Hamil Dengan Kelainan Jantung

 

Saya (29) sedang hamil 3 bulan dan menderita kelainan jantung yang disebut arithmia cordis, yaitu ritme jantung yang tidak teratur. Sejak belum menikah, saya sering jatuh pingsan bila kelelahan atau menahan tangis. Dokter sudah melakukan pemeriksaan echokardiografi untuk melihat kondisi jantung saya. Selama hamil ini saya sudah sadar untuk membatasi aktivitas agar  tidak kelelahan dan jatuh pingsan serta membuat ritme jantung menjadi kacau, sebab akan berpengaruh pada proses pertumbuhan janin saya. Atas saran dokter, saya mengambil cuti melahirkan lebih awal dan lebih panjang. Dokter juga menyarankan saya agar melahirkan dengan operasi Caesar.

Kata Dokter:
Risiko hamil dengan kelainan jantung adalah akan terjadinya penambahan beban kerja pada jantung ibu. Karena ketika seorang ibu hamil, maka akan terjadi peningkatan volume darah sekitar 30% yang harus dipompa jantungnya ke seluruh tubuh ibu dan juga harus mampu mencapai tubuh janinnya.

Dokter akan melakukan penilaian sejauh mana kehamilan memengaruhi kelainan jantung ibu –dan sebaliknya, sejauh mana kelainan jantung ibu berpengaruh terhadap tumbuh-kembang janinnya. Selain itu juga perlu dipertimbangkan dampak dari obat-obatan yang digunakan ibu untuk membantu mengatur ritme jantung, terhadap janinnya.

Bila jenis obat yang dikonsumsi akan  berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin, bahkan berisiko cacat, maka jenis obat harus diganti dengan jenis yang sangat ringan risikonya. Selanjutnya, terus dilakukan pemantauan yang cermat untuk mengetahui titik puncak beban kapasitas dan kemampuan jantung ibu yang sudah tidak dapat ditelorensi, dan akan membahayakan jiwa ibu. Pada titik inilah dokter akan melakukan tindakan persalinan melalui operasi untuk menghentikan beban jantung ibu.

Dr. dr. Ali Sungkar, SpOGK

 



Artikel Rekomendasi