Retinopathy of Prematurity, Gangguan Mata Pada Bayi Prematur

 

Bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu, yang disebut bayi prematur, sering kali mengalami gangguan pada organ tubuhnya. Sebab, bayi-bayi prematur lahir dengan organ tubuh yang belum sempurna proses pertumbuhan maupun perkembangannya, sehingga belum mampu berfungsi optimal.
 
Gangguan  bisa  terjadi pada mata, dan salah satu jenis gangguan organ mata yang cukup banyak dialami bayi-bayi prematur adalah ganguan fungsi retina atau dikenal dengan istilah Retinopathy of Prematurity (ROP).
 
Ini merupakan suatu gangguan perkembangan selaput saraf yang melapisi dinding dalam bola mata. Memang tidak semua bayi prematur akan mengalami ROP. Gangguan ini kebanyakan hanya dialami oleh bayi prematur yang lahir dengan berat badan di bawah 2.000 gram dan lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu.
 
BISA MENJALAR
 
Ketika janin berusia 3 bulan, retina beserta pembuluh-pembuluh darah yang dalam proses melihat berfungsi sebagai layar, sudah mulai terbentuk. Pada usia kehamilan 7 bulan, kelopak mata janin sudah terbuka, dan di usia kehamilan genap 38 minggu mulai dapat berfungsi –setelah proses perkembangan semua bagian dari organ matanya mencapai kematangan. Itu sebabnya, bayi-bayi yang lahir prematur memiliki kemungkinan mengalami gangguan ROP karena retinanya belum matang.
 
Ganggaun ROP dapat  menjalar dan menyebabkan gangguan pada organ mata lainnya. Beberapa jenis gangguan mata lainnya yang dapat terjadi akibat ROP antara lain:
 
Kelainan pembuh darah retina
Merupakan kelainan dalam proses perkembangan pembuluh darah retina, sehingga mengarah ke dalam bola mata. Tepatnya, ke dalam rongga mata bagian belakang yang berisi cairan jernih. Pada bagian mata ini tidak terdapat jaringan yang menahan pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan perdarahan di dalam bola mata. Apabila sampai terjadi perdarahan, akan terbentuk jaringan parut. Jaringan parut ini akan menarik retina dari lapisan bagian dalam bola mata, sehingga lama kelamaan akan terlepas. Jika retina terlepas, bayi akan mengalami kebutaan.
 
Leukokoria atau pupil berwarna putih
Ini merupakan gejala terjadinya katarak kongenital, yakni katarak yang terjadi pada mata bayi berumur di bawah setahun. Katarak adalah sejenis gangguan mata berupa penglihatan yang menjadi buram akibat lensa mata mengalami kekeruhan. Katarak yang menyerang bayi ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada pupil matanya, yang disebut leulokaria.
 
Nistagmus atau gerakan bola mata yang tidak normal
Bayi penderita kelainan ini, bola matanya akan bergerak-gerak secara acak dan tidak terkendali – ke atas, ke bawah, berputar-putar, atau bolak-balik ke kanan dan ke kiri. Kelainan ini dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata bayi.
 
Strabismus atau juling
Kelainan mata ini mengakibatkan salah satu atau kedua mata bayi tidak dapat dipusatkan (fokus) pada suatu benda (obyek) secara bersamaan. Penyebabnya adalah ketidakseimbangan atau ketidakselarasan kerja otot-otot penggerak bola mata. Penyebab lainnya adalah adanya gangguan pada kemampaan salah satu mata untuk memusatkan penglihatan –tajam penglihatan- akibat kerusakan retina maupun akibat rabun, sementara mata lainya normal.
 
Myopia atau rabun jauh
Ini adalah kelainan yang mengakibatkan mata tidak mampu melihat dengan jelas benda-benda yang jauh letaknya. Jadi, mata hanya mampu melihat dengan jelas benda-benda yang dekat. Bayi yang menderita kelainan ini terlihat sering memicingkan mata bila ingin melihat sesuatu yang terletak cukup jauh.
 

PERIKSA SEGERA

Standar kedokteran di Indonesia mewajibkan para ibu yang melahirkan bayi prematur kurang dari usia kehamilan 34 minggu dengan berat badan kurang dari 2.000 gram untuk segera memeriksakan mata bayinya. Upaya ini bertujuan untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan ROP itu sehingga dapat ditangani sejak awal dan diperbaiki secara optimal. Selain itu, juga untuk mengetahui adanya gangguan fungsi mata lain yang dapat mengganggu proses perkembangan penglihatan si kecil.
 
Pemeriksaan awal ROP biasanya dilakukan setelah bayi berumur 4-6 minggu, sebelum dibawa pulang ke rumah. Namun jika sudah terlanjur pulang, bawa anak ke dokter spesialis mata dalam waktu tidak lebih dari 2 minggu. Jika ditemukan ada gejala ROP, penanganannya dilakuakan tergantung pada tingkat gangguan.
 
Ringan
Dokter meminta memeriksa mata si kecil dua minggu sekali. Jika kondsi retinanya menunjukkan peningkatan fungsi sejalan dengan pertambahan umurnya, ia tidak perlu penanganan lebih lanjut.
 
Berat
Ada penanganan khusus pada kerusakan yang dialami, berupa tindakan yang disebut fotokoagulasi laser, yakni sebuah tindakan dengan teknik menghancurkan gumpalan darah yang menyumbat di dalam pembuluh darah retina dengan menggunakan sinar laser. Tujuannya menyelamatkan bagian retina yang tidak mengalami gangguan sehingga tetap dapat berfungsi dengan baik. (ES)

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Mata Bayi Juling

Mata bayi baru lahir kadang agak juling karena penglihatannya memang belum focus. Sehingga wajar bila sesekali matanya tampak agak juling ke dalam atau keluar. Baru setelah usia 3-4 bulan, kedua bola ... read more