5 Hal Wajib Tahu Soal Pemotongan Tali Pusat

 



Foto: Pixabay

 
 
Sesaat setelah bayi dilahirkan, banyak hal terjadi begitu cepat. Salah satu momen yang penting adalah pemotongan tali pusat bayi yang sebelumnya terhubung dengan Bunda dari pusarnya. Berikut 5 hal berkaitan dengan tali pusat seperti dilansir oleh www.whattoexpect.com yang harus Anda ketahui.
 
Apa itu tali pusat?
Sejak di awal minggu kehamilan, tali pusat telah menjadi jalur hidup antara ibu dengan bayinya. Si kecil menerima darah kaya nutrisi dan oksigen dari Bunda, kemudian mengirimkan karbondioksida dan membuang kotoran kembali ke tubuh Anda. Tali pusat membentang dari titik sentral di perut bayi Anda ke plasenta, yang mengatur aliran molekul dan sel darah di kedua arah. Selama tali pusat melekat pada bayi Anda dan plasenta Anda masih utuh di dalam diri Anda, maka pertukaran ini terus berlanjut.
 
Pemotongan tali pusat
Memotong tali pusat merupakan salah satu hal pertama yang dilakukan sebagian besar dokter kandungan dan bidan ketika bayi dilahirkan—baik  kelahiran normal atau melalui operasi sesar. Dalam 15-20 detik sejak bayi lahir ke dunia, dokter maupun bidan menggunakan penjepit untuk menghentikan darah mengalir di antara bayi dan Bunda, lalu Ayah—jika bersedia—dapat memotong tali pusat menggunakan gunting. Selanjutnya sisa tali diberikan bersama plasenta.
 
Menunda penjepitan tali pusat
Pada awal 2000-an, para peneliti mempelajari bayi prematur dan menyadari bahwa membiarkan tali pusat melekat selama 45 detik—bukan hanya 15-20 detik setelah kelahiran—pada umumnya mengurangi kemungkinan si kecil membutuhkan transfusi darah nantinya. Lagi pula, setiap detik atau menit tali pusat melekat lebih lama pada bayi sama dengan memberikan waktu ekstra bagi darah ibu dikirimkan ke tubuh bayi.
 
Studi ini menghidupkan kembali gagasan tentang menunda penjepitan tali pusat yang sebenarnya telah menjadi acuan sebelum tahun 1950. Artinya penjepitan ini bisa dilakukan setelah 30 detik hingga beberapa menit atau bahkan sampai plasenta keluar sebelum memotong tali pusat.
 
Manfaat menunda pemotongan tali pusat
Pada tahun 2013, sebuah tinjauan besar dari studi-studi ini menemukan bahwa bayi yang tali pusatnya dipotong lebih dari satu menit setelah kelahiran memiliki kadar hemoglobin dan zat besi—kedua molekul yang dibutuhkan pada hari-hari dan minggu-minggu pertama kehidupan untuk membantu perkembangan bayi—lebih tinggi dalam darah mereka. Bahkan enam bulan setelah pemotongan tali pusat, bayi dalam kelompok ini memiliki risiko lebih rendah untuk mengalami kekurangan zat besi.
 
Studi lain telah menemukan bahwa bayi baru lahir memiliki sedikit peradangan di tubuh mereka ketika pemotongan tali pusat tertunda, mungkin hal ini pengaruh sel induk yang mengalir ke tubuh bayi bersama dengan darah. Sebuah penelitian tahun 2015 pun menemukan bahwa anak-anak—terutama anak laki-laki—yang tali pusatnya terputus nantinya memiliki keterampilan motorik dan sosial yang lebih baik.
 
Aturan ‘1-3 menit’
Di tahun 2014 WHO mengeluarkan pedoman baru yang merekomendasikan bahwa pemotongan tali pusat untuk sebagian besar bayi ditunda hingga satu hingga tiga menit setelah kelahiran. Pedoman tersebut berlaku untuk kelahiran prematur dan cukup bulan, baik persalinan pervaginam (melalui vagina) maupun sesar. Sementara American College of Gynecologists (ACOG) dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan penundaan penjepitan tali pusat sampai setidaknya 30-60 detik setelah kelahiran.
 
Jika Bunda juga ingin menunda pemotongan tali pusat bayi selama beberapa menit setelah kelahiran, bicarakan dengan dokter sebelum hari persalinan. Namun, jika pada saat melahirkan Anda mengalami kesulitan bernapas, penting untuk memotong tali pusat lebih awal sehingga si kecil bisa mendapatkan semua bantuan yang dibutuhkannya untuk menghirup napas pertama.


PRIMA SOERATNO


Baca juga:
6 Cara Mudah Merawat Tali Pusat Bayi Baru Lahir
3 Hal Wajib Tahu Soal Pusar Bodong

 

 



Artikel Rekomendasi