan berikutnya.
 
Memasukkan ke Tengah Rongga Mulut
Ada orang tua yang tidak tahu bagaimana cara meminumkan obat ke bayi. Mereka pikir dengan menyuapkan atau meneteskannya ke tengah rongga mulut, maka akan lebih mudah tertelan oleh bayi. Tidak. Hal tersebut justru membuatnya berisiko tersedak.
 
Saat bayi sudah membuka mulut, Anda bisa meneteskan obat di bagian samping mulut, yakni antara lidah samping dengan gusi. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar bayi tidak tersedak. Biarkan ia menelan dan ulangi lagi prosesnya hingga memenuhi dosis yang sudah ditentukan dokter.
 
Mencampur dengan Minuman atau Makanan
Menurut American Academy of Paediatric, tidak disarankan untuk mencampurkan obat dengan makanan dan minuman. Hal ini dikarenakan, bila sudah tercampur, makanan dan minuman tersebut harus dihabiskan. Bila tidak habis, artinya dosis obat tidak sesuai. Sayangnya, bayi sangat mungkin menolak menghabiskan makanan dan minuman tersebut.
 
Di samping itu, ada beberapa makanan dan minuman yang resisten dengan obat. Beberapa orang tua mungkin mencampurkan obat ke dalam teh atau susu agar anak-anak tak menyadarinya. Padahal kedua bahan tersebut sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan obat. Akan tetapi, ada beberapa obat bayi yang memang bisa dicampukan dengan susu. Oleh karenanya, selalu tanyakan pada dokter terlebih dahulu.
 
Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatiannya dengan teknik main pesawat-pesawatan mungkin sering Anda lihat. Anda menunjuk ke atas dan meminta si kecil melihatnya, secepat kilat Anda lalu memasukkan obat ke mulutnya yang terbuka. Modus tipu-tipu ini baiknya tak Anda lakukan. Saat melihat ke atas, bayi Anda tentu tidak fokus pada obat. Saat menyadari bahwa ada yang tiba-tiba masuk ke mulutnya, ia bisa kaget dan tersedak, atau bisa juga menyemburkannya lagi.
 
“Ini Manis”
Lagi-lagi ini adalah salah satu modus tipu-tipu yang banyak digunakan untuk meminumkan obat pada anak. Ada baiknya, Anda tidak membohongi si kecil, Bunda. Hal ini akan merusak kepercayaannya pada Anda. Di lain waktu, hal ini juga bisa membuat ia tidak mau lagi meminum obat.
 
Tip:
  • Bukan karena belum bisa berkata-kata maka ia tidak bisa diajak berbicara. Justru, komunikasi Anda saat memberikan obat menjadi sangat penting. Anda bisa memberitahunya dengan lembut, “Adik minum obatnya, ya. Biar sakitnya hilang. Yuk, Bunda bantu.”
  • Belai dan peluk ia dengan penuh kepastian untuk menumbuhkan keyakinannya.
  • Lakukan gerakan menelan obat di depannya sebagai contoh agar ia menirukan.
  • Menurut Nationwide Children’s Hospital, Colombus, Ohio, pendekatan Anda terhadap bayi saat hendak meminumkan obat sangat penting. Bayi dapat merasakan perasaan Anda. Jika Anda berkata, "Adik harus minum obat," tetapi Anda ragu-ragu lantaran merasa kasihan padanya, ia akan menangkap bahwa Anda tidak sungguh-sungguh dengan apa yang Anda katakan. Sehingga, ia pun mungkin menolak. Sebaliknya, memaksanya pun juga akan semakin membuatnya menolak.
 
(Lela Latifa)
 
 

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Serba-Serbi Mulut Bayi

Bayi belum punya gigi bukan berarti mulutnya tak perlu dibersihkan. Mulut bersih sehat bebas sariawan membuat bayi merasa bahagia. ... read more