Hamil di Bawah Usia 20 Tahun Berisiko Tinggi

 

Belum siap mental
Secara mental, menurut Nessi Purnomo, PSi, MSi, Psikolog anak dari “Personal Growth,” Jakarta, pasangan-pasangan yang hamil dan punya bayi pada usia muda memiliki ‘kelemahan’.  Mereka belum siap 100% untuk menjadi orang tua. Usia yang masih realtif muda membuat mereka belum memiliki pengalaman hidup yang cukup untuk membentuk suatu kesadaran yang lebih tinggi dalam memahami kehidupan.

Hidup adalah sebuah siklus yang terdiri dari serangkaian tahapan. Mereka umumnya belum menyadari bahwa seperti halnya proses kehamilan yang akan berakhir setelah si bayi lahir, kehidupan mereka yang ‘heboh’ dengan kehadiran bayi di tahun-tahun pertama juga hanya bersifat sementara.

Mereka masih dalam taraf belajar menjadi orang tua. Pengalaman hidup mereka masih minim dan kepribadian serta karakter mereka masih belum matang. Inilah yang menyebabkan umumnya orang tua muda usia menjalani peran sebagai orang tua baru dengan kebingungan.

Tak mengherankan bila Pasangan-pasangan muda usia mudah terjebak pada situasi sulit  di saat bayi mereka baru lahir dan mengubah seluruh kehidupan mereka. Kebanyakan mereka juga belum memiliki kesabaran yang cukup untuk bekal menghadapi situasi saat kehidupan mereka mengalami perubahan drastis dan juga di saat proses transisi, sebagai tahap persiapan untuk menjadi orang tua.

Kehidupan dengan bayi yang terasa merepotkan itu seringkali membuat mereka mudah depresi dan kewalahan. Ini, menurut Nessi Purnomo, disebabkan kepribadian ibu maupun ayah belum cukup matang  sehingga mereka cenderung tidak sabar dan mudah meledak.

Pasangan muda usia yang memiliki bayi dan kerepotan dengan kegiatan rutin mengurus dan merawat bayi, belum menyadari untuk saling mendukung. Si ayah baru, sering merasa diacuhkan karena si ibu baru ‘sibuk’ dengan urusan perawatan bayinya. Mereka berdua ini biasanya akan merasa saling asing karena seakan-akan masing-masing hidup di dalam dunianya sendiri.

Kesibukan mengurus bayi yang kemudian menjauhkan pasangan tersebut, bila tidak segera disadari akan membuat hubungan mereka semakin jauh, dan dapat menjadi pemicu yang potensial untuk merusak pernikahan. Mereka belum memiliki kesadaran untuk rela berkorban demi pasangan maupun anak. Mereka juga belum memiliki kesabaran yang cukup untuk menghadapi kehebohan situasi yang mereka jalani.

Nah, bagi Anda yang sedang menjalani kehamilan di usia muda, sebaiknya lebih berhati-hati dan lakukan konsultasi dengan dokter kandungan Anda secara rutin. Sementara Anda yang berniat untuk hamil muda, alangkah lebih baik untuk menundanya hingga usia Anda cukup matang, begitu juga organ-organ reproduksi serta kondisi Anda secara psikologis untuk menjadi orang tua. (Dok. FG/IRM)

Baca juga: 
7 Penyebab Kehamilan Berisiko Tinggi
 

 



Artikel Rekomendasi