Obat Aman Saat Hamil, Adakah?

 

foto: pixabay

Sangatlah wajar bila  ibu hamil tidak ingin mengonsumsi obat-obatan  selama masa kehamilannya, meski sedang flu, pilek, atau demam. Khawatir obat akan berdampak buruk pada janin, ibu hamil kerap memilih tidak mengonsumsi obat.    
 
Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak ada obat-obatan yang sama sekali aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Karena itu   FDA membuat pengkategorian obat berdasarkan risikonya bila   dikonsumsi saat hamil seperti dilansir oleh www.verywellhealth.com.  
 
Kategori A adalah obat-obatan yang terbukti aman bagi janin saat kehamilan 3 bulan pertama. Beberapa jenis obat masuk dalam kategori ini, kecuali obat untuk penyakit asma.
 

Kategori B adalah obat-obatan yang sudah diuji pada binatang hamil dan menunjukkan tingkat aman, meski belum diuji coba pada ibu hamil.

 
Kategori C adalah obat-obatan yang menunjukkan efek merugikan saat diuji pada binatang hamil namun penggunaannya jauh lebih bermanfaat terhadap potensi risiko negatif pada ibu hamil.

 
Kategori D adalah obat-obatan yang menunjukkan dampak jelas pada janin, tapi pada kasus tertentu harus diresepkan untuk ibu hamil dengan tujuan  menyelamatkan nyawa ibu hamil dan janinnya.
 

Kategori X, yaitu obat-obatan yang pasti akan membuat janin mengalami kecatatan, yang sudah diuji pada binatang hamil maupun wanita hamil.
 
Calon bunda dan bunda yang sedang hamil,   sebaiknya  berkonsultasi dengan dokter tentang risiko dan manfaat obat antialergi. Dokter akan memberikan obat seringan mungkin, namun Anda harus paham soal obat yang akan Anda gunakan. Berikut ini adalah jenis dan kategori obat yang harus Anda pahami:
 

Antihistamin
Chlorpheniramine yang sudah ada sejak dulu, adalah obat antialergi rhinitis – peradangan di rongga hidung akibat alergi. Obat ini aman bagi ibu hamil, dan termasuk kategori B.   Antihistamin yang diproduksi sesudahnya seperti loratadine (dalam bentuk generik dikenal sebagai claritin) dan cetizine (betuk generiknya dikenal dengan nama zytrec) juga termasuk dalam kategori B. Antihistamin  xyzal (levocetirizine) juga masuk dalam kategori B.
 
 
Decongestants
Adalah obat untuk meringankan gejala flu. Pseudiephedrine yang dalam bentuk generiknya menggunakan istilah Sudafed, adalah obat yang disarankan yang diminum melalui mulut, meski tidak untuk ibu hamil di trimester pertama  karena terkait dengan gastroschisis (cacat lahir dinding perut) pada bayi. Obat ini masuk dalam kategori C.
 

Obat semprot hidung
Obat semprot hidung cromolyn sangat membantu meredakan gejala alergi rhinitis jika digunakan sebelum terjadi alergi. Obat ini masuk dalam kategori B dan banyak tersedia di pasaran. Jika obat ini tidak juga membantu meredakan, bisa menggunakan semprotan steroid yaitu budesonide (rhinocort aqua) yang masuk kategori B. Obat semprot lain selain keduanya,   masuk kategori C. Untuk itu pilihlah dengan teliti saat mau menggunakannya.  
 

Immunotherapy
Suntikan untuk meredakan alergi bisa digunakan selama kehamilan, tetapi  dokter ahli alergi akan menurunkan dosisnya hingga 50%. Ada dokter  yang  akan mempertimbangkan untuk menghentikan pemberian obat ini selama kehamilan karena bisa menyebabkan peningkatan risiko anaphylaxis - reaksi alergi berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian, dan kemungkinan risiko bahaya pada janin.
 
Klik di sini untuk info kehamilan lainnya
Prima Soeratno

 

 



Artikel Rekomendasi