Menangani Cradle Cap atau Kulit Bersisik di Kepala Bayi

 

Ilustrasi bayi (Freepik)


Cradle cap merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi, terutama di 3 bulan pertama kehidupannya. Cradle cap yaitu ruam berwarna kekuningan dan bersisik yang muncul di area kulit kepala bayi. Cradle cap juga dikenal sebagai  honeycomb, kerak susu, dan dermatitis seboroik infantil. 

Medical News Today menerangkan bahwa cradle cap tidak menular. Kemunculannya juga tidak memiliki kaitan dengan cara ibu merawat kulit bayinya. Dengan kata lain, meski bayi sudah terawat dengan baik, kemungkinan cradle cap masih bisa muncul. 

Penyebab cradle cap belum jelas, tetapi bukan karena bakteri, alergi, atau kebersihan yang buruk. Ini mungkin berasal dari kelenjar sebaceous yang terlalu aktif, infeksi jamur, atau keduanya. Kelenjar sebaceous ditemukan di kulit dan menghasilkan zat seperti minyak, yang dikenal sebagai sebum.

Kelenjar sebaceous yang terlalu aktif dapat menghasilkan sebum terlalu banyak. Alasan mengapa kelenjar ini terlalu aktif, kemungkinan karena hormon ibu tetap di tubuh bayi selama beberapa bulan setelah kelahiran.

Prevalensi kejadian cradle cap bisa mencapai 10 persen pada bayi usia 1 bulan, dan 70 persen pada usia 3 bulan.  Pada bayi usia 1 hingga 2 tahun, prevalensinya hanya 7 persen.

Umumnya cradle cap tidak memerlukan perawatan yang serius. Kasus cradle cap yang ringan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan.

Bunda hanya perlu merawat kulit bayi seperti biasa, keramas menggunakan shampo bayi yang lembut. Sikat kulit kepala bayi memakai kuas lembut untuk meminimalkan sisik atau kerak. Sebelum keramas, Anda dapat mengoleskan minyak bayi ke kulit kepalanya untuk mencegah kerak muncul. 

Kasus cradle cap jarang serius, tetapi orang tua dapat berkonsultasi dengan dokter jika tidak yakin mengenai kondisinya pada bayi. 

Referensi: Medical News Today


ALI

 



Artikel Rekomendasi