Baby Blues, Depresi Ringan Sebelum PPD

 



Anda sedang menikmati status sebagai ibu baru. Timeline sosmed Anda penuh dengan ucapan selamat atas kelahiran si kecil. Setiap hari Anda menerima kunjungan teman dan kerabat dekat di rumah. Harusnya Anda bahagia, apalagi si kecil lahir sehat dan Anda pun tidak perlu berlama-lama  di rumah sakit.

Nyatanya sudah seminggu ini Anda gampang merasa sedih, tidak berdaya, dan mudah cemas. Sedikit-sedikit Anda cemas tidak bisa menyusui si kecil dengan baik. Anda juga merasa sangat kelelahan mengurus si kecil meskipun orang tua dan suami ikut membantu. Saat ada orang yang berkomentar kurang enak tentang Anda atau si kecil, Anda langsung merasa sedih dan tidak berdaya.

Ketika Anda menceritakan pada suami, ia menganggap Anda terlalu sensitif. Dua minggu Anda mengabaikan perasaan campur aduk itu. Di minggu berikutnya, Anda mulai sering mendengar suara-suara yang entah datang dari mana. Anda pun menjauh dari si kecil. Setiap hari Anda lebih sering menangis tanpa sebab. Keluarga dekat mengganggap Anda lebay. Suami malah menganggap Anda mulai tidak waras.

Waspada ya, Bunda. Banyak ibu baru yang tidak sadar terkena baby blues. Biasanya, gejalanya muncul 2 minggu pasca melahirkan. Ditandai dengan perasaan yang sering sedih dan kuatir, menangis tanpa sebab, merasa tidak berdaya, dan sulit tidur.

“Sebanyak 80 persen Ibu melahirkan pernah mengalami baby blues, yaitu depresi ringan karena adanya perubahan hormon pada ibu saat hamil dan melahirkan. Faktor lainnya, berasal dari kondisi psikologis ibu selama menjalani kehamilan. Bila pernah mengalami stres atau kurang mendapat dukungan dari suami dan keluarga besar, maka dapat memperbesar kemungkinan mengalami baby blues,” kata Judiana Ratnasari, M.Psi, Psikolog dari Universitas Indonesia.  

 



Artikel Rekomendasi