Membedong Bayi, Apa Manfaatnya?

 

Fotosearch
Bedong sudah digunakan sejak tahun 4000 SM. Bayi-bayi baru lahir dibungkus untuk mengurangi tangisnya. Di Inggris, 1 dari 5 bayi dibedong oleh ibunya dengan alasan yang sama; tidak terlalu sering kaget dan menangis. 

Bedong adalah praktik tradisional membungkus bayi menggunakan kain tipis untuk membuat bayi merasa tenang dan mengantuk seperti di dalam rahim. Bungkus itu hanya membungkus bayi dari bahu atau di bawah leher sampai kaki supaya bayi tidak tercekik. 

Beberapa ibu mengatakan, bedong dapat membantu bayi lebih tenang dan tidur lebih lama. Ibu lain punya alasan, bayi yang dibedong lebih tenang, tidak mudah kaget. Riset membuktikan bahwa bayi yang lahir awal dan dibedong akan lebih tenang dan mengalami peningkatan perkembangan neuromuskuler (saraf otot) dan tonus otot yang baik, menenangkan rasa sakit dan rasa tidak nyaman. 

Beberapa ahli mengatakan, membedong bayi saat menyusu akan menghalangi kontak kulit ibu dengan bayi karena bayi tidak dapat dimiringkan agar perutnya menempel pada perut ibu. Padahal posisi ini sangat penting untuk latch on. Bila bunda masih ragu untuk membedong bayi, berikut ini manfaat membedong:


- Mengatasi refleks moro -reaksi kaget yang biasa dialami bayi saat tidur lelap- sehingga bayi dapat kembali tidur dan merasa seperti dipeluk.

- Menenangkan bayi kolik.

- Mengurangi risiko SIDS (sudden infant death syndrome), atau kematian mendadak pada bayi. Bedong membuat bayi berada di posisi terlentang saat tidur.

- Membantu bayi lebih tenang sehingga mudah tertidur.

- Membantu Anda menyusui bayi. Pada awal masa menyusu, seringkali bayi banyak bergerak mencari posisi yang pas untuk menyusu, sehingga Anda semakin kesulitan menempatkan ia di posisi yang benar dan nyaman. Dengan dibedong, bayi jadi relatif lebih tenang, proses belajar menyusui pun lebih lancar.

Bunda tak perlu takut membedong bayi, ikuti 7 tip memebedong bayi dengan aman:
1. Gunakan bedong dari bahan tipis seperti katun. Jangan tambahkan apapun untuk melapisi bedong. 

2. Cek secara teratur suhu kamar agar bayi tidak kepanasan. Lepaskan bedong bila suhu tubuh bayi tinggi.

3. Pastikan posisi kaki bayi masih bisa menekuk karena membedong bayi dengan ketat di bagian pinggul dapat mengakibatkan displasia pinggul (gangguan persendian pinggul). Pastikan lutut bayi bisa menekuk dan bisa menendang, kaki bayi bisa jatuh ke posisi natural dan tidak lurus ke bawah.

4. Jangan bedong bayi sampai ke leher supaya bayi tidak tercekik. 

5. Letakkan bayi pada posisi terlentang, tidak miring apalagi telungkup dengan bedongnya.

6. Ikuti petunjuk penggunaan bedong bila tertulis peruntukan bedong sesuai usia dan berat badan bayi.

7. Bila ada yang menjaga bayi, pastikan dia paham soal keamanannya. 


Direvisi 13/06/22

Baca juga :
Membedong Bayi, Kuno Atau Perlu?
Bolehkah Bayi Dibedong Semalaman?

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Tips Membedong Bayi

Jangan membedong bayi saat bayi sedang demam untuk menghindari suhu tubuh menjadi terlalu panas. Dan jika bayi sudah berusia lebih dari 1 bulan, biarkan ia melatih tangan dan kakinya dengan banyak ger... read more