Bayi Tidur Lelap dengan White Noise

 

shutterstock

Bayi baru lahir seringkali terbangun begitu mendengar suara orang mengobrol, pintu terbuka atau bahkan langkah kaki. Hal ini pertanda baik, berarti pendengaran bayi tidak bermasalah. Tapi, tentu saja menyulitkan Bunda untuk beraktivitas atau membereskan pekerjaan rumah. Sedikit suara saja bisa membuat matanya terbuka dan tangisnya pecah. Untuk itu, Bunda bisa mencoba menyalakan white noise.
 
White noise adalah gabungan berbagai frekuensi suara. Sehingga white noise dapat menyamarkan suara-suara yang mengganggu tidur si bayi. White noise umumnya mirip dengan suara semilir angin saat kita berada di alam terbuka yang luas atau pantai.
 
White noise ini diterima oleh otak bayi mirip  suara saat mereka berada dalam kandungan. Saat berada di dalam rahim, bayi bisa mendengar detak jantung Bunda, suara, napas, dan  suara-suara di sekitar Bunda. Oleh karena itu white noise ini sangat membantu  bayi yang baru lahir dan masih beradaptasi hidup di dunia luar  rahim.
 
Studi yang diterbitkan dalam Archives of Disease in Childhood pada 40 bayi baru lahir menemukan bahwa 80 persen bayi bisa tertidur dalam lima menit setelah mendengarkan white noise.
 
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Department of Pediatric Nursing, Dumlupinar University, Turki pada bayi kolik, menyatakan bahwa white noise secara signifikan menurunkan durasi menangis harian dan meningkatkan durasi tidur dibandingkan dengan menggendong dan mengayun mereka.
 
Mengutip dari soothingnoise.com, anak-anak yang mendengarkan white noise di minggu-minggu awal kelahirannya akan lebih tenang dan tidak mudah stres di kemudian hari.
 
Anda bisa mendapatkan white noise dari mesin pemutar white noise. Apabila tidak ada, anda juga bisa menyalakan mesin pengering rambut atau penyedot debu, atau bisa juga dari aplikasi di ponsel.
 
Anda perlu memerhatikan juga batas kebisingan dan jarak pemutar white noise dari telinga bayi. American Academy of Pediatrics (AAP) menetapkan batas kebisingan pada 50 desibel saja. Di samping itu, setidaknya pemutar white noise harus diletakkan sekitar 7 kaki (200 cm) dari bayi.
 
Menurut AAP, apabila white noise memiliki frekuensi suara yang terlalu bising dan jaraknya terlalu dekat dengan bayi maka akan meningkatkan potensi masalah pendengaran. Selain itu juga meningkatkan risiko perkembangan bahasa dan bicara.
 
 
Lela Latifa

 

 



Artikel Rekomendasi