6 Gangguan Membahayakan Janin

 

Sampai saat ini para ilmuwan “mencatat” ada sekitar 6 “ancaman” yang mengancam keselamatan anak sejak masih dalam kandungan.

1. Kanker. Paparan polusi udara makin memburuk di kota-kota besar. Penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah ibu di wilayah Manhattan dan Bronx Selatan, New York,  mengungkap asap kendaraan bermotor yang terhirup memicu bayi lahir dengan berat badan rendah dan terjadinya malformasi organ jantung (pembentukan jantung yang kurang sempurna). Zat polutan yang ditemukan para peneliti pada ibu di wilayah Manhattan dan Bronx Selatan, Amerika adalah polycyclic aromatic hydrocarbons (disingkat PAHs). Yaitu, polutan yang ditemukan pada asap kendaraan bermotor, rokok dan asap pabrik. Paparan PAHs selama hamil bisa menyebabkan kerusakan DNA yang meningkatkan risiko kanker dan menyebabkan bayi memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami keterlambatan perkembangan kecerdasan di usia 3 tahun.

2. Penyakit Jantung. Hasil studi tim peneliti David Barker menunjukkan, asupan makanan yang inadekuat (kurang) pada ibu selama hamil, membuat janin mengalihkan nutrisi yang yang masuk atau terserap untuk perkembangan organ-organ paling vital, yaitu otak. Sementara itu, perkembangan organ lain jadi sedikit “diabaikan”, dan pada akhirnya dalam 20 tahun berikutnya kerja jantung jadi lemah. Bayi lahir dengan berat badan kurang akibat asupan gizi ibu selama hami yang kurang berisiko penyakit jantung karena asupan makanan yang kurang mengganggu perkembangan jantung.

3. Obesitas. Studi dilakukan oleh para peneliti dari Harvard Medical School dalam jangka panjang mengungkap: semakin besar pertambahan berat badan calon ibu selama hamil, semakin besar risiko anaknya akan mengalami obesitas mulai usianya 3 tahun. Studi lanjutan yang masih berkait dengan studi pertama tadi memperlihatkan adanya kaitan pertambahan berat badan yang berlebihan pada ibu selama kehamilan menyebabkan bayi dalam kandungan berisiko tinggi mengalami obesitas ketika menginjak usia remaja.

4. Diabetes. “Saya selalu menanyakan berat lahir kepada para pasien diabetes yang saya tangani,” demikian ujar Mary-Elizabeth Patti, asisten profesor pada Harvard Medical School. Pakar yang juga dokter dan peneliti pada Joslin Diabetes Center, Amerika ini mengungkap kaitan erat antara risiko diabetes dan berat lahir rendah. Sama dengan risiko penyakit jantung, diabetes di masa dewasa, dipicu oleh asupan gizi yang kurang. Sebaliknya, pertambahan berat badan pada ibu hamil yang berlebihan juga memicu terjadinya gangguan metabolisme pada janin. Risiko diabetes pun menghadang anak kelak.

5. Schizophrenia. Kondisi selama hamil ternyata juga mempengaruhi temperamen, kecerdasan dan kesehatan mental anak hingga dewasa kelak. Studi mengungkap ibu hamil yang membiarkan dirinya kelaparan atau berada dalam kondisi stres berisiko tinggi melahirkan anak yang mengalami schizophrenia (gangguan mental yang kompleks). Catherine Monk, asisten profesor psikiatri pada Universitas Columbia, Amerika, menemukan mood ibu bahkan sebelum hamil berpengaruh pada perkembangan psikologis dan mental anak. Tim peneliti ini masih berusaha menemukan, bagaimana mood ibu secara langsung mempengaruhi perkembangan janin. Ibu hamil stres dan kelaparan cenderung melahirkan anak dengan schirzophrenia karena nutrisi yang kurang akan mengganggu perkembangan saraf.

6. Depresi. Riset menemukan, risiko tinggi kelahiran prematur plus berat badan lahir rendah pada bayi yang ibunya mengalami depresi. Para peneliti juga mengungkap adanya kemungkinan mood ibu berkaitan langsung dengan sensitivitas janin terhadap stres dan akibatnya membentuk temperamen buruk setelah bayi lahir.

9 Bulan yang Menakjubkan


 



Artikel Rekomendasi

post4

Manfaat Jalan Kaki Untuk Ibu Hamil

Jalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu hamil. Sebelum melakukannya, pastikan dulu Anda tahu manfaatnya dan risikonya bagi kehamilan Anda.... read more