3 Penyebab Kebiasaan Anak Menggigiti Pakaian

 

Foto: Freepik

Ketika ada bayi yang suka mengemut, hal itu terlihat wajar. Mengemut termasuk ke dalam fase perkembangan mereka. Ya, bayi mempelajari dunianya dengan memasukkan segala sesuatu ke mulut mereka.
 
Akan tetapi, bagaimana bila kebiasaan ini masih terus dilakukan hingga usianya lebih besar atau di usia balita? Bahkan perilaku mengemut berkembang menjadi menggigit-gigit. Misalnya, menggigiti pakaiannya hingga basah atau bolong.
 
Wajarkah hal ini terjadi? Ada 3 penyebab mengapa balita masih sering melakukannya:
 


Kebutuhan Sensorik

Diana C.Fitts, O.T., terapis okupasi di California sekaligus pendiri The Sensory Toolbox mengatakan, perilaku mengemut pakaian pada balita merupakan hal yang wajar. “Tidak masalah. Itu adalah tanda bahwa anak-anak membutuhkan lebih banyak input sensorik sepanjang hari,” ujarnya.
 
Fitts menyebut kebiasaan menggigiti pakaian ini dengan istilah stimming. Perilaku ini dikatakan Fitts dapat memberikan input sensorik yang mereka idam-idamkan. Artinya, bila ia menggigiti pakaiannya, ia butuh lebih banyak input sensorik di hari itu. Anda bisa mengalihkannya dengan permainan sensorik lainnya.
 

Mencari Ketenangan

Melanie Pottock, M.A., CCC-SLP., ahli patologi bahasa spesialis pediatrik dan spesialis pemberian makan anak, penulis buku Raising a Healthy Happy Eater mengatakan, menggigiti pakaian membantu memberikan ketenangan pada anak-anak dan membuat mereka jadi lebih fokus. “Mengunyah tidak hanya membantu mereka fokus pada pekerjaan sekolah, tetapi juga menjaga kecemasan mereka,” tutur Melania. Ia melanjutkan, “Biasanya kita melihat anak-anak menggigiti pakaian mereka selama minggu pertama sekolah, terutama di taman kanak-kanak.
 
Melanie mengatakan bahwa kegiatan menggigiti pakaian ini bisa terlihat saat anak-anak berada di situasi baru atau merasa tertekan. Melanie mencoba mengingatkan para orang tua apakah mereka pernah menunjukkan perilaku seperti menggigiti pensil atau bolpen saat mengerjakan tes atau pekerjaan? Nah, jawaban dari pertanyaan tersebut dapat menggambarkan alasan anak-anak menggigiti pakaiannya.
 

Berkebutuhan Khusus

National Autism Resources Network menyebut bahwa banyak anak dalam spektrum autisme, dengan ADHD, atau masalah sensorik lainnya cenderung mengemut atau menggigiti benda-benda seperti pakaian, pensil, atau jari dan kuku mereka.
 
LELA LATIFA
 
 
 

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Cara Tepat Bergawai pada Anak

Data riset brand smartphone Huawei tahun ini, 87% orang tua Indonesia memberi gawai ke anak. Dan anak-anak usia 5 hingga 8 tahun di negeri ini, sudah memakai gawai. ... read more