Gangguan Mata Pada Bayi

 

Beberapa gangguan mata ini ternyata bisa dialami anak sejak ia masih bayi. Perhatikan macam gangguan serta gejalanya di bawah ini:

Juling
Mata juling pada bayi baru lahir adalah normal. Ini karena  bayi baru lahir sudah dapat melihat, namun fokus matanya belum baik. Akibatnya  matanya terlihat agak juling. Namun  di usia 3 hingga 4 bulan, matanya sudah dapat melihat dengan lebih fokus, yang membuat matanya tak juling lagi. Hanya saja, bila juling  menetap hingga  usia 6 bulan, sebaiknya  periksakan ia dokter.

Selain itu, jika saat lahir bayi tidak terlihat juling, tapi  pada usia sekitar 6 bulan mulai terlihat juling,  bayi  perlu diperiksakan ke dokter mata. Pada juling normal,  Anda dapat  melatih bayi dengan menggunakan senter atau mainan yang berwarna menarik, arahkan ke kiri dan ke kanan agar bayi mengikutinya.  

Berair terus   
Tersumbatnya saluran air mata pada bayi atau congenital nasolacrimal duct obstruction,  dialami oleh 75% bayi. Pada keadaan normal, air mata masuk ke dalam saluran melalui puncta, yaitu bukaan pada sisi mata yang terdekat dengan hidung.  Air mata kemudian mengalir sampai ke ujungnya,  yaitu di dalam hidung. Di dalam saluran air mata ini terdapat beberapa katup yang menjaga agar air mata mengalir ke arah yang tepat dan memblokir lendir agar tidak mengalir ke arah sebaliknya. 

Bayi yang mengalami gangguan saluran air mata biasanya disebabkan oleh tertutupnya salah satu atau lebih katup pada saluran tersebut.  Pada keadaan ini, lendir yang biasanya keluar melalui tepi mata juga tidak dapat turun ke saluran tersebut sehingga mengering di sekitar mata atau nyangkut di bulu mata.  Penanganannya dapat dimulai dengan menggunakan antibiotic eye drops.  Juga dengan letakkan kain bersih hangat ke mata yang saluran air matanya tersumbat. Caranya, gunakan jari kelingking,  tekan  mata dari atas ke bawah.  Lakukan dua hingga enam kali per hari.

Lensa mata keruh
Dapat mengindikasikan terjadinya katarak kongenital, yaitu suatu kekeruhan pada lensa mata yang sudah ada sejak lahir atau segera setelah lahir, tanpa disertai rasa nyeri. Gejalanya tergantung dari letak kekeruhan lensa mata. Bila katarak terdapat di bagian pinggir lensa, maka penderita akan merasa adanya gangguan penglihatan. Bila kekeruhan terdapat pada bagian tengah lensa, maka tajam penglihatan akan terganggu.
Gejala-gejala katarak kongenital antara lain:

• Adanya kekeruhan (berwarna abu-abu atau putih) pada pupil mata, yang normalnya berwarna hitam.
• Tidak ada cahaya ‘mata merah’ dari pupil saat difoto atau berbeda antara kedua mata.
• Kadang terdapat gerakan mata yang cepat dan tidak biasa (nystagmus)

Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang signifikan terutama akibat penanganan yang kurang tepat. Maka, segera berkonsultasi ke dokter. Dokter  mungkin akan melakukan dioperasi dan memberikan koreksi penglihatan dengan lensa kontak atau lensa intraocular.

Sensitif  terhadap cahaya
Hal ini dapat mengindikasikan terjadinya congenital glaucoma atau glaukoma yang terjadi pada bayi atau anak-anak. Ini terjadi akibat adanya peningkatan tekanan di dalam bola mata bayi baru lahir. Pada keadaan ini, mata bayi biasanya berair, sangat peka terhadap cahaya, tampak merah dan kornea (bagian tengah bola mata) membesar. Jika Anda menemukan salah satu gejala di atas yang menghambat penglihatan bayi, segera periksakan ke dokter. Perkembangan penglihatan sangat penting bagi bayi.  Itu sebabnya pengobatannya tidak boleh ditunda. Dokter akan memberi obat  atau jika perlu segera dioperasi untuk menurunkan tekanan dalam bola matanya.

Pupil mata berwarna putih
Merupakan salah satu gejala awal terjadinya retinoblastoma,  tumor ganas primer pada anak yang tumbuh dengan cepat berasal dari sel retina mata. Penyakit ini tidak hanya dapat mengakibatkan kebutaan, melainkan juga kematian. Bila ditangani dengan tepat pada stadium dini angka penyembuhan mencapai 95%-98%  dan penderita dapat mencapai usia dewasa.

Tumor ini memerlihatkan berbagai tanda  yang umumnya tidak disadari oleh orangtua. Gejala umum pada stadium awal ialah, pupil mata berwarna putih. Tanda yang jarang dan tidak spesifik,  yaitu penurunan penglihatan, mata merah dan mata juling. Penanganan yang tidak dilakukan pada keadaan awal akan menyebabkan sel tumor ganas ini dengan cepat tumbuh keluar dari bola mata dan akan menyebar ke otak dan sumsum tulang.
Prioritas pengobatan ditujukan untuk mencegah kematian, mempertahankan penglihatan yang ada dan meminimalkan komplikasi atau efek samping pengobatan. Variasi pengobatan tergantung dari tingkat keparahan kasus dan ditentukan dari hasil diskusi dokter spesialis mata dan ahli onkologi anak. Macam pengobatan yang biasa diberikan antara lain kemoterapi, cryotherapy, radioactive plaques, terapi laser, external beam radiotherapy  dan pengangkatan bola mata.

Kelopak mata merah
Keadaan ini merupakan salah satu gejala utama dari blepharitis, yaitu peradangan kelopak mata yang terkadang dikaitkan dengan infeksi mata bakteri, gejala mata kering.  Terdapat 2 jenis blepharitis, yaitu blepharitis anterior dan blepharitis posterior. Blepharitis anterior terjadi pada tepi atau di luar kelopak mata dan memengaruhi bulu mata yang melekat. Penyebabnya antara lain infeksi bakteri staphylococcal, alergi yang disebabkan karena iritasi dan alergi yang disebabkan oleh kutu/tungau, penyakit kulit yang disebut psoriasis, ditandai dengan warna merah dan kulit bersisik pada kulit kepala dan telinga.  Sedangkan blepharitis posterior, terkait dengan disfungsi kelenjar meibomian dalam kelopak mata.

Penyebabnya antara lain terkena  serpihan sel kulit mati dari kulit kepala, hingga Rosacea, penyakit kulit yang ditandai dengan kulit kemerahan, terbakar atau terasa gatal. Segeralah berkonsultasi dengan dokter mata untuk mengetahui penyebabnya sehingga dapat cepat diobati. Untuk mengurangi gatal atau nyeri, kompres kelopak mata bayi dengan kain hangat yang lembap setidaknya 3 kali sehari.

Konsultasi: dr. Galih Widodo, SpM, dari Klinik Spesialis Aji Waras, Jakarta.

(CA/ERN)

 

 



Artikel Rekomendasi