Risiko Proses Kelahiran Lama pada Ibu dan Bayi

 

Fotosearch


Proses kelahiran setiap bayi berbeda-beda. Ada yang cepat dan lancar, ada juga yang lama dan sulit. Menurut ilmu kebidanan dan kandungan, durasi normal persalinan pertama (primigravida) maksimal 24 jam, dihitung mulai kontraksi pertama terjadi hingga lahirnya bayi. Sedangkan pada persalinan kedua dan seterusnya (multigravida), adalah 12 jam. Disebut persalinan lama bila telah melebihi durasi tersebut. Ini risikonya pada Ibu dan anak bila persalinan lama:

Pada ibu, dapat menimbulkan perasaan gelisah, letih, yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh, detak nadi dan pernapasan. Ibu berisiko mengalami meteorismus (perut kembung), pembengkakan serviks dan/atau vulva, dehidrasi, infeksi, nyeri bagian bawah rahim, dan pada akhir persalinan berisiko menyebabkan ruptur uteri (rahim lepas), serta kematian karena perdarahan atau infeksi (Manuaba, 2010). Pascapersalinan banyak ibu dengan persalinan lama mengalami trauma postpartum.

Pada janin, risiko persalinan lama adalah mengakibatkan denyut jantung janin menjadi cepat atau tidak teratur, mengalami keracunan akibat menghirup air ketuban yang tercampur mekonium atau kotoran pertama bayi —cirinya air ketuban kental, kehijau-hijauan, dan berbau. Selain itu janin berisiko mengalami benjolan kepala (caput succedaneum) akibat tekanan rahim atau dinding vagina, mengalami gawat janin, asfiksia atau tidak dapat bernapas spontan saat lahir, hingga kematian di dalam kandungan maupun di jalan lahir.

(Tim Ayahbunda/BDH/SAN)

Baca Juga:
- Yuk, Kenali 5 Prosedur Epidural
- 3 Cara Efektif Mengurangi Rasa Sakit Menjelang Persalinan
- 4 Hal yang Terjadi Saat Proses Melahirkan

 



Artikel Rekomendasi