Kata Dokter, Akibat Anak Makan Sambil Nonton YouTube

 

Foto ilustrasi anak makan sambil nonton YouTube. (Freepik)

Seorang ibu bertanya pada dokter spesialis anak dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), "Dok, bagaimana jika anak makan harus sambil nonton YouTube? Sudah dicoba makan tidak pakai YouTube, tapi masih tidak mau makan?" Pertanyaan ini diajukan saat sesi Instagram Live Ayahbunda dan dr. Meta pada awal April 2020 lalu. 

Kasus tersebut mungkin bukan hanya masalah satu orang. Bisa jadi Anda pun juga mengalaminya, mengingat anak-anak atau balita di masa sekarang sudah begitu akrab dengan gadget. Sampai-sampai makan pun harus sambil nonton dan ini akhirnya menjadi kebiasaan. 

Menurut dr. Meta, orang tua harus menerapkan disiplin secara tegas pada anak untuk menangani masalah tersebut. Demi kebaikan anak, Anda perlu membuang jauh dalih kasihan, kemudian membangun konsistensi agar saat anak makan, benar-benar tidak ada gangguan atau distraksi. 

"Harus tega dan harus konsisten, juga harus disiplin. Setop!" ujar dr. Meta. "Kalau memang enggak mau makan, ya, sudah. Tapi sebetulnya bukan karena kita jahat atau kita galak, ya. Ada alasan kenapa kita tidak boleh membiarkan ada distraksi (saat anak makan)."
 
Instagram Live Ayahbunda dengan dr. Meta


Dokter Meta menjelaskan, pada dasarnya anak masih belajar makan, terutama jika ia masih bayi berusia 6 sampai 9 bulan. Fase ini merupakan periode kritis dimana bayi belajar melatih otot-otot makan yang ada. 

"Jadi dia belajar mengunyah dengan benar, belajar menelan dengan benar, dan belajar merespons setiap makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Apabila ada distraksi apa pun itu, misalnya distraksinya YouTube, anak ini belum bisa multitasking atau fokus kepada banyak hal. Pasti ia akan fokus pada hal yang menurutnya lebih menarik. Disuruh makan sambil nonton YouTube, ya lebih enak nonton YouTube," ujar dr. Meta. 

Akibat dari kebiasaan tersebut, anak menjadi tidak melatih otot-otot makannya dengan benar. Bahkan sering kali anak tidak menyadari bahwa ia sedang makan sehingga proses merespons makanan tidak berjalan sebagaimana seharusnya. 

"Kadang anak jadi tidak sadar dia itu sedang makan. Asal telan saja. Nanti akibatnya akan dirasakan oleh orang tua beberapa bulan kemudian, misalnya kok anak saya kalau tidak ada YouTube tidak mau makan. Itu satu. Yang kedua, kok, anak saya dikasih makanan yang teksturnya kasar sedikit enggak bisa, ya? Itu karena otot-otot makannya tidak terlatih dengan benar," kata dr. Meta.
 
Foto ilustrasi Freepik


Sebab kondisi itu, orang tua juga mungkin akan mendapati anak ketika diberi makanan yang lebih bertekstur, maunya langsung menelan saja atau justru dilepeh karena ia menyerah tak mau mengunyah. 

Apabila nonton YouTube atau bentuk distraksi saat makan lainnya sudah terlanjur menjadi kebiasaan anak, dr. Meta menyarankan orang tua harus tegas. Setop! Ia sering menerima konsultasi dari para orang tua dengan kasus serupa. Hasilnya, banyak juga yang berhasil meski prosesnya berbeda-beda. 

"Ada yang butuh waktu tiga hari, ada yang butuh waktu seminggu, tapi pasti anak itu kalau sehat lapar, kok. Setop, aja. Karena kalau tidak begitu kita sendiri yang akan kerepotan di masa yang akan datang," ujarnya. 

Alika Rukhan

 



Artikel Rekomendasi