Curcol atau posting foto tidak dilarang, tapi hati hati karena urusannnya bisa panjang.
Revisi Undang-Undang No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang mulai berlaku Senin, 28 November 2016, mengingatkan kita kembali untuk berhati-hati menggunakan media sosial. Sebab tak jarang kita lupa bahwa apa yang di-posting di facebook, twitter atau instagram, meski itu dilakukan di hand phone sendiri, dilakukan di kamar mandi atau sambil tiduran di kamar, saat sudah masuk ke ruang publik akan dilihat oleh ratusan bahkan mungkin ribuan orang.
“Karena itu ruang publik, ya ada konsekwensi, sosial dan hukum. Jika kita melanggar etika sosial akan dihukum secara sosial. Misalnya, dikucilkan atau jadi bahan omongan orang lain. Sedangkan kalau melanggar hukum, ya, ancamannya hukuman,” kata Nukman Luthfie, pengamat media sosial.
Sebab itu, Nukman mengingatkan kembali bagi pengguna media sosial bahwa ada 5 hal yang tidak boleh dilakukan di media sosial misalnya:
1. Menyebarkan kebencian. Jika Anda ingin mengurangi beban emosi karena kebenciaan Anda pada seseorang yang Anda kenal atau tidak, obrolkan saja secara langsung dengan pasangan atau teman dekat. Cara itu bisa lumayan melegakan hati.
2. Tidak boleh mengancam. Jangan sampai, deh, karena kesalnya Anda lalu menulis akan mencelakakan seseorang.
3. Menuliskan sesuatu keburukan tentang suku, ras, agam, dan antargolongan (RAS). Misalnya, mengatakan bahwa suku tertentu itu jelek dan suku Anda lah yang baik. Karena hal tersebut bisa menyinggung suku tersebut dan memicu perpecahan.
4. Camkan baik-baik, jangan mem-posting foto anak dengan pose-pose yang mengundang pedofilia seperti mengenakan baju renang bukan di kolam renang atau anak sedang mengangkang.
5. Anak baru boleh memiliki akun sosmed saat ia berusia 13 tahun. Jadi, tak perlulah si kecil yang baru lahir Anda buatkan akun. Belum tentu juga saat besar nanti ia senang pada akunnya.
Nukman menyarankan, "Posting tulisan atau gambar yang positif, yang memberi pencerahan dan inspirasi, meskipun Anda bukan seorang motivator." (IAH)