Pembunuh Itu Kembali Hadir

 

Foto: 123rf
Ikatan Dokter Anak Indonesia mengingatkan kembali  pentingnya imunisasi bagi si kecil. Difteri – penyakit mematikan akibat infeksi bakteri - ini  kembali menyerang di beberapa wilayah Indonesia.

Penyakit yang sangat menular ini termasuk penyakit serius yang sering berakhir dengan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, di seluruh dunia, pada tahun 2016 tercatat 7.097 kasus difteri . Indonesia ikut menyumbang sebesar 342 kasus. Ini tergolong nomor 2 tertinggi setelah India.

Difteri disebabkan oleh corynebacterium diphteriae yang dapat menyebar dengan sangat mudah, terutama pada orang yang belum mendapatkan vaksin difteri. Cara penularannya adalah dengan percikan ludah penderita saat bersin atau batuk. Barang-barang yang terkontaminasi oleh bakteri dari penderita, misalnya mainan atau handuk penderita, dan bersentuhan langsung dengan luka penderita difteri di kulit. Masa inkubasi bakteri difteri sejak masuk ke dalam tubuh sampai gejala muncul 2 hingga 5 hari. Gejalanya:

- Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
- Sakit tenggorokan, sakit saat menelan, dan suara serak.
- Demam tidak tinggi dan menggigil.
- Sulit bernapas dan napas cepat.
- Nafsu makan menurun.
- Sekret hidung berwarna kuning kehijauan dan bisa disertai darah.

Akibat kejadian luar biasa ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia menghimbau:
- Anak usia di bawah 1 tahun harus mendapatkan 3 kali imunisasi difteri (DPT).
- Anak usia 1 sampai 5 tahun harus mendapatkan 2 kali imunisasi difteri ulangan.
- Anak usia sekolah harus mendapatkan imunisasi melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), yaitu kelas 1, 2, 3 atau 5 SD.
- Imunisasi ulangan setiap 10 tahun termasuk orang dewasa.
(IR)

 



Artikel Rekomendasi

post4

8 Fakta Imunisasi MR

Setiap bulan Agustus dan September, diadakan Imunisasi Measles Rubella (MR) secara bergilir di seluruh wilayah Indonesia. ... read more