Ibu Hamil Jangan Takut Kolesterol

 

Kolesterol adalah komponen penting untuk sel otak dan saraf. Konsentrasi tertinggi kolesterol terdapat di jaringan hati, karena di sanalah ia diproduksi dan disimpan. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan jumlah yang disproduksi bergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari makanan.
 
Fungsi kolesterol bagi tubuh cukup vital, yaitu menjaga kesehatan dinding sel dan membran hormon, memproduksi vitamin D, membuat asam empedu, serta asam folat. Tidak kalah penting, kolesterol juga membentuk hormon-hormon penting untuk tubuh. Kolesterol terdiri dari 2 jenis, yaitu High density Lipoproteins (HDL) atau biasa disebut kolesterol baik, dan Low Density Lipoproteins (LDL), si kolesterol jahat.
 
Berkah Saat Hamil
 
Meski dibutuhkan oleh tubuh, kolesterol patut diwaspadai karena dapat membahayakan tubuh tergantung pada kadar dan letaknya. Kadar normal kolesterol adalah kurang dari 200mg/dl. Jika kadar LDL dalam darah meningkat dan HDL turun, maka dapat mengakibatkan dislipidemia atau pembentukan plak atau timbunan kolesterol di dinding dalam pembuluh darah. Jika kondisi ini dibiarkan, bisa mengakibatkan penyempitan pembuluh darah yang berujung pada penyakit stroke dan jantung.
 
Bagaikan berkah bagi ibu hamil, pada masa kehamilan, si “jahat” justru berubah “jinak”, sebab secara fisiologi kehamilan dan janin membutuhkan kolesterol dalam kadar lebih banyak dari biasanya. Menurut Dr. Cindy Rani Wirastu, SpOG., dari RS Royal Taruma Jakarta, kolesterol berperan penting dalam steroidogenesis atau pembentukan hormon steroid yang mendukung proses kehamilan. Hormone steroid estrogen, progesteron, dan testosteron yang dibentuk tubuh ibu selama kehamilan, berperan terjadap pembentukan alat kelamin janin.
 
Jika dibuat grafik, peningkatan kolesterol ibu hamil fluktuatif, namun cenderung meningkat. Pada trimester kedua, kadar LDL mulai meningkat secara signifikan, sebab saat itu plasenta telah terbentuk sempurna dan sudah menghasilkan hormon progesteron. Pada usia kehamilan ke-32 minggu, kadar kolesterol mencapai puncaknya, yaitu 10%-20% di atas kadar kolesterol wanita normal yang tidak hamil, namun tetap aman-aman saja bagi tubuh.
 
Kadar kolesterol tersebut akan turun dengan sendirinya setelah persalinan, meskipun tidak sampai pada level normal karena tubuh memiliki pengaturan tubuh sendiri atau otoregulasi. Kadar yang meningkat akan turun kembali normal lagi setelah 3-6 bulan tergantung apakah Anda menyusui atau tidak, juga tergantung pertambahan berat badan selama hamil.
 
Tetap  Diatur
Meskipun jadi “jinak” bagi tubuh, saat hamil pun tetap ada batasan level kolesterol yang musti dijaga, khususnya bila Anda wanita dengan riwayat kolesterol tinggi sebelum hamil. Itu karena pembuluh darah Anda kemungkinan sudah menyempit sejak sebelum hamil, sehingga dikhawatirkan kadar kolesterol berlebihan akan menimbulkan gangguan saat hamil atau melahirkan.
 
Meski tubuh memiliki sistem otoregulasi yang dapat mengatur dan menyeimbangkan kadar kolesterol saat hamil, ada baiknya sebelum merencanakan kehamilan Anda sudah rutin berolahraga dan mengatur pola hidup serta pola makan. Salah satunya adalah menjaga asupan makanan sumber kolesterol secara seimbang, misalnya daging-dagingan, hati ayam atau sapi, kuning telur, santan, dan susu tinggi lemak. (ES)

 

 



Artikel Rekomendasi