Bunda Jangan Pergi!

 



Di usia 1 – 2 tahun, anak akan melewati tahap “takut berpisah” dengan  orang yang disayanginya.  Di usianya ia  belum mampu memahami bahwa jika orang atau benda yang selama ini memiliki kedekatan dengannya tiba-tiba tidak terlihat, belum tentu hilang dan tak akan kembali. Merasa kehilangan inilah yang menyebabkan mereka  takut berpisah dengan orang-orang yang selama ini menolong, melindungi, memenuhi keinginan dan memperlakukannya dengan penuh cinta dan kasih sayang.
 
“Ini merupakan tahapan yang normal dialami anak-anak usia 1-2 tahun. Puncaknya  terjadi pada saat anak berumur 1,5 tahun dan mulai mereda setelah anak berumur 2,5 tahun,” kata Donald K. Freedheim,  psikolog anak sekaligus Direktur dari Schubert Center of Child Development di Case Western Reserve University, Ohio, AS. Namun Anda perlu meyakinkan bahwa Anda meninggalkannya sementara dan akan kembali bersamanya dengan beberapa cara berikut.



Pamit  bila hendak pergi. 

Cara ini akan membuat anak tidak kaget saat mengetahui secara tiba-tiba Anda hilang dari pandangannya. Biasakan untuk selalu memberitahu  sebelumnya,  meski Anda hanya akan meninggalkannya sebentar. Misalnya, “Sayang, Bunda  pergi sebentar membeli susu dan buah jeruk untuk kamu. Nanti Bunda pasti kembali!”  Berusalah untuk menepati janji setiap kali Anda pamit. Ini akan menumbuhkan keyakinan bahwa setiap kali Anda hilang dari pandangannya, hanya bersifat sementara. Ketika tiba tunjukkan barang-barang yang Anda beli padanya.


Memberi tahu di awal hari bila akan pergi. 

Jika Anda berencana  pergi seharian hari itu, beri tahu si kecil sejak pagi atau  sejak malam sebelumnya. Misalnya, dengan memanfaatkan kesempatan saat membacakan buku cerita sebelum tidur.  Lebih baik jika Anda siapkan buku cerita  yang berkisah tentang seorang anak yang bermain dengan boneka atau hewan peliharaan, sementara kedua orangtuanya bekerja.



Tetap tenang dan konsisten.

Jika balita menangis menjerit-jerit saat Anda meninggalkannya, berusahalah untuk tidak luluh membatalkan rencana. Tapi peluk dia dan katakan, “Ibu bekerja dulu, ya. Kamu akan baik-baik saja di rumah.” Sikap konsisten diperlukan untuk membantu anak memahami bahwa ketika ia tidak melihat Anda, bukan berati  meninggalkan selamanya atau tak sayang padanya. Sekali Anda tidak bersikap konsisten, anak akan bingung dan sulit menerima pemahaman yang sedang Anda ajarkan kepadanya.



Yakinkan bahwa Anda akan kembali.

Keyakinan dan kepercayaan anak bahwa Anda hanya pergi sementara dapat ditumbuhkan secara bertahap. Pada awalnya, ia mungkin tidak percaya.  Namun untuk menumbuhkan keyakinannya, Anda harus membuktikan bahwa  setiap kali pergi, Anda akan kembali muncul di hadapan dia atau berada pada jangkauan pandang anak. Maka setiap kali sepulang bepergian katakan, “Halo, nak,  Bunda pulang...”



Latih meninggalkan anak secara bertahap.

Anda dapat melatihnya mulai dengan rentang waktu yang pendek. Misalnya,  pergi sejenak di balik pintu, kemudian muncul kembali. Lalu, tinggalkan dia untuk ke kamar sebelah selama 5-10 menit, kemudian kembali berada di dekatnya. Secara bertahap ia akan terbiasa Anda tinggal. Sejalan dengan itu, pemahaman si kecil tentang konsep “tidak terlihat” bukan berarti hilang, juga akan semakin berkembang.



Melakukan aktivitas bersama di luar rumah.

Sesekali ajaklah  ia pergi ke luar rumah seperti berbelanja di swalayan terdekat,  mengisi bahan bakar dan  menata pot tanaman di teras.Dengan mengajaknya beraktivitas seperti itu anak akan memahami bahwa ketika Anda tidak berada bersamanya di dalam rumah, dia akan tahu Anda sebenarnya tetap ada. Tidak hilang! 

 



Artikel Rekomendasi