Hamil Kegemukan, Ini Bahayanya

 

foto: shutterstock
 


Gemuk selama hamil itu bukan keharusan. Tapi berat badan bertambah selama hamil, itu harus.

 

Bunda yang sering mendengar nasehat, “orang hamil nggak perlu takut gemuk”, jangan percaya begitu saja. Jangan juga berpikir bahwa diagnosis obesitas pada ibu hamil hanya untuk kasus ekstrem saja. 

 

Menurut survei National Health and Nutrition Examination, 3 dari 10 perempuan mengalami obesitas klinis, artinya mereka mempunyai indeks massa tubuh 30 atau lebih. Indeks massa tubuh mengukur berat badan dengan membandingkannya dengan tinggi badan, adalah alat yang digunakan oleh para dokter untuk mengidentifikasi obesitas. 

 

Ada beberapa ibu yang merasa senang dengan kelebihan berat badan selama hamil, sementara hanya sedikit yang paham bahayanya hamil kegemukan sampai obesitas. “Anda bisa cantih dan sehat, tetapi tidak mungkin gemuk dan sehat,” kata Laura Riley, MD, Direktur Medis di RS Bersalin Massachusettes, Boston. Kegemukan sampai obesitas memberi dampak pada kehamilan, janin, dan hidup Anda sendiri. 

 

Ini bahayanya hamil kegemukan

Menurut American College of Obstetrician and Gynecologists, selama hamil wanita gemuk berisiko:

- Keguguran

- Preeklamsia

- Hipertensi

- Diabetes gestasional 

 

Diabetes gestasional mengakibatkan janin besar. Semakin besar janin, dia harus dilahirkan secara sesar. Demikian juga dengan ibu hamil yang mengalami preeklamsia dan hipertensi. Operasi sesar juga lebih rumit bagi wanita gemuk karena lapisan lemak di bawah kulit menyulitkan untuk dilakukan anestesi spinal dan lebih sulit menemukan vena untuk jalur intravena. Demikian pendapat Naomi Torgerson, MD, dokter di California, dan tentu sulit memindahkan pasien yang terlalu berat bila terjadi kasus kedaruratan. 

 

Risikonya terhadap janin adalah kemungkinan cacat tabung saraf lebih tinggi, lahir mati, lebih besar dari usia kehamilan, dan tingkat obesitas pada anak yang lebih tinggi. Tingkat cacat tabung saraf yang tinggi karena Anda mengonsumsi banyak kalori kosong. Janin yang terlalu besar berisiko tinggi lahir mati. 

 

Lakukan ini untuk menjaga berat badan stabil:

1. Atur pola makan. Hindari produk-produk tinggi lemak, perbanyak sayuran, buah dan kacang-kacangan. Hentikan mengonsumsi minuman manis seperti soft drink dan minuman berkalori lainnya. Konsumsi makanan kecil-kecil tapi sering daripada makan dua kali tapi porsi besar dan banyak sekaligus. Kalau Anda sudah kelebihan berat badan dan cenderung obesitas, lupakan makan untuk dua orang. Di trimester pertama Anda belum membutuhkan ekstra kalori. Di tirmester dua dan tiga Anda hanya butuh tambahan 300 kalori, yang dapat diperoleh dari pisang dan yogurt.

 

2. Bergerak aktif. Yang paling mudah dan aman untuk ibu hamil adalah jalan kaki. Cukup 20 menit sampai 30 menit sehari. Demikian saran dr. Riley. Tujuan Anda adalah mencapai penambahan berat badan sekitar 12 sampai 13 kg selama kehamilan bila berat badan Anda normal. Bila Anda kelebihan berat badan, Anda hanya boleh menambah 7 - 12 kg. Bila Anda obesitas Anda hanya boleh menambah 7 kg. 

 

Banyak dokter merasa tidak nyaman membicarakan masalah berat badan pada pasiennya. Banyak dokter merasa khawatir pasien merasa dihakimi. Dr. Riley menegaskan, dokter dan pasien harus berbicara secara terbuka  untuk topik sensitif seperti obesitas. Kelebihan berat dan obesitas bukan soal bagus tidak bagus secara penampilan  tetapi soal kesehatan. Bila Anda berkomunikasi secara terbuka dengan dokter dan diabetes Anda dikontrol dengan ketat, bayi akan selamat. (IR)


 

 



Artikel Rekomendasi