Kiat Minum Obat Saat Menyusui

 

Obat yang diminum ibu menyusui dapat mencemari air susu. Tapi pemberian ASI harus jalan terus.

Apakah Anda harus minum obat dalam jangka waktu lama, misalnya obat-obatan untuk penyakit diabetes? Atau hanya dalam beberapa hari seperti antibiotik? Atau hanya satu kali seperti obat penenang? Apa pun yang Anda alami, pertimbangan beberapa hal berikut:

Tanya dokter. Langkah bagus jika Anda diskusi dengan dokter tentang alternatif penyembuhan tanpa obat. Misalnya mengatasi infeksi virus dengan istirahat dan banyak mengonsumsi vitamin dari buah-buahan.
 
Minum obat hanya jika memang perlu.
  • Hindari obat-obatan yang kandungannnya berupa kombinasi bermacam-macam zat aktif. Tanyakan pada dokter atau apoteker. Sebagai contoh: Untuk pereda nyeri dan penurun demam, cukup minum parasetamol. Untuk sakit maag, obat yang berisi magnesium hiroksida dan aluminium hidroksida.
  • Pilih obat yang paling kecil risikonya muncul dalam ASI dan paling singkat keberadaanya dalam ASI. Dengan kata lain, dosisnya serendah mungkin dan dalam waktu yang sesingkat mungkin.
  • Pilih obat yang mencantumkan aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui.   


Atur jadwal minum obat. Bila obat diminum segera setelah selesai menyusui atau sebelum bayi tidur panjang, maka kemungkinan masuknya obat ke dalam ASI makin kecil.
 
Cermati dan waspadai gejala-gejala yang diperlihatkan bayi. Misalnya, bayi jadi rewel, timbul ruam atau bercak merah/biru, sakit, kejang perut (kolik), atau ada perubahan pada pola tidur dan makannya. Bila muncul salah satu gejala ini, segera beritahu dokter, termasuk jenis obat yang Anda konsumsi.
 
Pelajari cara memerah dan menyimpan ASI. Dengan demikian, bila Anda harus menjalani pengobatan yang tidak bisa dilakukan bersamaan dengan kegiatan menyususi, maka bayi tetap mendapat ASI.

 



Artikel Rekomendasi