3 Alasan Pindah Rumah Saat Hamil Tidak Dianjurkan

 


Foto: Pixabay


 

Ketika mengetahui diri Anda hamil, selain menyiapkan tubuh tetap fit, tempat tinggal menjadi fokus kedua. Ayah dan Bunda tentu ingin mempersiapkan rumah yang nyaman dan aman bagi si kecil. Jika sebelumnya tinggal di apartemen, maka Anda berdua mencari rumah yang lebih luas  demi menyambut kelahiran bayi. Namun, soal pindah rumah saat hamil ini ternyata berisiko terhadap kandungan seperti dilansir dari LiveScience.com berikut ini.
 

Kelahiran prematur
Berdasarkan studi yang dipublikasikan tanggal 30 Juli 2019 dalam Journal of Epidemiology dan Community Health, ditemukan hubungan antara pindah ke rumah baru dan dampak negatif pada proses kelahiran. Para peneliti menganalisis lebih dari 100.000 perempuan hamil di negara bagian Washington, AS dan menemukan bahwa 42% dari mereka yang pindah selama trimester pertama kehamilan kemungkinan besar melahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan). Bahkan hasil penelitian menyebutkan bahwa di antara mereka yang pindah selama trimester pertama, 9,1% melahirkan prematur (sebelum 37 minggu kehamilan) dibandingkan dengan hanya 6,4% dari mereka yang tidak pindah rumah selama trimester pertama.

Penelitian tersebut hanya menemukan hubungan dan tidak membuktikan bahwa berpindah menyebabkan kelahiran prematur atau hasil kelahiran berbahaya lainnya. Mungkin ada pula faktor lain yang tidak dapat diperhitungkan oleh peneliti studi, seperti alasan untuk pindah, yang berpengaruh pada risiko. Oleh karena itu, terlalu dini untuk memberi rekomendasi kepada ibu hamil agar menghindari pindahan selama kehamilan.

"Studi kami adalah langkah pertama dalam mengidentifikasi pergerakan sebagai faktor risiko potensial bagi perempuan hamil yang layak diteliti lebih dalam. Tetapi saya tidak berpikir pada titik ini untuk membuat rekomendasi,” ujar penulis utama studi Julia Bond dari Departemen Epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Washington.

Berat badan lahir bayi rendah
Pada studi terbaru para peneliti juga menganalisis informasi dari akta kelahiran bayi-bayi tahun 2007 hingga 2014 yang lahir di negara bagian Washington. Secara keseluruhan, penelitian ini mencakup data dari sekitar 28.000 perempuan hamil yang pindah selama trimester pertama dan sekitar 112.000 perempuan yang menetap selama kurun waktu tersebut. 

Hasil penelitian menunjukkan 37% di antaranya lebih memungkinkan memiliki bayi dengan berat lahir rendah dibandingkan perempuan hamil yang tinggal menetap selama trimester pertama. Di antara mereka yang pindah selama trimester pertama, 6,4% bayi dianggap memiliki berat lahir rendah (di bawah 2.500 gram) dibandingkan dengan 4,5% dari ibu hamil yang tidak berpindah selama trimester pertama.

Para peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi risiko kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah, seperti usia ibu, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, hingga kebiasaan merokok. Namun, sayangnya studi baru ini tidak dapat mengungkapkan mengapa berpindah rumah pada trimester pertama berhubungan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.

Memicu stres
Saat seorang ibu hamil memilih berpindah rumah sebelum proses melahirkan maka muncul sejumlah risiko, di antaranya gangguan terhadap perawatan kesehatan yang dialami selama pindah rumah, kelelahan fisik dan emosional saat pindahan, serta gangguan terhadap dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman yang mungkin jadi tinggal berjauhan setelah pindah. Harapannya penelitian di masa depan dapat melihat lebih detail misalnya berbagai alasan berpindah rumah (seperti mencari rumah yang lebih besar, menanggapi penggusuran, atau situasi yang tidak aman) untuk memeriksa faktor-faktor yang memiliki hubungan terkait dengan proses melahirkan.

 

PRIMA SOERATNO


Baca juga:
10 Cara Mudah Pindah Tempat Tidur

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

ASI Penuh Cinta untuk Bayi Prematur

Bayi yang lahir prematur memang butuh penanganan berbeda ketimbang bayi yang cukup usia kandungannya. Menyusui bayi prematur perlu kesabaran ekstra dan penanganan tertentu agar berhasil dengan baik. B... read more