Jaga Kesehatan Tulang Setelah Melahirkan, Ada Triknya

 

Foto: shutterstock


Penting diketahui bagaimana kehamilan memengaruhi kesehatan tulang, dan apa yang terjadi setelah bayi lahir. 

 

Perempuan memasuki masa kehamilan tidak bisa berharap tubuhnya tidak terdampak. Karena nyatanya semua orang sudah paham bahwa janin mendapatkan makanan dari tubuh ibu - termasuk dari tulang - lewat plasenta. 

 

Maka itu wajar kalau bunda bertanya-tanya sekhawatir apa seharusnya soal kesehatan tulang selama hamil? Lalu harus bagaimana menjaganya?

 

Jessica Rachel Starr, MD, seorang ahli kesehatan tulang dan spesialis penyakit tulang metabolik dari HSS Endocrinologists memberikan penjelasannya seperti dimuat di hss.edu. Ia menjelaskan bagaimana kehamilan dan menyusui bisa memengaruhi kesehatan tulang, apa tandanya Anda berisiko mengalami masalah kesehatan tulang, serta cara menghindarinya. 

 

Hamil membuat tulang keropos. Betulkah?

 

Kehamilan justru merupakan masa terbaik bagi tulang. Mengapa? Tingginya hormon esterogen sangat baik untuk membangun tulang. Di dalam tubuh, tulang dibangun oleh sel-sel yang disebut osteoblast dan dipecah oleh sel osteoclasts. Esterogen membantu siklus ini. Itu sebabnya kerapuhan tulang terjadi di masa menjelang menopause karena produksi hormon esterogen semakin menurun. 

 

Sisi positifnya dampak kehamilan terhadap kesehatan tulang adalahselama hamil calon ibu mengonsumsi kalsium baik sebagai suplementasi maupun dari makanan. Puncak massa tulang paling optimal adalah usia 30 tahun, dan akan menurun di usia setelahnya.

 

Berkurangnya massa tulang terjadi begitu seorang perempuan melahirkan, tidak tergantung pada apakah bunda menyusui atau tidak. Penurunan massa tulang terjadi ketika siklus menstruasi mulai terhenti. Jadi tidak ada kaitan antara menyusui dengan berkurangnya massa tulang.

 

Siapa yang rentan?

 

Kalau Anda memulai kehamilan dengan massa tulang yang rendah, faktor risikonya adalah:

- Ada riwayat keluarga yang menderita osteoporosis.

- Anda pernah mengalami gangguan perilaku makan.

- Mengalami gangguan pencernaan seperti radang usus atau radang pada organ pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium.

- Memiliki kelainan atau penyakit tulang.

 

Sementara ada ibu yang mengalami pemulihan massa tulangnya selama hamil, tetapi tidak dapat berharap kembali normal karena dimulai dengan defisit.

 

Bunda yang mengalami masalah tulang sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk hamil agar dapat melindungi tulangnya semaksimal mungkin sebisanya.

 

Pada kasus yang jarang, kehamilan dan menyusui dikaitkan dengan osteoporosis dapat menyebabkan ibu rentan patah tulang, terutama di panggul, dengan atau tanpa jatuh. Gejala umumnya adalah rasa sakit yang menyiksa di punggung atau di mana pun patah tulang terjadi, harus segera mencari pertolongan. 

 

Ibu baru, jaga tulang! 

Mengasuh anak sangat menantang dan banyak tuntutannya. Mengembalikan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung kesehatan - termasuk tulang - dapat  membantu Anda lebih bertenaga, mengurangi stress dan memberi contoh yang baik bagi anak tentang merawat diri. 

 

Satu aspek penting adalah makan dengan tepat. Meski susu mengandung banyak kalsium, Anda dapat menambahnya lewat sayuran berdaun hijau seperti bayam, sawi, bok choy dan chia seed. 

 



Artikel Rekomendasi