Menyusui Bayi Celah Bibir

 


Di Indonesia jumlah kelahiran bayi Celah Bibir dan Lelangit (CBL) atau bibir sumbing semakin meningkat. Dari data Kemenkes RI, terdapat 2 kasus bibir sumbing pada setiap 1.000 kelahiran. Jumlahnya kini diperkirakan mencapai 9.500 setiap tahun.

Bibir dan lelangit sumbing merupakan kondisi terdapatnya celah di antara rongga mulut dan rongga hidung yang terjadi sebelum janin lahir. Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), kelainan bibir sumbing dapat diketahui pada usia 6 atau 7 bulan kehamilan melalui pemeriksaan USG.

Dikutip dari kemenkes.go.id, bayi laki-laki paling banyak mengalami kelainan bibir dan lelangit sumbing. Sementara, kasus kelainan sumbing lelangit banyak diderita bayi perempuan. Penyebab bayi lahir dengan CBL beragam, diantaranya faktor genetik, kurang asam folat dan zinc, sembarang minum jamu yang mengandung logam berat dan usia terlalu muda saat melahirkan.

Penanganan bayi CBL harus sejak dini melalui operasi penyatuan celah. Jika terlambat akan membuat bayi mengalami kesulitan bicara saat dewasa. Sebelum melakukan tindakan operasi, bayi CBL harus dalam kondisi sehat, kuat dan memiliki berat badan minimal 5 kilogram.

Karena itu, bayi dengan celah bibir dan lelangit harus mendapat ASI yang memadai. Masalah yang sering terjadi pada proses menyusui bayi CBL yaitu cairan ASI akan keluar lagi melalui hidung. Tentu, hal ini akan mengganggu bayi saat menyusu. Kadang, Bunda pun menjadi tidak sabaran atau kesal dan akhirnya memutuskan memberikan susu formula. 

Sebaiknya bayi CBL mendapatkan ASI, karena ASI mengandung antibodi yang baik untuk bayi. Jika diberikan susu formula, bayi CBL rentan mengalami infeksi pada tuba eustachius, yaitu saluran kecil di dalam kepala yang menghubungkan telinga ke bagian belakang lubang hidung.


LANGKAH MENYUSUI BAYI CLB

Untuk bisa menyusui bayi CBL dengan baik dan benar, berikut langkah-langkahnya:
  1. Bunda duduk dengan posisi tegak, bayi diposisikan duduk menghadap ke Bunda agar bayi tidak tersedak saat menghirup ASI.
  2. Tempelkan puting payudara ke dalam mulut pada bagian langit-langit yang tidak berlubang.
  3. Tutuplah celah bibir yang terbuka dengan ibu jari Bunda.
  4. Bunda dapat melakukan pemijatan lembut pada payudara agar ASI keluar lancar.
  5. Jaga kepala bayi agar selalu dekat ke payudara selama menyusui.
  6. Setelah menyusui selesai, posisikan bayi berdiri menempel pada bahu Bunda kemudian usap punggung bayi perlahan dari bawah ke atas agar ia bersendawa.

Jangan lupa untuk membersihkan celah bibir menggunakan kapas basah yang sudah ditetesi gliserin. Hal ini dilakukan agar tidak meninggalkan kerak susu. Untuk bayi palatoskizis -yang memiliki celah sumbing pada langit-langit mulut hingga hidung- Bunda dapat menyusui dengan posisi tiduran agar puting Bunda dapat menjangkau faring bayi.

Pada saat menyusui bayi CBL biasanya bayi akan tersedak dan cairan ASI akan keluar lewat hidung. Jangan panik, Bunda. Hentikan dulu kegiatan menyusui. Dudukkan bayi di atas pangkuan Bunda. Bersihkan ASI di sekitar hidung dan area lainnya. Kemudian, mulai lagi kegiatan menyusui dengan tenang.

Jika menyusui ASI langsung tidak bisa dilakukan, Bunda dapat menggunakan botol susu khusus bayi CBL atau menggunakan sendok.
Menyusui bayi CBL memang butuh kesabaran dan kegigihan. Tiap kali Bunda dapat menyusui dengan lancar, berikanlah reward untuk Bunda.

Tips terakhir dari Ayahbunda, bergabunglah dengan komunitas ibu CBL untuk saling menguatkan dan memberikan semangat pada Bunda.


Sumber tulisan :
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-%E2%80%9Cperingati-bulan-cleft--craniofacial-awareness-rscm-luncurkan-buku-awam-bibir-dan-lelangit-sumbing-2382.html
 

Maria Soraya Az Zahra

 



Artikel Rekomendasi