Terpaksa Susu Formula

 

 
Fotosearch
Ibu HIV positif
Penularan HIV melalui ASI menjadi faktor penting setelah persalinan. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi risiko adalah adanya luka di puting, luka di mulut bayi, hingga fungsi kekebalan tubuh bayi. Pada tahun 2009 World Health Organization (WHO) mengeluarkan rekomendasi untuk menghindari ASI yang mengandung HIV:
  • Tidak menyusui sama sekali dan bisa digantikan dengan ASI donor yang tidak terpapar oleh HIV, hepatitis, Human T-lymphotropic Virus dan Cytomegalovirus, atau susu formula. Meski begitu, syarat pemberian susu formula juga harus terpenuhi, yaitu AFASS: Acceptable; dapat diterima oleh lingkungan, Feasible;  layak diberikan, Affordable; terjangkau harganya, Safe; aman dalam pemberiannya harus sesuai petunjuk, dan Sustain;  berkelanjutan.
  • Bila ibu dan bayi dapat diberi obat-obat anti retroviral, dianjurkan untuk menyusui ekslusif sampai usia 6 bulan dan dilanjutkan menyusui sampai usia bayi 1 tahun bersama dengan makanan pendamping ASI.
 
Ibu Penderita Kanker
Selama Anda tidak sedang menjalani kemoterapi, menyusui si kecil aman dan diperbolehkan. Sel-sel kanker tidak akan menular dari ibu ke bayi melalui ASI. Berbeda bila Anda sedang menjalani kemoterapi dan mengonsumsi obat-obatan, sebaiknya pemberian ASI ditunda terlebih dahulu karena hal ini dapat membahayakan kesehatan bayi. Agar si buah hati tetap terpenuhi nutrisinya, Anda dapat memberikan ASI donor atau susu formula yang aman untuk si kecil.
 
Ibu Penderita TBC
Ibu penderita TBC dan sedang menyusui disarankan untuk tetap memberikan ASI kepada anaknya. Disamping itu, ibu bisa diobati tanpa harus menunda program ASI ekslusif. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengalami TBC dan sedang menyusui tidak menularkannya pada bayi. Bila  kondisi TBC ibu masih aktif sebaiknya Anda mengenakan masker untuk mencegah penularan  akibat kontak ibu dengan si kecil.

(Desy Septiyani)

Baca Juga:
Kombinasi ASI dan Susu Formula, Baik untuk Si Kecil?

 



Artikel Rekomendasi