Kenali Tanda Stunting, Harus Rutin Timbang dan Ukur Tinggi Badan Anak

 

Foto ilustrasi (Freepik)


Bunda dan Ayah tentu sudah sering mendengar istilah stunting. Stunting yaitu kondisi gagal tumbuh pada anak, baik fisik maupun otaknya, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Karena gagal tumbuh, anak yang stunting memiliki ciri tubuh yang pendek (kerdil). Namun tubuh pendek, belum tentu stunting. 

Prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi. Menurut data Riskesdas yang diunggah kemkes.go.id, angka stunting di Indonesia pada 2018 adalah sebesar 30,8 persen. Sedangkan pada 2019 yaitu 27,67 persen. Meski prevalensi stunting berkurang, masih diperlukan kerja keras lagi untuk menekan angka stunting. 

Dokter spesialis anak bidang nutrisi dan metabolik, Dr.dr. Conny Tanjung, Sp.A(K) mengatakan bahwa memantau pertumbuhan anak secara rutin dapat mencegah anak mengalami stunting. Karena, stunting tidak terjadi secara tiba-tiba atau 'ujug-ujug anak menjadi stunting'. Tetapi, stunting dapat didahului dengan gejala growth faltering atau pertumbuhan yang tidak memadai. 

Hal tersebut dijelaskan Dr. Conny dalam acara Virtual Media Briefing yang digelar Abbott Indonesia, pada Kamis, 27 Agustus 2020. Dr. Conny mengatakan, "Memantau tumbuh kembang anak perlu dilakukan secara rutin. Di antaranya menimbang berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala jangan sampai dilupakan karena ini sejalan dengan perkembangan otak," kata spesialis anak yang praktik di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk ini.

Akan tetapi masalah di Indonesia, menurut dr. Conny, banyak anak-anak yang berat badan dan tinggi badannya tidak sesuai standar. "Masih ada 40 persen yang tidak sesuai standar. Lebih-lebih untuk tinggi badannya. Bahkan ada yang tidak pernah ditimbang sama sekali," kata Dr. Conny.

Dengan memantau tumbuh kembang anak secara rutin melalui pengukuran tinggi badan, menimbang berat badan, dan mengukur lingkar kepala dapat membantu orang tua untuk mengetahui status perkembangan anak. Orang tua dapat menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk mencatat hasil pemantauan. 

"Hasil pengukuran harus ditaruh di dalam kurva pertumbuhan. Apa sih tujuannya? Tujuannya yaitu untuk mendeteksi faltering growth," kata Dr. Conny. 

 
Media Briefing Abbott Indonesia


Kurva di KMS harus naik sesuai usia anak. Jika kurva landai atau bahkan menurun, orang tua harus segera bertindak cepat karena itu berarti anak mengalami growth faltering yang jika tidak ditangani dengan benar dapat berujung kepada stunting. 

"Lihat dari KMS, yang berisiko yaitu apabila kurva pertumbuhan anak sampai menyeberangi satu baris pertumbuhan atau pertumbuhannya tetap datar. Jadi lihatlah tren kecenderungan pada grafik. Kalau berat badan naik sesuai grafik, oke aman. Kalau tidak sesuai grafik itu namanya growth faltering," kata Dr. Conny.

Dr. Conny menekankan kepada semua orang tua, bahwa pertumbuhan anak harus optimal, dengan berat dan tinggi badan yang sesuai usia. Jangan sampai anak tumbuh sekadar tumbuh, atau tumbuh asal-asalan, tetapi harus optimal.

Alat Ukur Digital Tumbuh Kembang Anak
Dalam acara Media Briefing Abbott Indonesia memperkenalkan alat ukur digital Growthpedia. Growthpedia merupakan alat ukur berbasis teknologi yang bertujuan membantu orang tua memantau pertumbuhan anak.

Alat ukur digital Growthpedia menawarkan 2 pilihan bagi orangtua, yaitu:

Growth Tracker
Memungkinkan orangtua untuk memasukkan data tinggi badan, berat badan, tinggi orangtua, dan tanggal lahir anak untuk melihat status pertumbuhan anak dan rekomendasi nutrisi yang sesuai.

 
Growthpedia


Filter Growth Augmented Reality (AR) - filter Instagram
Hanya dengan beberapa klik menggunakan ponsel, Anda dapat memeriksa status pertumbuhan anak dan berbagi langsung di media sosial.

Anda dapat memanfaatkan kedua alat ukur digital tersebut dengan mengunjungi pediasure.co.id/growthpedia. 

"Abbott berkomitmen untuk memberikan solusi asupan nutrisi di semua kelompok umur. Dengan menyediakan teknologi praktis seperti Growthpedia, orangtua dapat memantau pertumbuhan anak mereka dengan nyaman menggunakan perangkat elektronik apapun di rumah dan pada saat yang sama mendapatkan tips tentang nutrisi dan makanan bergizi untuk membantu anak-anak mereka tetap aktif dan sehat," kata Angelico Escobar, Head of Abbott Nutrition International (ANI). 


ALI

 

 



Artikel Rekomendasi