7 Hal Tentang Menyusui yang Harus Diketahui Calon Ibu

 

Foto: Envato


Yakin akan bisa menyusui, itu bagus. Banyak hal calon bunda perlu tahu bahwa menyusui butuh perjuangan.

 

Betapa bahagianya para bunda yang begitu melahirkan, ASI langsung memancar dengan deras. Langsung dapat memberikan kolostrum pada bayi. Tapi bayangan indah menyusui tak seindah praktiknya. Kombinasi berbagai perasaan sehabis melalui proses bersalin dengan kewajiban baru - menyusui - bisa memperberat kondisi emosi ibu baru.

 

Tips dari Allegra Gast, konsultan laktasi dari Hawaii, calon bunda perlu tahu ini:

1. Proses belajar menyusui itu butuh waktu. Meski menyusui itu hal yang alami, butuh waktu untuk dipelajari. Setiap bayi itu unik, Anda harus belajar supaya kerja sama dengan bayi bisa berhasil. Sama seperti belajar sesuatu yang baru, Anda mungkin bisa mempelajari tanpa masalah, tetapi terkadang perlu beberapa kali mencoba.

 

Sama seperti belajar berjalan, bayi juga belajar menyusu. Setiap bayi berbeda. Ada yang cepat dapat menyusu,  ada yang harus mencoba berkali-kali. Tidak ada masalah dengan Anda. Intinya jangan pernah menyerah. Latihan berulang kali.

 

2. Tidak semua bayi siap segera begitu lahir. Banyak rumah sakit membuat Anda terburu-buru ingin bayi segera dapat menyusu dalam satu jam pertama. Realitanya itu tidak selalu terjadi. Anda mungkin pernah mendengar istilah skin to skin contact, yaitu melekatkan bayi baru lahir pada ibu selama 60 menit. Ini sangat penting dan sangat dianjurkan, tetapi bukan jaminan bayi langsung dapat menyusu. 

 

Bayi baru saja muncul dari ‘dunia’ yang memberinya makan selama 24 jam 7 hari lewat tali pusar dan menelan cairan ketuban. Sekarang harus mengambil dari luar dan menanggapi isyarat rasa lapar. Bayi mungkin tidak langsung lapar begitu dia lahir. Mungkin dia hanya ingin tidur. Nggak masalah. Selama gula darah stabil, tidak kuning dan tidak ada komplikasi kesehatan, tidak apa-apa bila tidak langsung menyusu. Jangan gugup dengan staf rumah sakit yang segera menyodorkan bayi sejam setelah Anda melahirkan. Bila gula darah bayi menurun dan kuning, perahlah ASI pertama Anda, dan berikan pada perawat agar memberikannya pada bayi. 

 

3. Menyusui sama seperti menikah. Menyusui dilakukan setiap hari dan ada komitmen. Pernikahan butuh usaha dan komitmen. Pernikahan tidak selalu mulus. Demikian pun menyusui. Banyak alasan mengapa ibu memilih menyusui ASI. Apakah supaya murah, mudah, lebih sehat, untuk bonding. Harus dibicarakan dengan suami mengapa memilih ASI. Bila suami jelas mendorong Anda untuk memberikan ASI, dia akan selalu menyemangati.



4. Setiap bayi itu berbeda. Metode yang berhasil pada satu ibu belum tentu berhasil pada ibu lain. Ada ibu yang begitu mudah menyusui dua anak pertama, tetapi bermasalah dengan anak ke 3. Apa yang Anda kira bisa berhasil untuk ibu, ternyata tidak berhasil untuk bayi. 


5. Ciptakan 'desa' Anda. Ingat ibu-ibu di desa zaman dulu. Mereka punya banyak bantuan dan dukungan. Dalam budaya kita saat ini, kita cenderung mengasingkan diri dan menekan diri sendiri untuk melakukan banyak hal. Ini membuat kelelahan fisik dan mental yang berdampak pada kesehatan dan menganggu proses menyusui. Anda harus mencari bantuan dan dukungan.


6. Jangan merasa buruk karena minta bantuan. Entah mengapa, kita merasa lemah kalau minta bantuan. Kita merasa bukan super mom. Ini tidak benar. Minta bantuan itu tidak salah. Mengurus cucian, makanan, perlu bantuan orang lain. Mungkin Anda juga butuh perawat diri Anda sehabis bersalin. Anda perlu fokus pada diri sendiri karena menyusui butuh waktu dan dedikasi. Bantuan dan semangat akan sangat membantu.



7. Pahami tubuh Anda sendiri. Memahami cara kerja tubuh, sangat penting. Ini dapat dipelajari di kelas prenatal bila Anda mengikuti kelas ini. Anda juga akan tahu seberapa besar perut bayi dan kebutuhannya. (IR)

 



Artikel Rekomendasi