Berapa Banyak Garamnya?

 

Makanan bayi tak perlu dibubuhi garam. Mengapa? Rasa ingin tahu Anda terjawab di sini.
 
 
Tanya (T): Bolehkah menambahkan garam pada bubur bayi?
Jawab (J): Jangan! Karena, reaksi bayi terhadap garam sangat sensitif. Begitu dia menerima garam dari makanannya, tekanan darahnya akan melonjak tinggi. Hal ini dapat berdampak jangka panjang. Ya, hasil penelitian di Belanda menunjukkan anak usia 15 tahun sudah menderita tekanan darah tinggi karena sejak bayi mengonsumsi makanan yang cenderung asin. Jadi, di satu tahun pertama hidupnya, usahakan agar makanan yang diberikan pada bayi tidak diberikan garam sama sekali. Dalam ASI, sayuran, kacang-kacangan dan daging sebenarnya sudah terdapat kandungan garam alami yang mencukupi kebutuhan bayi.
 
T: Jadi, haruskah makanan bayi hambar?
J: Kitalah yang merasakan bubur bayi hambar, karena selera makan kita sudah terbiasa dengan rasa asin. Sementara pada bayi, langit-langit mulutnya belum berkembang sempurna dan dia belum memiliki preferensi rasa asin! Jadi, makanan yang kita anggap hambar, untuk bayi enak-enak saja. Jadi, tak ada masalah bila bayi diet garam. Karena, garam yang ditambahkan dalam makanan bayi dapat menyebabkan serangkaian masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.
 
T: Apakah ginjal bayi belum dapat memproses garam?
J: Ya, ginjal bayi belum dapat memproses garam dalam jumlah tinggi. Bayi memiliki sistem pencernaan yang masih sangat rapuh, dan ginjal adalah salah satu organ bayi yang paling rapuh. Terlalu banyak garam dari sumber selain makanan alami seperti ASI, susu formula, sayur dan buah-buahan, dapat merusak ginjal bayi, bahkan dapat menyebabkan kerusakan otak.
 
T: Apa sih, yang terjadi pada garam di ginjal?
J: Setelah tubuh mengambil sari-sari makanan yang dibutuhkan dari makanan yang dikonsumsi, sisanya akan dibawa darah menuju ginjal. Jika ginjal tidak membuang sisa sari makanan tersebut, maka akan menumpuk dan merusak tubuh. Tugas ginjal adalah memastikan zat-zat seperti natrium (salah satu unsur garam), fosfor dan kalium dilepaskan ke darah untuk diedarkan kembali dalam tubuh. Dengan cara inilah ginjal menjaga keseimbangan zat-zat tersebut.
 
T: Jadi, kapan makanan anak boleh diberi garam?
J: Kebutuhan garam bagi anak usia 6-12 bulan hanya 1 gram per hari dengan kandungan natrium 0,4 gram. Jumlah ini sudah terpenuhi dari ASI dan makanan pendamping ASI. Untuk anak dengan usia yang lebih besar, kebutuhan garam sedikit lebih banyak: usia 1-3 tahun butuh sampai 2 gram per hari (mengandung natrium 0,8 gram). Di usia ini Anda dapat manambahkan garam maksimal ¼ sendok teh garam dapur sehari.
 
T: Apakah garam laut lebih sehat dibanding garam untuk masak?
J: Begitulah yang sering diduga. Faktanya, garam laut dan garam untuk masak sama-sama mengandung 98% Natrium Klorida (NaCl) dan mineral lainnya seperti Kalium (K) dan Magnesium (Mg), serta unsur-unsur dasar makhluk hidup lainnya yang jumlahnya sangat sedikit.
 
T: Apakah garam beryodium suatu keharusan?
J: Ya, gunakan garam beryodium yang mengandung fluorida dan asam folat. Kekurangan yodium akan menyebabkan penyakit gondok. Kekurangan fluorida akan menyebabkan karies pada gigi. Defisit akan asam folat akan menyebabkan gangguan pada metabolisme dan keguguran pada ibu hamil. 
 
