Ayah Harus Ikut Menyusui, Ini Caranya

 

shutterstock

ASI adalah makanan pertama dan utama yang menyediakan nutrisi lengkap untuk bayi. Sudah tidak diragukan lagi, ASI memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, kita tentu sepakat untuk mengupakayan pemberi ASI yang optimal pada si kecil.
 
Namun sayang,  karena hanya ibu  yang bisa memroduksi ASI, maka pemberian ASI dianggap semata-mata menjadi kewajiban ibu saja. Padahal, mengASIhi adalah tugas kedua orang tua.
 
Ayah juga harus ikut menyusui. Tapi, yang dimaksud dengan ayah ikut menyusui bukanlah secara fisiologis ayah harus memroduksi ASI untuk si kecil. Melainkan, ayah ikut mendukung kelancaran menyusui. Bagaimana caranya?
 
dr. Herbowo Soetomenggolo, Sp.A(K), Spesialis Anak menyampaikan bahwa cara utama yang bisa dilakukan ayah adalah dengan memberi dukungan emosional pada ibiu yang menyusui. “Faktor psikologis memang memegang peran penting banget,” ujarnya. Ia menerangkan, “Secara psikologis, bunda harus lebih santai. ASI jumlahnya akan cukup kalau bundanya dalam kondisi happy, tidak stres.”
 
Dokter di RSIA Bunda Jakarta ini menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang bisa terjadi saat ibu dalam kondisi stres. “Yang pertama, saat stres, hormon oksitosin ibu jumlahnya sedikit dan ASInya jadi sedikit. Kemudian, saat kurang ASI, bayi jadi rewel. Jadi tambah stres, ya, buat semua keluarga. Yang ketiga, saat stres (tubuh) akan mengeluarkan hormon kortisol yang timbul saat kita siaga, menghadapi bahaya, atau kebingungan. Kalau hormon ini keluar, muncul di ASI, kena anak, anaknya jadi cemas,” paparnya.
 
Nah, di sinilah ayah bisa ambil peran. Ayah harus menjaga mood bunda tetap positif dan tidak stres sehingga produksi hormon oksitosinnya optimal. “Bantuin segala hal yang kita bisa lakukan dengan tujuan supaya bundanya bisa istirahat, recharge, dan balik segar lagi. Menyusui itu capek sekali,” tutur dr. Herbowo. Ayah bisa mengambil alih bayi setelah menyusui untuk disendawakan, menggendong dan membantu menenangkan saat si kecil terbangun di malam hari, mengganti popoknya, mengajaknya bermain, atau memandikan bayi agar bunda  punya waktu istirahat sebentar saja. Sebab, kurang istirahat juga bisa menjadi pemicu stres
 
Cara lain yang disarankan dr. Herbowo adalah dengan memberikan pijatan. “Kalau di kelas laktasi, ayahnya juga diajarin pijat laktasi.” Pijat laktasi atau yang dikenal juga dengan pijat oksitosin ini bisa merangsang hormon oksitosin yang berperan penting dalam produksi ASI serta membantu mengoptimalkan let down reflex sehingga bayi lebih mudah mengisap.
 
Yang tak kalah ampuh untuk meningkatkan oksitosin adalah membanjiri bunda dengan perhatian. Misalnya menyiapkan apa pun yang disukai dan dibutuhkan oleh bunda, seperti camilan atau minuman favorit. “Kasih juga kejutan kecil, hadiah, atau hal kecil yang membuat rileks seperti pertanyaan sudah makan belum,” ujar dr. Herbowo.
 
Terakhir, yang tak kalah pentingnya selain aksi nyata, ayah juga perlu “ada” untuk bunda. “Kadang seorang istri itu cuma butuh didenger. Gak perlu langsung kasih solusi. Itu kan cowok banget, ya, kalau ada keluhan atau masalah langsung cari solusi. Tapi, didengarkan saja seringkali cukup,” ungkap dr. Herbowo.
 
Selain itu, dr. Herbowo juga menyampaikan agar ayah lebih mengerti bahwa di kondisi menyusui yang melelahkan, emosi bunda cenderung tidak stabil. “Jadi, ayah harus coba menjaga tensi komunikasi, gesturnya, agak tidak membuat ibu jadi down,” pungkasnya.
 
Jadi, sudah siap, Yah? Kalau kemarin-kemarin belum dilakukan, yuk, mulai dari hari ini. Tidak ada kata terlambat untuk memulai.
 
Lela Latifa
 

 

 



Artikel Rekomendasi