Bahaya! Anemia pada Ibu Hamil Jangan Dibiarkan

 

Foto ilustrasi (Freepik)


Anemia adalah gangguan kesehatan di mana tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk mengalirkan oksigen ke jaringan tisu (sekumpulan sel yang memiliki fungsi yang sama yang membentuk organ tubuh)  di seluruh organ. Ketika jaringan tisu tidak mendapatkan jumlah oksigen yang cukup, maka organ-organ tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik atau sebagaimana mestinya. 

Anemia yang terjadi pada perempuan hamil, memiliki kaitan dengan sejumlah risiko berat, seperti bayi lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, tumbuh kembang bayi lambat, depresi pascamelahirkan, dan kematian pada ibu melahirkan. Di sisi lain, ibu hamil sendiri berpotensi tinggi untuk mengalami anemia, karena ibu hamil membutuhkan lebih banyak sel darah untuk membantu memberikan nutrisi pada bayi. 

Meski memiliki risiko yang sangat merugikan, anemia dapat dengan mudah diatasi jika diketahui sejak dini. Namun apabila anemia dibiarkan dan tidak ditangani, bisa menjadi bahaya baik bagi ibu maupun bayi. 

Gejala anemia pada ibu hamil
Tanda-tanda umum ibu hamil mengalami anemia, di antaranya:
- Kulit, bibir, dan kuku pucat
- Lemah, letih, lesu
- Pusing
- Napas pendek
- Jantung berdebar-bedar
- Sulit berkonsentrasi

Gejala anemia mungkin tidak terlalu tampak pada tahap awal, karenanya ibu hamil perlu rutin untuk memeriksa tekanan darah 

Ada beberapa tipe anemia yang terjadi pada ibu hamil. Di antaranya:

- Anemia karena kekurangan zat besi (iron-deficiency anemia). Jenis anemia ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin dalam jumlah yang cukup. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Anemia defisiensi besi merupakan kasus yang paling umum terjadi pada ibu hamil. 

- Anemia karena kekurangan folat (folate-deficiency anemia). Folat adalah vitamin yang ditemukan secara alami dalam makanan tertentu seperti sayuran berdaun hijau. Tubuh membutuhkan folat untuk menghasilkan sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang sehat.

Selama kehamilan, wanita membutuhkan folat ekstra. Tetapi terkadang asupan folat dari makanan saja tidak cukup. Akibatnya, tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah merah normal yang cukup untuk mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh. Suplemen folat buatan manusia disebut asam folat.

Kekurangan folat secara langsung dapat menyebabkan beberapa jenis cacat lahir, seperti kelainan tabung saraf (spina bifida) dan berat badan lahir rendah. 

- Kekurangan vitamin B12
Tubuh membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Ketika ibu hamil tidak mendapatkan cukup vitamin B12 dari makanan, tubuhnya tidak dapat menghasilkan cukup sel darah merah yang sehat. 

Individu yang tidak makan daging, unggas, produk susu, dan telur, memiliki risiko lebih besar untuk mengalami defisiensi vitamin B12, yang dapat menyebabkan cacat lahir, seperti kelainan tabung saraf, dan mengakibatkan persalinan prematur.

Kehilangan darah selama dan setelah melahirkan juga dapat menyebabkan anemia.

Mencegah dan mengobati anemia
Jika ibu hamil mulai merasakan gejala anemia, lakukan penanganan dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau suplemen asam folat. Perbanyak pula asupan makanan yang mengandung tinggi zat besi, folat, dan B12, seperti daging, telur, produk susu. Semua bahan makanan tersebut tinggi protein hewani. 

Untuk mencegah anemia terjadi, terapkan diet sehat dengan makanan yang kaya zat besi: daging merah, sayuran hijau, sereal dan biji-bijian, kacang-kacangan, serta makanan sumber vitamin C karena vitamin C membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi.



ALI

 



Artikel Rekomendasi

post4

Tak Kunjung Hamil

Ketika lama tak punya buah hati, wanita kerap ’dituduh’ menjadi penyebabnya. Bagaimana sebenarnya?... read more