Astaxanthin, Antioksidan untuk Daya Tahan Tubuh hingga Perbaiki Kulit

 

Foto ilustrasi (Freepik)


Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh negeri, banyak orang menjadi lebih sadar pentingnya daya tahan tubuh. Kesadaran ini diikuti dengan tren mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat menjaga atau bahkan meningkatkan daya tahan tubuh. Tak heran jika berbagai bahan makanan sampai vitamin sempat diburu masyarakat selama beberapa bulan terakhir ini. 

Namun di antara sejumlah bahan makanan dan vitamin penambah daya tahan tubuh yang populer di kalangan masyarakat, astaxanthin sepertinya belum banyak dikenal. Tetapi mungkin Anda sudah pernah - atau bahkan sering - mendengar astaxanthin digunakan sebagai bahan aktif produk kosmetik. 

Apakah astaxanthin itu? Menurut  Dokter Spesialis Alergi-imunologi, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI., astaxanthin adalah salah satu karotenoid, yaitu pigmen alami yang menyebabkan tanaman atau hewan memiliki warna merah. Pigmen ini berada pada beberapa jenis alga dan hewan air seperti salmon, udang, dan lobster. 

Karotenoid dengan pigmen merah jingga, adalah antioksidan biologis yang kuat yang muncul secara alami di berbagai organisme. 

Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, antioksidan sangat dibutuhkan oleh setiap orang untuk memperkuat daya tahan. Bahkan tidak di masa pandemi pun, tubuh perlu antioksidan. 
 

"Terpenting pada kondisi seperti ini adalah antioksidan. Ini penting sekali, karena proses di dalam tubuh, seperti makanan dan segala macam, akan terbentuk oksidan-oksidan. Jadi, antioksidan itu adalah salah satu yang meningkatkan sistem imun. Antioksidan ada di vitamin A, C, dan E. Kalau ada yang sejenis itu yang bisa kita konsumsi, itu bagus sekali, seperti astaxanthin misalnya. Dan, ini bisa dijadikan suplementasi untuk kecukupan antioksidan dalam tubuh kita," ujarnya. 

Cara kerja antioksidan adalah menetralisir molekul radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan zat-zat yang dapat menimbulkan racun di dalam tubuh. Dan, antioksidan menangkal dampak  racun-racun tersebut. 

Antioksidan sebenarnya bisa didapat dari makanan dan minuman seperti sayur, buah, dan hewan tertentu. Namun jika konsumsi sayur dan buah kita tidak mencukupi, kata Prof. Iris, dapat dibantu dengan suplemen. 

"Kalau kita tidak yakin dengan kecukupan mengonsumsi buah dan sayur, kita bisa menambahnya dengan mengonsumsi suplemen. Contohnya, suplemen yang mengandung astaxanthin yang memang sangat khas mengandung antioksidan. Namun, bagi orang yang sudah yakin dengan konsumsi buah dan sayur, ya sudah, tidak apa-apa jika tidak melengkapinya dengan suplemen," kata Prof. Iris. 

Sayangnya, konsumsi sayur dan buah sehari-hari sering tidak cukup. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 400 gram per hari. Sedangkan rata-rata  orang Indonesia hanya konsumsi 173 gram per hari (data BPS 2016).

Salah satu suplemen antioksidan yang berasal dari astaxanthin yaitu Asthin series dari SOHO. Menurut VP Research & Development SOHO Global Health, Dr. Raphael Aswin Susilowidodo, MSi., Asthin series merupakan rangkaian suplemen kesehatan yang mengandung Astaxanthin sebagai sumber antioksidan. 

Suplementasi Asthin sering digunakan sebagai terapi suportif yang berfungsi untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. "Asthin mengandung bahan aktif natural Astaxanthin yang berasal dari mikroalga spesies Haemustococcus pluvalis. Sebagai salah satu senyawa golongan karotenoid, astaxanthin memiliki potensi antioksidan yang sangat kuat," ucapnya.

Potensi antioksidan Astaxanthin adalah 6000x lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin C, 500x lebih kuat bila dibandingkan dengan vitamin E, 550x lebih kuat bila dibandingkan dengan EGCG (kandungan pada teh hijau), 800x lebih kuat bila dibandingkan dengan Coenzyme Q10 & 75x lebih kuat bila dibandingkan dengan asam α-lipoat. 
 


Di antara manfaat Asthin adalah memperbaiki sirkulasi darah dengan memelihara kelenturan sistem pembuluh darah; Mengurangi risiko stroke bagi penderita hipertensi, diabetes dan kolesterol dengan mencegah pembentukan arterosklerosis; mencegah terjadinya peptic ulcer; mengurangi kelelahan mata akibat akomodasi mata yang berlebihan; mengurangi risiko penuaan dini; dan meningkatkan kelembapan dan elastisitas kulit sehingga mampu membantu mengurangi kerut, keriput dan jerawat pada kulit.

Terkait Covid-19, astaxanthin dapat memainkan peran utama dalam regulasi respons imun, penurunan regulasi komponen proinflamasi dan mempertahankan stres oksidasi, menghasilkan pengurangan badai sitokin. Dari berbagai penelitian in vitro, in vivo dan uji klinis, astaxanthin memiliki efek imunomodulasi, anti-inflamasi, dan antioksidan. 

ALI

 



Artikel Rekomendasi