Kenali Ciri-Ciri Predator Seksual

 

Foto: Pexels



Berita kasus pemerkosaan yang menggemparkan di Manchester, Inggris, baru-baru ini yang dilakukan seorang mahasiswa WNI, menjadi pembicaraan hangat juga di Indonesia. Pelaku menyasar para lelaki, yang hingga saat ini telah tercatat sebanyak 197 korban. Seperti diberitakan BBC Indonesia, Pengadilan Manchester Inggris memvonis hukuman seumur hidup kepada pelaku.

Dari berbagai kasus yang pernah terjadi, tidak hanya menyasar orang-orang dewasa (pria atau wanita), ada juga predator seksual yang menyasar anak-anak. Dari kasus di Manchester tersebut, ada beberapa hal yang dapat diambil orang tua sebagai pelajaran untuk melindungi anak-anak mereka dari predator seksual.

Pendidikan tinggi bukan jaminan akhlak seseorang
Pelaku adalah laki-laki WNI yang menempuh pendidikan pascasarjana di Inggris sejak tahun 2007. Lulusan teknik arsitektur ini memperoleh dua magister di Universitas Manchester dan S3 di Universitas Leeds. Pendidikan tinggi ternyata tidak menghalangi seseorang dari melakukan tindakan asusila dan kriminal. 

Laki-laki juga bisa menjadi korban pemerkosaan
Selama ini melekat persepsi bahwa yang menjadi korban pemerkosaan adalah perempuan. Namun, pada kasus ini, dan kasus-kasus lainnya, terbukti bahwa aksi amoral dan kriminal ini juga dapat menyasar laki-laki. Kepolisian Manchester Raya menyatakan sebanyak 48 korban, dari empat persidangan terpisah, semuanya adalah laki-laki, berumur antara 17 tahun sampai 36 tahun.

Waspada terhadap predator seksual
Isu predator seksual memang bukan hal baru. Namun, kasus ini mengingatkan, predator seksual bisa jadi ada di sekitar kita. Pelaku dikatakan melancarkan aksinya di apartemennya dan mendapatkan korban dengan modus mengajak mampir kemudian diberi minuman keras. Sebagai orang tua, ajari anak sejak dini untuk tidak mudah menerima pemberian makanan atau minuman dari orang asing. Anak bisa menolak dengan halus, namun jika dipaksa, mereka boleh berteriak atau mengadu kepada orang tua atau orang dewasa lain (ibu-ibu bersama anak atau petugas keamanan) yang ada di dekatnya.  

Mengutip dari Healthista, terapis Leonie Adamson yang banyak menangani pelecehan seksual, menjelaskan bagaimana mengenali ciri-ciri predator seksual. 

Sangat perhatian pada tahap awal
Predator seksual mulai melancarkan aksinya dengan memberi perhatian kepada korban. Ia dapat mengajak bicara, mengirim pesan dan menelepon dengan pembicaraan yang terkesan normal, tetapi bermaksud membuat korban merasa disayangi dan diperhatikan. Pada tahap ini tidak ada hal yang mencurigakan. Namun sebenarnya ia sedang membangun proses ketergantungan korban sehingga masuk perangkap jahatnya.

Menggunakan bahasa manipulatif
Pelaku dapat mengejek korbannya terkait pakaian, teman-temannya, atau apa pun yang tak memenuhi ekspektasi pelaku. Namun, ini hanya trik untuk membuat korban merasa tertekan dan kelelahan secara emosional. Pada akhirnya, pelaku dapat membuat korban meminta maaf dan mengendalikan perilaku korban.

Playing victim
Predator seksual dapat bersikap seolah-olah dia korban atas kerusakan yang ia timbulkan. Dia bisa menyalahkan korban ketika muncul permasalahan, sehingga korban justru merasa bersalah dan pelaku berlagak innocent

Berusaha melemahkan korban
Ini biasanya dilakukan dengan cara mengatakan bahwa pelaku mencintai dan menyayangi korban, sehingga korban teperdaya, kemudian percaya. Korban juga akan dijauhkan dari lingkaran orang-orang yang bisa diajak bicara dan membantu permasalahannya. Orang-orang terdekat korban seperti keluarga dan teman dianggap sebagai ancaman oleh pelaku.
 
(Alika Rukhan)

 

 



Artikel Rekomendasi