Atasi Kegemukan Saat Hamil

 


Irene Diony Bertanya:
Sebelum hamil, tinggi badan saya 160 cm, berat badan (BB) 70 kg. Setelah dihitung Indeks Massa Tubuh (IMT), tembus di angka lebih dari 27 (pertanda obesitas). Saat ini saya sedang hamil 33 minggu, BB 90 kg (naik 20 kg). Apakah kegemukan bisa membahayakan janin saya? Apa yang harus saya lakukan?
 
Dr Rudi Irwansyah, SpOG, Menjawab:
Kegemukan saat hamil dapat mengakibatkan beberapa hal. Di antaranya:

 
  1. Sesak napas.
  2. Susah menemukan posisi tidur.
  3. Amat sangat cepat lelah.
  4. Mudah kegerahan.
  5. Kaki dan tangan bengkak.

Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan ibu hamil yang kegemukan agar terhindari dari beberapa masalah saat menjalani kehamilan dan persalinan.
 
Disiplin atur pola makan. Setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi sangat memengaruhi peningkatan BB selama hamil. Terlalu banyak penambahan BB berbahaya bagi ibu dan janin: ibu berisiko melahirkan bayi prematur atau bayi lahir terlalu besar (makrosomia). Jika sebelum hamil overweight, saat hamil cukup menambah BB 7-11,5 kg. Bila sebelum hamil obesitas, batasi penambahan BB sekitar 6 kg. namun ibu hamil yang obesitas dilarang diet ketat sebab pembakaran cadangan lemak menyebabkan tubuh melepas senyawa yang membahayakan janin. Kebutuhan asupan kalori 2.000-2.300 kalori per hari dan perhatikan camilan yang dimakan. Ganti snack berlemak tinggi seperti gorengan dengan buah kaya serat.
 
Upayakan pemantauan dan pemeriksaan prenatal, serta pemeriksaan tambahan untuk menjamin keselamatan ibu dan janin. Overweight pregnancy adalah kehamilan berisiko tinggi dan dapat memicu berbagai gangguan kesehatan serius: diabetes, tekanan darah tinggi, dan eklampsia. Diabetes, misalnya, penyakit akibat gangguan toleransi metabolisme glukosa ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin seperti kematangan organ terhambat dan kematian janin dalam kandungan. Studi yang disebut dalam The Public Affairs Committee of the Teratology Society menyatakan, bayi yang dilahirkan ibu obesitas perlu perawatan intensif dan lebih rentan terhadap kerusakan tabung saraf. Penelitian Dr Sarah Arrowsmith dari Universitas Liverpool, Inggris (2007) menyebutkan, 50% ibu obesitas meninggal sesaat setelah bersalin. Ini menegaskan, obesitas salah satu risiko terbesar dalam persalinan.
 
Antisipasi induksi dan operasi Caesar. Studi menyebutkan, 1/3 perempuan gemuk yang hamil membutuhkan induksi dalam proses persalinan, dan 3 dari 10 orang harus bersalin caesar. Bila bisa bersalin per vaginam, risiko komplikasi lebih besar dibandingkan ibu hamil dengan BB normal. Bahkan untuk operasi caesar pun ada kemungkinan komplikasi, yaitu infeksi dan pendarahan.
 
Konsultasi ke dokter bila tidak nyaman. Obesitas dalam kehamilan membuat sakit punggung. Pembesaran pembuluh darah vena di kaki bertambah parah, sering lelah, kegerahan, dan terjadi stretch marks. (ES)  

 

 



Artikel Rekomendasi

post4

Pola Makan Ibu Hamil Kena Wasir

Saya sedang hamil 6 bulan menderita wasir sejak hamil 5 bulan dan anus saya terasa panas. Saya sudah mengurangi makanan pedas. Adakah pola makan untuk mengatasi wasir/ambeien selama hamil?... read more