T: Benarkah anak bisa “ketagihan” garam?
J: Ya, karena makanan yang ditambahi garam dapat membentuk selera makan anak menjadi terbiasa makan makanan enak. Cobalah ganti konsumsi garam dengan menambahkan bumbu beraroma berupa rempah-rempah dan bawang putih untuk menambah selera makan anak dan menawarkan banyak manfaat kesehatan, seperti membantu mengatasi sembelit dan membunuh cacing dalam usus anak.
 
T: Apakah bayi mau makan makanan dengan tambahan rempah dan bawang putih?
J: Bayi adalah kosumen makanan yang pasif. Artinya, dia akan menerima makanan apa pun yang kita hidangkan untuknya. Namun demikian, perlakukan tambahan “perasa alami” berupa rempah-rempah dan bawang putih ini seperti makanan baru bagi bayi Anda. Berikan tambahan satu per satu setidaknya selama empat hari, untuk membantu Anda mengidentifikasi dan menghindari bayi alergi pada makanan tambahan alami ini.
 
T: Bagaimana dengan keju, margarin dan mentega sebagai penambah rasa?
J: Keju, margarin dan mentega (butter) memiliki rasa yang dapat membangkitkan selera makan si kecil. Mengingat anak yang lebih besar yang sudah dapat mentolelir lebih banyak garam, maka akan lebih baik bila keju, margarin dan mentega diberikan pada anak yang sudah siap menerima produk ini, yaitu usia 8 bulan. Carilah keju, margarin dan mentega yang rendah natrium dengan memeriksa label kemasan. Biasanya, dengan keterangan unsalted pada kemasannya.
 
T: Lalu, bagaimana dengan kebutuhan kolesterol untuk tumbuh kembang otak bayi usia 6-8 bulan yang belum boleh mengonsumsi margarin dan mentega?
J: Kebutuhan tersebut bisa diperoleh dari ASI yang memenuhi 80% kebutuhan bayi. Bila Anda akan menambahkan kolesterol “baik” (High Density Lipoprotein –HDL) pada bubur bayi, bisa dengan minyak extra virgin olive oil. Tambahkan setelah makanan bayi matang dan dalam kondisi hangat.
 
T: Benarkah garam bisa menyebabkan kegemukan?
J: Dalam hal ini, para peneliti fokus pada anak-anak yang sering makan fast food, contohnya pizza yang mengandung garam. Karena garam membuat mereka selalu haus, maka anak pun banyak minum. Pilihan minuman anak-anak tersebut biasanya yang banyak mangandung kalori, seperti jus kemasan dan cola.
 
T: Jadi, bagaimana sih, aturannya mengonsumsi garam?
J: Ada aturan mendasar tentang garam, yaitu semakin sedikit semakin baik. Karena, makanan yang terasa asin akan mematikan saraf perasa. Jika terlalu banyak mengkonsumsi garam, akibatnya lidah tidak dapat merasakan rasa lain dengan maksimal  dari aroma bumbu-bumbu lainnya.
 
T: Apa yang harus diperhatikan pada label makanan berkaitan dengan garam?
J: Saat bayi Anda tumbuh menjadi ballita dan mulai makan makanan padat, penting bagi Anda untuk memerhatikan informasi nilai gizi dalam makanan kemasan. Banyak makanan untuk anak-anak yang tinggi kandungan garamnya. Kandungan garam biasanya diberikan sebagai angka natrium. Beberapa produk makanan kemasan sering memakai nama sodium yang sama artinya dengan natrium. Natrium adalah bahasa Latin dari sodium.
 
T: Apa gejalanya jika kelebihan garam?
J: Jika terlalu banyak garam dalam tubuh, cairan akan ditarik keluar dari sel dan membuat sel-sel menjadi mengerut. Hal ini berbahaya bagi bayi karena berpotensi menyebabkan kerusakan otak. Jika bayi Anda pucat dan memiliki mata cekung, bisa jadi itu pertanda dia mengalami dehidrasi (kekurangan cairan). Buang air kecil yang kurang dari biasanya juga bisa jadi pertanda kelebihan garam. Gejala yang lebih serius adalah jika si kecil mengalami kejang dan akhirnya koma.

 

 



Artikel Rekomendasi