Bayi Gumoh

 


Sudah beberapa hari ini, bayi Anda selalu gumoh tiap kali selesai menyusu. Kata orang tua, penyebabnya ASI di payudara Anda yang sudah basi dan rasanya tentu tidak enak. Padahal, bayi gumoh merupakan hal yang normal terjadi dan tidak ada hubungannya dengan ASI basi.

Dalam dunia medis, gumoh disebut refluks. Gumoh berbeda dengan muntah. Pada saat bayi gumoh, cairan yang keluar tidak sebanyak saat bayi muntah. Sebanyak 70% bayi di bawah 4 bulan mengalami gumoh sebanyak minimal 1 kali setiap hari. Ketika usia bayi bertambah, maka intensitas gumoh akan berkurang. Sebanyak 5% bayi berusia 18 bulan masih mengalami gumoh.

Bayi gumoh biasanya disebabkan oleh:


Posisi ibu saat menyusui
Saat menyusui, biasanya ibu memilih posisi miring dan bayi berada pada posisi telentang. Posisi ini kurang baik karena cairan ASI akan masuk ke saluran pernapasan bukan ke saluran pencernaan.

Tip: Sebaiknya bayi saat menyusu dalam posisi tegak atau miring dengan kepala lebih tinggi daripada kaki. Setelah selesai menyusu, bayi tetap pada posisi tegak hingga 30 menit. Hal ini dilakukan agar cairan yang sudah masuk tidak keluar lagi.

Kemudian, tepuk pelan punggungnya agar bayi bersendawa. Gumoh dapat terjadi akibat banyaknya udara yang masuk ke dalam saluran pencernaan bayi pada saat menyusu.


ASI atau susu yang diberikan berlebih
Sering mendengar komentar, “Susui bayinya yang lama dan sampai kenyang, jangan sampai kurang ASI.” Komentar ini biasanya muncul dari orang tua generasi lama, karena generasi ini memiliki pendapat bahwa semakin lama dan kenyang bayi menyusu maka akan semakin cepat pertumbuhannya.

Tip:  Sebaiknya Bunda menyusui bayi secukupnya, jangan terlalu banyak. Karena, kapasitas lambung bayi masih kecil, yaitu 1 ons per tiap kilogram berat tubuhnya. Pada bayi dengan berat badan 4 kg, kapasitas lambungnya hanya 4 ons.


Bayi terlalu aktif
Pada saat menyusu, beberapa bayi cenderung aktif tidak bisa diam. Tubuhnya akan bergerak apalagi jika ia berada pada posisi yang kurang nyaman atau memang bayi Anda tergolong bayi aktif.
 
Tip:  Cek posisi bayi saat menyusu, apakah ia sudah berada pada posisi yang nyaman. Jika bayi cenderung aktif, Anda dapat mengubah posisi menyusui sambil digendong. Gunakan lengan Anda untuk menahan kaki bayi yang menendang-nendang.


Klep penutup lambung bayi belum sempurna
Kebiasaan ibu setelah menyusui bayi yaitu langsung merebahkan bayi dalam posisi telentang. Hal ini tentu saja berbahaya bagi bayi, karena cairan ASI atau susu yang masuk ke dalam saluran pencernaan atas akan mengalir menuju lambung. Di antara dua organ ini terdapat klep penutup lambung. Klep ini akan menutup saat cairan sudah masuk ke dalam lambung. Pada bayi, klep ini belum berfungsi sempurna.

Tip: Jangan langsung merebahkan bayi usai menyusui. Beri jeda dulu sebelum Anda ingin merebahkannya.


Perubahan bentuk dot
Jika Anda Ibu bekerja dan memberikan ASI menggunakan dot, usahakan selalu konsisten dengan pemakaian dot. Bayi yang terbiasa menyusu menggunakan dot besar dan beralih pada dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama.

Cairan susu yang keluar dari dot akan memenuhi mulut bayi bersamaan dengan udara yang masuk ke lambung. Akibatnya, bayi akan kembung dan mengalami gumoh.

Tip: Sebaiknya Bunda selalu konsisten dalam pemakaian dot. Jika Bunda terpaksa berganti ukuran dot, perhatikan ukuran dot jangan terlalu besar.
 

Maria Soraya Az Zahra
 

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Pusar Bayi Bodong

Disebut pusar bodong karena bentuk pusar (umbilical ring) yang seharusnya rata dengan perut, malah menonjol. Sebagian besar menutup spontan sebelum usia 1 tahun. Namun ada juga yang baru menutup sebel... read more